5 Kuliner Khas Gunung Bromo yang Wajib Dicoba Wisatawan
Vendor Outbound - Gunung Bromo telah lama menjadi destinasi favorit bagi pencinta wisata alam, petualang, dan fotografer matahari terbit. Namun, bagi mereka yang jeli, keindahan Bromo tak hanya ada di lautan pasir atau kawahnya yang ikonik. Ada cerita rasa yang mengiringi setiap embusan kabut pagi—kuliner lokal yang khas, sederhana, dan menghangatkan. Kuliner yang tak hanya memanjakan lidah, tapi juga menjadi pelengkap sempurna dari petualangan di kawasan pegunungan ini.
Berikut lima kuliner khas Bromo dan sekitarnya yang wajib kamu cicipi, baik sebagai penyemangat setelah menanti sunrise, atau sekadar pelipur dingin saat kabut mulai turun.
1. Nasi Aronan: Menu Sarapan Warga Lereng Gunung
![]() |
Nasi Aronan |
Tak semua orang akrab dengan istilah “nasi aronan.” Kuliner ini sejatinya adalah nasi jagung, makanan pokok alternatif masyarakat Tengger di sekitar Bromo. Diolah dari jagung yang ditumbuk dan dikukus, nasi ini memiliki tekstur yang sedikit kasar, namun terasa ringan di perut. Kelebihannya? Mengenyangkan dan cocok untuk suhu dingin.Biasanya, nasi aronan disajikan bersama sayur lodeh, ikan asin, tahu tempe goreng, dan sambal terasi. Menu ini banyak ditemukan di warung-warung kecil milik warga, terutama di wilayah Ngadisari dan Cemoro Lawang.
Bagi wisatawan, menyantap nasi aronan saat pagi hari setelah turun dari Penanjakan menjadi pengalaman tersendiri. Harganya pun bersahabat, berkisar antara Rp15.000–Rp20.000 per porsi.
Rekomendasi tempat: Warung Bu Marmi di jalur menuju Lautan Pasir Bromo dikenal menyajikan nasi aronan dengan cita rasa yang konsisten.
Sumber foto: Pinterest
2. Sop Ayam Tengger: Hangat, Gurih, dan Kaya Rempah
![]() |
Ilusttrasi Sop Ayam Tengger |
Saat suhu turun hingga belasan derajat Celsius, semangkuk sop ayam berkuah hangat bisa menjadi penyelamat. Di Bromo, sop ayam bukan sekadar sop biasa. Ada campuran rempah khas—seperti kapulaga, cengkeh, dan daun jeruk—yang memberi sensasi harum dan rasa yang dalam. Daging ayam kampung yang digunakan menambah kelezatan, apalagi jika dimasak dalam waktu lama hingga kuahnya benar-benar meresap. Biasanya disajikan bersama nasi hangat dan sambal ulek.
Sop ini paling nikmat disantap saat siang menjelang sore, ketika suhu mulai kembali dingin dan kabut mulai merambat turun ke jalanan desa. Harga rata-rata: Rp18.000–Rp25.000 per porsi.
Tempat yang direkomendasikan: Warung Mbok Yayah di Dusun Wonokitri, dekat jalur utama menuju Seruni Point, dikenal akan sop ayamnya yang gurih dan porsi melimpah.
Sumber foto: Pinterest
3. Wedang Pokak: Warisan Minuman Rempah Suku Tengger
![]() |
Ilustrasi Wedang Pokak |
Wedang pokak biasanya diseduh dalam teko kecil dan disajikan bersama camilan ringan seperti kacang goreng atau tempe mendoan. Di banyak warung sekitar Bromo, minuman ini tersedia sepanjang hari. Menyeruput wedang pokak sambil menikmati pemandangan bukit dan aktivitas warga sekitar menjadi momen kecil yang tak terlupakan.
Harga segelas: Rp5.000–Rp8.000
Rekomendasi: Cobalah di kedai kecil di depan parkiran jeep Cemoro Lawang. Biasanya penjual juga menjajakan gorengan hangat sebagai teman wedang.
Sumber foto: Pinterest
4. Kentang Bakar dan Jagung Rebus: Camilan Khas Lereng Gunung
![]() |
Ilustrasi Jagung Rebus |
Di sepanjang jalan menuju kawasan wisata Bromo, khususnya pada sore hingga malam hari, kamu akan menjumpai para penjual camilan hangat khas pegunungan. Kentang lokal yang ditanam di ladang sekitar Tosari, dibakar di atas arang lalu disajikan polos atau dengan olesan mentega dan garam. Teksturnya lembut, dan rasanya manis alami. Selain kentang, jagung rebus juga menjadi favorit. Dibungkus dalam daun pisang dan direbus hingga empuk, jagung ini memberi sensasi kenyal-manis saat dikunyah.
Ini bukan sekadar camilan. Di udara dingin yang menusuk, makanan sederhana ini terasa luar biasa nikmat. Harga satu porsi kentang atau jagung: Rp7.000–Rp10.000. Makan langsung saat panas, lebih nikmat jika disandingkan dengan wedang pokak atau teh panas.
Sumber foto: Pinterest
5. Mie Instan Plus Telur: Kuliner Ikonik Pasca-Sunrise
![]() |
Mi Instan Plus Telur |
Meski bukan kuliner tradisional, tak lengkap rasanya ke Bromo tanpa sarapan mie instan di warung-warung sederhana setelah melihat matahari terbit. Fenomena ini bahkan bisa disebut sebagai “ritual wisata kuliner Bromo”. Bayangkan, kamu baru saja menyaksikan cahaya oranye muncul dari balik Gunung Semeru, hawa dingin masih melekat, dan semangkuk mie panas disajikan lengkap dengan telur rebus dan kerupuk. Sederhana tapi memuaskan.
Warung-warung di sekitar Penanjakan, Seruni Point, maupun area Cemoro Lawang menyediakan menu ini. Beberapa juga menawarkan varian toping seperti bakso atau sosis. Harga: Rp12.000–Rp20.000, tergantung toping. Jangan terlalu banyak menunggu. Mie akan cepat mengembang dan kehilangan kenikmatan jika tidak segera disantap.
Sumber foto: Pinterest
Tips Berburu Kuliner di Sekitar Bromo
Berburu kuliner di kawasan Gunung Bromo memang menyenangkan, tetapi ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan agar pengalamanmu maksimal:
Datang lebih pagi: Warung-warung lokal biasanya buka sejak subuh untuk melayani wisatawan sunrise tour. Ini momen terbaik untuk merasakan cita rasa segar dan suasana pedesaan.
Pilih tempat lokal: Selain lebih murah, warung milik warga cenderung menawarkan resep turun-temurun yang lebih otentik.
Siapkan uang tunai: Tidak semua tempat menerima pembayaran digital. Sediakan pecahan kecil untuk kemudahan transaksi.
Hangatkan diri sebelum makan: Jika terlalu kedinginan, tubuh bisa sulit menikmati makanan. Gunakan jaket tebal atau selimut ringan saat makan di area terbuka.
Jangan takut mencoba: Beberapa nama makanan mungkin asing di telinga, tapi justru itu yang membuat pengalaman kulinermu makin kaya.
Kuliner bukan hanya tentang rasa. Di Bromo, makanan adalah bagian dari lanskap: ia hadir sebagai penghangat, pengingat, dan pengikat pengalaman. Tak perlu restoran mewah atau plating ala fine dining. Di tengah hawa sejuk dan pemandangan megah, semangkuk sop ayam atau sepiring nasi aronan bisa terasa jauh lebih berkesan.
Jadi, jika kamu sedang merencanakan perjalanan ke Bromo, sisihkan waktu untuk eksplorasi rasa. Karena siapa tahu, justru dari wedang pokak hangat itulah kamu menemukan kehangatan yang selama ini dicari. Kuliner Bromo mana yang paling ingin kamu coba lebih dulu? Atau punya rekomendasi lain yang belum disebutkan? Tulis di kolom komentar dan bagikan pengalamanmu.