Jumat, 30 Mei 2025

Kenali Lento, Pelengkap Wajib Lontong Balap Khas Jawa Timur



Lebih dari Sekadar Gorengan Pelengkap

Vendor Outbound - Lontong Balap telah lama menjadi ikon kuliner dari Jawa Timur yang digemari lintas generasi. Perpaduan antara lontong padat, tauge segar, tahu goreng, dan kuah petis yang khas menciptakan sajian yang menggugah selera.

Namun, di balik kesederhanaannya, terdapat satu elemen yang sering kali luput dari perhatian namun sangat menentukan kenikmatan: lento.

 

Lento atau lentho dalam pelafalan di beberapa daerah, bukan hanya gorengan biasa yang asal ditempatkan di atas piring. Ia merupakan bagian penting dari keseimbangan rasa dalam sepiring Lontong Balap.

 

Tanpa lento, sajian ini serasa kehilangan satu dimensi penting dalam cita rasanya. Layaknya bass dalam sebuah komposisi musik, lento bekerja diam-diam namun memberi struktur yang kokoh.

 

Mengenal Lento Lebih Dekat

Dari tampilan, lento terlihat seperti gorengan sederhana berwarna keemasan, berbentuk pipih lonjong atau bulat. Teksturnya renyah di luar namun lembut dan sedikit padat di bagian dalam. Yang membuatnya istimewa bukan hanya bentuknya, melainkan juga bahan dasarnya.

 

Lento tradisional dibuat dari kacang tolo, yakni kacang kecil berwarna cokelat tua atau alternatif lain seperti singkong parut. Kedua bahan ini menghasilkan rasa gurih alami, namun kacang tolo memiliki rasa khas yang lebih kuat dan tekstur lebih kokoh.

Di beberapa wilayah seperti Kediri atau Madiun, gorengan ini lebih dikenal sebagai lentho. Meski nama berbeda, teknik pembuatan dan bahan dasarnya pada dasarnya sama: bahan nabati yang dihaluskan, dibumbui, lalu digoreng hingga matang sempurna.

 

Lento dalam Sejarah Lontong Balap

Menelusuri perjalanan lento berarti menyelami jejak budaya kuliner masyarakat Jawa Timur. Lontong Balap diyakini berasal dari Surabaya dan kemudian menyebar ke daerah sekitarnya seperti Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, hingga Kediri.

Dalam penyebarannya, tiap daerah memberi sentuhan khas lokal, dan lento menjadi salah satu elemen yang dipertahankan.

 

Pada awalnya, lento hadir karena sifatnya yang praktis dan bahan bakunya mudah ditemukan. Baik kacang tolo maupun singkong merupakan hasil pertanian lokal yang murah dan bergizi. Selain mengenyangkan, lento juga memberikan asupan protein nabati.

 

Namun, seiring waktu, fungsi lento berkembang. Ia bukan lagi sekadar pelengkap, tapi bagian integral dari pengalaman makan Lontong Balap. Kombinasi kuah petis yang kaya rasa dan lento yang gurih menciptakan harmoni yang disukai banyak orang.

Baca juga: Rasa Khas Lontong Balap Mojokerto yang Bikin Rindu Kampung Halaman 

Bahan dan Bumbu Esensial untuk Membuat Lento

Walau tampak sederhana, membuat lento membutuhkan ketelatenan dan pemilihan bahan yang tepat. Berikut bahan dan bumbu utamanya:

Bahan utama:

  • Kacang tolo (bisa diganti dengan singkong parut)
  • Tepung sagu atau tapioka (untuk pengikat)
  • Air secukupnya

 

Bumbu halus:

  • Bawang putih
  • Bawang merah
  • Ketumbar
  • Kencur (opsional, untuk aroma khas)
  • Daun jeruk yang dicincang halus
  • Garam dan sedikit gula

 

Kacang tolo direndam semalaman hingga lunak, kemudian direbus dan ditumbuk kasar. Campuran bumbu halus dimasukkan ke dalam adonan kacang, lalu ditambahkan tepung agar mudah dibentuk dan tidak hancur saat digoreng.

 

Lento Kaca Tolo
Sumber: Kompas.com

Langkah-Langkah Membuat Lento Tradisional

Berikut proses membuat lento yang otentik:

Persiapan bahan utama

o    Kacang tolo direndam dan direbus hingga empuk, lalu ditumbuk kasar agar teksturnya tetap terasa.

Pengolahan bumbu

o    Bumbu dihaluskan dan dicampur bersama kacang serta daun jeruk cincang.

Membuat adonan

o    Tambahkan tepung dan air secukupnya hingga adonan kalis dan bisa dibentuk.

Proses penggorengan

o    Bentuk adonan sesuai selera, umumnya lonjong pipih. Goreng dalam minyak panas sampai berwarna kuning keemasan.

Hasil akhir yang baik adalah lento dengan tekstur luar yang garing dan dalamnya tetap lembut. Bila digoreng dengan suhu yang tepat, lento bisa tetap renyah cukup lama.

 

Mengapa Lento Penting dalam Lontong Balap

Walau bisa disajikan tanpa lento, Lontong Balap akan terasa kurang lengkap tanpa kehadirannya. Lento memiliki fungsi unik dalam menyeimbangkan rasa keseluruhan hidangan.

  • Sebagai penyeimbang rasa kuah petis
    Kuah petis dengan cita rasa manis dan sedikit asam bisa terasa dominan. Lento yang gurih membantu meredam rasa tersebut, menciptakan rasa yang lebih menyatu.
  • Menambah variasi tekstur
    Tekstur lembut dari lontong, kekenyalan tahu, dan kress-nya tauge menjadi lebih menarik saat berpadu dengan kerenyahan lento. Setiap elemen memberi sensasi berbeda dalam setiap suapan.
  • Memberi aroma khas
    Daun jeruk dan kencur dalam adonan lento memberikan sentuhan aroma yang lembut namun khas, semakin memperkaya pengalaman makan.

Tak heran jika banyak penikmat Lontong Balap menyebut bahwa tanpanya, sajian ini terasa ‘kosong’.

 

Ragam Lento di Berbagai Wilayah

Meski berbahan dasar kacang tolo di banyak tempat, ada juga variasi dari daerah seperti Mojokerto dan Blitar yang menggunakan singkong parut. Rasanya tetap nikmat, hanya saja teksturnya lebih lembut dan berserat. Penggunaan bahan ini biasanya menyesuaikan musim dan ketersediaan.

Beberapa penjaja bahkan menambahkan irisan daun bawang agar rasanya lebih berlapis. Ada pula yang membuat versi lebih tipis dan kecil agar lebih kriuk saat digigit.

 

Tips Menikmati Lento bersama Lontong Balap

Agar pengalaman makan semakin nikmat, berikut beberapa tips saat menyantap lento:

  • Campurkan ke dalam kuah
    Biarkan lento sedikit menyerap kuah petis. Bagian luarnya jadi lembek sedikit, namun dalamnya tetap padat yang dapat menambah kompleksitas rasa.
  • Tambahkan sambal petis
    Sambal pedas manis khas Jawa Timur sangat cocok dipadukan dengan lento. Kombinasi rasa ini sering bikin ketagihan.
  • Santap selagi panas
    Lento paling nikmat saat baru digoreng dan disantap bersama Lontong Balap hangat. Tekstur dan rasa akan terasa maksimal.

 

Mengapresiasi Lento, Si Pelengkap yang Menentukan

Lento mungkin bukan komponen utama yang langsung mencuri perhatian. Tapi bagi yang mengenal kelezatan Lontong Balap sejati, lento adalah bagian tak terpisahkan. Ia bukan hanya pengganjal, melainkan unsur penting yang menyatukan seluruh elemen rasa.

 

Lain kali saat Anda mencicipi Lontong Balap dari Surabaya atau Mojokerto, jangan lupakan lento-nya. Perhatikan bagaimana kehadirannya menyatu dalam kuah, lontong, dan tauge. Dalam tradisi kuliner Nusantara, seringkali yang tampak kecil dan sederhana justru menyimpan peran besar.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *