Duel Si Hitam Legendaris, Rawon Nguling VS Rawon Malang
VendorOutbound - Siapa sangka, sepiring kuah hitam bisa menyimpan begitu banyak
cerita? Di antara deretan kuliner khas Nusantara yang kaya rasa dan sejarah,
nama rawon punya tempat tersendiri di hati para pencinta makanan
tradisional.
Bukan hanya
karena rasanya yang unik, tapi juga karena ia menyimpan jejak budaya,
perdebatan rasa, hingga loyalitas penggemarnya yang terbagi dalam dua kubu:
Rawon Nguling dan Rawon Malang.
Meskipun
berasal dari wilayah yang saling berdekatan di Jawa Timur, dua versi rawon ini
punya karakteristik yang cukup berbeda. Dari cara meracik bumbu, pilihan
daging, hingga pelengkap penyajiannya, semua detail jadi pembeda yang
menentukan preferensi penikmatnya.
Mari kupas
tuntas kelezatan rawon dari dua daerah tersebut, mengungkap sejarahnya, serta
membongkar rahasia di balik kuah hitam yang begitu menggoda.
Apa Itu Rawon? Si Kuah
Hitam yang Kaya Rempah
Rawon bukan
sekadar sup daging. Ia adalah warisan kuliner yang memadukan kearifan lokal dan
kekayaan bumbu Nusantara. Yang paling mencolok tentu saja warnanya yang hitam
pekat hasil dari penggunaan kluwek, bumbu khas yang juga sering digunakan dalam
pindang Palembang atau sambal brongkos.
Kluwek
inilah yang menjadi “jantung” dari rawon. Tanpa kluwek, rawon bukan rawon. Biji
berwarna hitam dengan rasa yang kompleks yaitu pahit, gurih, sedikit manis ini
harus diproses dengan cermat agar menghasilkan rasa yang lezat, tanpa
meninggalkan getir atau racun alami yang terkandung jika tidak diolah dengan
benar.
Asal-usul
rawon sendiri bisa ditelusuri dari wilayah Jawa Timur, dengan jejak sejarah
yang tak bisa dilepaskan dari budaya agraris masyarakatnya. Rawon dahulu kerap
disajikan sebagai makanan istimewa saat hajatan atau selametan. Kini, ia
menjelma jadi ikon kuliner yang mendunia, bahkan pernah dipilih CNN sebagai
salah satu sup terenak sejagat.
Rawon Nguling vs. Rawon
Malang: Sama Hitam, Beda Rasa
Rawon Nguling: Sang
Legenda dari Pasuruan
Berbicara
tentang Rawon Nguling, kita bicara tentang sejarah. Dulu, Rawon Nguling hanya
bisa ditemui di sebuah warung legendaris di daerah Nguling, Pasuruan. Tapi
sejak namanya melambung, banyak cabang bermunculan di kota-kota besar seperti
Surabaya dan Malang.
Apa yang membuat Rawon
Nguling istimewa?
Kuah lebih
kental dan gurih-manis. Cita rasa Rawon Nguling cenderung lebih medok, dengan
bumbu yang 'nendang' dari awal sendok pertama.
Daging
empuk tanpa ampun. Biasanya menggunakan sandung lamur atau daging rawonan yang
direbus lama hingga super lembut, nyaris meleleh di mulut.
Pelengkap
khas. Seporsi rawon Nguling biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, telur
asin, sambal terasi, taoge pendek mentah, dan kerupuk udang. Kombinasi ini
bukan hanya menambah tekstur, tapi juga menciptakan rasa yang kompleks yakni
gurih, pedas, asin, segar, dan renyah dalam satu gigitan.
Warna kuah
sangat gelap, tanda bahwa kluwek yang digunakan berkualitas tinggi dan
berlimpah.
Rawon Malang: Lebih Segar, Lebih Ringan
Malang
sebagai kota wisata tak pernah kehabisan stok kuliner legendaris. Rawon di sini
punya karakter yang sedikit berbeda dari versi Nguling.
Kuah lebih
encer, tapi tetap kaya rasa. Rawon Malang tak terlalu “berat” di lidah, cocok
buat mereka yang ingin rasa rawon yang tidak terlalu tajam.
Sentuhan
segar. Banyak warung rawon di Malang menyajikan irisan daun bawang segar,
kadang ditambah jeruk limau atau tomat sebagai garnish.
Rasa
sedikit lebih ringan, mungkin karena bumbu tidak terlalu dimedok atau
penggunaan kaldu lebih dominan.
Pilihan
lauk beragam. Di beberapa tempat, rawon disajikan dengan empal goreng, paru,
atau bahkan tempe goreng.
Persamaan: Kuah Hitam dan Kehangatan Tradisi
Meski punya
ciri khas masing-masing, Rawon Nguling dan Rawon Malang tetap punya benang
merah:
Kluwek sebagai bumbu utama, memberi warna
hitam dan rasa khas.
Menggunakan
daging sapi, biasanya bagian sandung lamur atau iga.
Rempah
Nusantara lengkap: serai, daun jeruk, lengkuas, bawang merah-putih, ketumbar,
jintan, merica, kunyit, dan lain-lain.
Intinya,
tak peduli kamu tim Nguling atau tim Malang, keduanya tetap satu dalam
kelezatan.
Bongkar Rahasia Dapur
Rawon
Kluwek: Si Hitam yang
Jadi Bintang
Tak semua
kluwek bisa dijadikan rawon. Kunci utama adalah:
- Pilih yang tua dan kering.
Warna hitam pekat dan aroma khas adalah tanda kualitas.
- Rebus dan rendam, lalu keruk
isinya.
- Tes rasa. Kluwek yang pahit
atau terlalu getir harus dibuang. Bumbu ini sensitif. Sedikit saja salah,
bisa merusak keseluruhan rasa rawon.
Rempah-rempah: Ramuan
yang Mengikat Semua Rasa
Bumbu rawon
bukan hanya kluwek. Ada sederet rempah yang harus dihaluskan dan ditumis hingga
harum:
- Kunyit dan ketumbar: Memberi kedalaman rasa.
- Jintan dan merica: Menambah hangat dan aroma
khas.
- Jahe dan kencur: Membuat rasa jadi lebih bulat
dan ‘menghangatkan’ kuah.
- Serai dan daun jeruk: Memberi kesegaran khas
masakan Jawa Timur.
Bumbu ini
biasanya ditumis hingga benar-benar harum dan matang sebelum dicampur ke kuah
kaldu.
Sandung
lamur adalah bagian favorit karena punya sedikit lemak dan tetap empuk setelah
direbus lama. Ada juga yang pakai iga atau buntut.
Tips mengolah daging
rawon:
-
Rebus daging hingga empuk dulu, baru dipotong.
-
Gunakan kaldu rebusan sebagai dasar kuah rawon.
Teknik Memasak: Sabar
dan Berulang
Rawon bukan
masakan instan. Mulai dari mempersiapkan kluwek, menghaluskan bumbu, menumis,
hingga menyatukan semua elemen dalam satu panci besar, butuh ketelatenan.
Bahkan ada yang menyarankan agar rawon dimasak malam hari untuk disajikan esok
pagi agar bumbu lebih meresap.
Cara Menikmati Rawon
yang Autentik: Jangan Lupa Pelengkapnya
Rawon bukan
sekadar soal kuah dan daging. Pelengkap adalah bagian penting dari pengalaman
menyantap rawon:
·
Nasi putih hangat: Pasangan sejati.
·
Telur asin:
Memberi aksen rasa asin gurih.
·
Taoge pendek mentah: Menambah tekstur segar dan sedikit pahit.
·
Sambal terasi atau sambal bawang: Untuk penikmat rasa pedas.
·
Kerupuk udang:
Cita rasa laut yang berpadu manis dengan kuah rawon.
·
Jeruk limau (khusus Rawon Malang): Memberi kejutan segar yang
menyenangkan.
Warung Rekomendasi Buat
Pemburu Rawon Asli
Kalau kamu
lagi jalan-jalan ke Malang atau Pasuruan, ini dia warung rawon yang wajib masuk
daftar kunjungan:
Di Malang:
·
Rawon Rampal
– Lokasinya strategis dekat alun-alun, terkenal dengan rasa kuahnya yang ringan
tapi nendang.
·
Rawon Brintik
– Warung sederhana yang legendaris sejak 1942, dengan kuah yang kaya rempah dan
daging super empuk.
·
Depot Rosari –
Menyajikan rawon dengan variasi lauk lengkap, termasuk paru dan empal goreng.
Rawon
adalah warisan rasa yang harus dijaga. Rawon bukan hanya makanan. Ia adalah
cerminan kearifan lokal, bukti bahwa Indonesia punya kekayaan rasa yang tak
tergantikan.
Baik Rawon
Nguling maupun Rawon Malang, masing-masing punya ciri dan keunggulan sendiri.
Satu lebih medok, satu lebih segar. Tapi keduanya menyatukan kita dalam satu
hal: cinta pada kuliner nusantara.
Maka dari itu, yuk, jangan ragu untuk mencoba keduanya. Rasakan sendiri sensasi kuah hitam yang pekat, aroma rempah yang membius, dan daging empuk yang memanjakan lidah. Rawon bukan sekadar menu makan siang, tapi pengalaman kuliner yang patut dirayakan.