Kuliner Khas Mojokerto: 5 Makanan Autentik yang Wajib Dicoba
Vendor Outbound - Jika berbicara tentang Mojokerto, bayangan akan
reruntuhan peninggalan Majapahit dan arca-arca batu yang menyimpan sejuta kisah
masa lalu kerap mendominasi. Kota yang satu ini memang tak bisa dilepaskan dari
sejarah kejayaan kerajaan besar di tanah Jawa. Namun, di balik sisa-sisa
kejayaan itu, ada satu warisan lain yang tak kalah penting: kuliner.
Mojokerto bukan hanya soal situs sejarah. Di sela aroma
dupa dan batu bata merah tua, kota ini juga menawarkan kekayaan rasa yang khas
dan penuh makna. Kuliner Mojokerto ibarat arsip hidup yang tersaji dalam bentuk
makanan—disimpan turun-temurun lewat resep nenek moyang, diwariskan dalam rasa
dan teknik olahan yang nyaris tak berubah sejak puluhan, bahkan ratusan tahun
lalu.
Yuk kita telusuri sederet kuliner yang bukan hanya
menggoda lidah, tetapi juga mengandung narasi budaya lokal. Ini bukan tentang
makanan biasa yang bisa dijumpai di berbagai kota. Ini tentang sajian-sajian
otentik yang nyaris eksklusif ada di Mojokerto—unik dalam bahan, teknik, dan
kisah di baliknya.
Kuliner Mojokerto:
Antara Rasa dan Warisan Leluhur
Resep Turun-Temurun
yang Dijaga Rapat
Banyak makanan khas Mojokerto lahir bukan dari dapur
besar berstandar industri, tetapi dari tungku kecil di rumah-rumah warga.
Resepnya seringkali tidak tercatat di buku, tetapi diwariskan lewat ingatan,
lidah, dan tangan generasi ke generasi. Beberapa keluarga bahkan enggan
mempublikasikan resep asli mereka demi menjaga keunikan rasa.
Bahan Lokal, Cita Rasa
Otentik
Apa yang membuat kuliner Mojokerto punya rasa yang
berbeda? Jawabannya ada pada bahan.
Banyak dari bahan-bahan dasar makanan diambil dari
hasil bumi lokal—sayuran segar dari lereng-lereng pegunungan sekitar,
rempah-rempah dari kebun sendiri, hingga keong sawah yang diambil langsung dari
pematang desa.
Semua ini menciptakan rasa yang tidak mudah ditiru di
luar kota ini.
Teknik Masak yang
Menyatu dengan Tradisi
Tak semua makanan dimasak dengan teknik modern. Justru,
banyak yang menggunakan cara lama yang dianggap “ribet” oleh sebagian orang:
menyangrai, menumbuk dengan lesung, atau membakar dengan arang kelapa.
Tapi dari “keribetan” itu, lahirlah rasa yang
dalam—bukan hanya enak, tapi juga membekas.
5 Permata Kuliner
Mojokerto yang Wajib Dicoba
1.
Sate Keong
(Kolombi)
Si Kecil dari Sawah yang Jadi Bintang di Piring. Sekilas,
sate ini tampak biasa saja. Tusuk-tusuk daging kecil berbalur bumbu merah
menyala. Tapi ketika tahu bahan dasarnya, Anda mungkin akan mengernyit—keong
sawah. Ya, kolombi, begitu masyarakat setempat menyebutnya.
Keong sawah yang dulunya dianggap sebagai hama kini
naik pangkat jadi primadona. Dagingnya kenyal, gurih, dan punya cita rasa unik
yang tak dimiliki daging biasa.
Sebelum ditusuk dan dibakar, keong ini direbus dan
dibersihkan dengan bumbu rempah, lalu direndam dalam campuran kecap dan cabai
rawit agar meresap sempurna.
Tidak banyak yang bisa mengolah keong sawah jadi
makanan lezat. Tapi di Mojokerto, terutama di daerah Mojosari dan Pungging, olahan
keong ini menjadi favorit Masyarakat.
Baca juga: Mengenal Sate Kolombi Khas Mojokerto
2.
Onde-Onde Mojokerto
Onde-onde bisa ditemukan di mana saja. Tapi hanya di
Mojokerto, kue bulat berisi kacang hijau ini naik kasta menjadi ikon kota. Apa
yang membuatnya berbeda?
Pertama, dari tampilannya: onde-onde Mojokerto
sepenuhnya terbalut biji wijen yang dipanggang sempurna hingga menghasilkan
aroma sangrai yang kuat. Kulitnya lebih tebal namun garing, memberikan sensasi
“kriuk” saat digigit. Isian kacang hijaunya tidak terlalu manis, padat, dan
lembut—pas menemani teh hangat di sore hari.
Beberapa toko legendaris di Mojokerto bahkan telah
memproduksi onde-onde sejak zaman kolonial. Rasanya? Tak banyak berubah, tetap
autentik, dan selalu mengundang nostalgia.
3.
Krupuk Melarat
Namanya memang agak menyayat hati: melarat. Tapi justru
dari kesederhanaan inilah tercipta keunikan. Krupuk melarat dibuat tanpa minyak
sama sekali. Sebaliknya, proses penggorengannya dilakukan dengan pasir panas.
Teknik ini bukan hanya unik, tapi juga menciptakan
tekstur yang berbeda. Krupuk menjadi lebih ringan dan renyah, dengan rasa gurih
alami dari tepung singkong dan bumbu tradisional.
Proses memasak menggunakan pasir juga mencerminkan
kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya yang ada—ekonomis, fungsional,
dan tetap nikmat.
Di beberapa pasar tradisional seperti Pasar Tanjung
Anyar, krupuk ini masih bisa ditemukan, disajikan dengan saus sambal kacang
yang khas.
4.
Nasi Pecel Mojokerto
Banyak orang menganggap pecel sebagai makanan biasa.
Tapi bagi masyarakat Mojokerto, pecel adalah identitas.
Apa bedanya dengan pecel dari daerah lain? Bumbu pecel
Mojokerto terkenal lebih kental dan “medok”—memiliki rasa yang kaya, dengan
kombinasi manis, gurih, dan pedas yang seimbang.
Aroma daun jeruk purut memberi sentuhan segar yang
khas. Sayuran yang digunakan juga biasanya berasal dari kebun sendiri, seperti
kenikir, kacang panjang, dan bayam.
Biasanya, nasi pecel disajikan dengan peyek kacang
renyah, tempe goreng tipis, dan sesekali ditambah rempeyek udang kecil. Makan
sepiring pecel di pagi hari di warung-warung kaki lima Mojokerto adalah
pengalaman yang sederhana, tapi luar biasa membekas.
5.
Ledre
Ledre mungkin terdengar asing bagi yang belum pernah ke
Mojokerto. Padahal kue ini adalah camilan legendaris yang masih bertahan hingga
kini. Terbuat dari tepung beras, santan, dan gula merah, ledre dibuat pipih dan
digulung saat masih panas.
Cita rasanya manis lembut dengan sentuhan gurih dari
santan. Aromanya mengingatkan pada kue pasar tradisional yang akrab di masa
kecil. Ledre sering kali dijual di pasar pagi atau oleh-oleh khas Mojokerto.
Di Mana Bisa Menemukan
Kuliner Otentik Ini?
1.
Warung Khas Lokal
Banyak warung kecil yang tidak memasang papan nama
besar tapi selalu ramai pembeli. Justru di sanalah rasa sejati Mojokerto bisa
ditemukan. Salah satunya adalah warung sate keong di Desa Japanan, yang konon
telah berdiri sejak tahun 1980-an.
2.
Pasar Tradisional
Pasar seperti Pasar Tanjung Anyar dan Pasar Mojosari
adalah titik penting untuk berburu jajanan autentik. Mulai dari onde-onde,
ledre, sampai nasi pecel, semua bisa ditemukan dalam satu area—dengan harga
bersahabat dan nuansa lokal yang kuat.
3.
Rekomendasi dari Warga Lokal
Bertanya langsung kepada warga lokal masih menjadi cara
paling ampuh. Mereka biasanya tahu persis warung mana yang sudah puluhan tahun
berdiri dan mempertahankan rasa otentik. Banyak juga blog kuliner lokal yang
secara khusus membahas kuliner Mojokerto, lengkap dengan peta dan rekomendasi.
Mengapa Kuliner
Mojokerto Layak Dijelajahi?
Makanan bukan hanya tentang rasa. Ia adalah cara kita
memahami budaya, sejarah, dan cara hidup masyarakat. Mencicipi sate keong atau
onde-onde khas Mojokerto bukan sekadar soal mengisi perut, tapi menyelami
cerita yang lebih dalam.
Menyelami tentang bagaimana masyarakat setempat
berinovasi dari keterbatasan, mempertahankan tradisi di tengah arus
modernisasi, dan berbagi rasa melalui generasi.
Ketika wisata sejarah sudah selesai, jangan buru-buru pulang. Luangkan waktu menyusuri gang-gang kecil yang tersembunyi di balik arca, dan temukan warisan yang bisa disantap. Karena di Mojokerto, setiap rasa adalah cerita. Dan setiap cerita pantas untuk dinikmati perlahan.