Selasa, 27 Mei 2025

Duel Si Hitam Legendaris, Rawon Nguling VS Rawon Malang

 


VendorOutbound - Siapa sangka, sepiring kuah hitam bisa menyimpan begitu banyak cerita? Di antara deretan kuliner khas Nusantara yang kaya rasa dan sejarah, nama rawon punya tempat tersendiri di hati para pencinta makanan tradisional. 

 

Bukan hanya karena rasanya yang unik, tapi juga karena ia menyimpan jejak budaya, perdebatan rasa, hingga loyalitas penggemarnya yang terbagi dalam dua kubu: Rawon Nguling dan Rawon Malang.

 

Meskipun berasal dari wilayah yang saling berdekatan di Jawa Timur, dua versi rawon ini punya karakteristik yang cukup berbeda. Dari cara meracik bumbu, pilihan daging, hingga pelengkap penyajiannya, semua detail jadi pembeda yang menentukan preferensi penikmatnya. 

 

Mari kupas tuntas kelezatan rawon dari dua daerah tersebut, mengungkap sejarahnya, serta membongkar rahasia di balik kuah hitam yang begitu menggoda.

 

Apa Itu Rawon? Si Kuah Hitam yang Kaya Rempah

Rawon bukan sekadar sup daging. Ia adalah warisan kuliner yang memadukan kearifan lokal dan kekayaan bumbu Nusantara. Yang paling mencolok tentu saja warnanya yang hitam pekat hasil dari penggunaan kluwek, bumbu khas yang juga sering digunakan dalam pindang Palembang atau sambal brongkos.

 

Kluwek inilah yang menjadi “jantung” dari rawon. Tanpa kluwek, rawon bukan rawon. Biji berwarna hitam dengan rasa yang kompleks yaitu pahit, gurih, sedikit manis ini harus diproses dengan cermat agar menghasilkan rasa yang lezat, tanpa meninggalkan getir atau racun alami yang terkandung jika tidak diolah dengan benar.

 

Asal-usul rawon sendiri bisa ditelusuri dari wilayah Jawa Timur, dengan jejak sejarah yang tak bisa dilepaskan dari budaya agraris masyarakatnya. Rawon dahulu kerap disajikan sebagai makanan istimewa saat hajatan atau selametan. Kini, ia menjelma jadi ikon kuliner yang mendunia, bahkan pernah dipilih CNN sebagai salah satu sup terenak sejagat.

 

Rawon Nguling vs. Rawon Malang: Sama Hitam, Beda Rasa

Rawon Nguling: Sang Legenda dari Pasuruan

Berbicara tentang Rawon Nguling, kita bicara tentang sejarah. Dulu, Rawon Nguling hanya bisa ditemui di sebuah warung legendaris di daerah Nguling, Pasuruan. Tapi sejak namanya melambung, banyak cabang bermunculan di kota-kota besar seperti Surabaya dan Malang.

 

Apa yang membuat Rawon Nguling istimewa?

Kuah lebih kental dan gurih-manis. Cita rasa Rawon Nguling cenderung lebih medok, dengan bumbu yang 'nendang' dari awal sendok pertama.

 

Daging empuk tanpa ampun. Biasanya menggunakan sandung lamur atau daging rawonan yang direbus lama hingga super lembut, nyaris meleleh di mulut.

 

Pelengkap khas. Seporsi rawon Nguling biasanya disajikan dengan nasi putih hangat, telur asin, sambal terasi, taoge pendek mentah, dan kerupuk udang. Kombinasi ini bukan hanya menambah tekstur, tapi juga menciptakan rasa yang kompleks yakni gurih, pedas, asin, segar, dan renyah dalam satu gigitan.

 

Warna kuah sangat gelap, tanda bahwa kluwek yang digunakan berkualitas tinggi dan berlimpah.

 

Rawon Malang: Lebih Segar, Lebih Ringan

Malang sebagai kota wisata tak pernah kehabisan stok kuliner legendaris. Rawon di sini punya karakter yang sedikit berbeda dari versi Nguling.

 

Kuah lebih encer, tapi tetap kaya rasa. Rawon Malang tak terlalu “berat” di lidah, cocok buat mereka yang ingin rasa rawon yang tidak terlalu tajam.

 

Sentuhan segar. Banyak warung rawon di Malang menyajikan irisan daun bawang segar, kadang ditambah jeruk limau atau tomat sebagai garnish.

 

Rasa sedikit lebih ringan, mungkin karena bumbu tidak terlalu dimedok atau penggunaan kaldu lebih dominan.

 

Pilihan lauk beragam. Di beberapa tempat, rawon disajikan dengan empal goreng, paru, atau bahkan tempe goreng.

 

Persamaan: Kuah Hitam dan Kehangatan Tradisi

Meski punya ciri khas masing-masing, Rawon Nguling dan Rawon Malang tetap punya benang merah:

Kluwek sebagai bumbu utama, memberi warna hitam dan rasa khas.

Menggunakan daging sapi, biasanya bagian sandung lamur atau iga.

Rempah Nusantara lengkap: serai, daun jeruk, lengkuas, bawang merah-putih, ketumbar, jintan, merica, kunyit, dan lain-lain.

 

Intinya, tak peduli kamu tim Nguling atau tim Malang, keduanya tetap satu dalam kelezatan.

 


Bongkar Rahasia Dapur Rawon

Kluwek: Si Hitam yang Jadi Bintang

Tak semua kluwek bisa dijadikan rawon. Kunci utama adalah:

  • Pilih yang tua dan kering. Warna hitam pekat dan aroma khas adalah tanda kualitas.
  • Rebus dan rendam, lalu keruk isinya.
  • Tes rasa. Kluwek yang pahit atau terlalu getir harus dibuang. Bumbu ini sensitif. Sedikit saja salah, bisa merusak keseluruhan rasa rawon.

 

Rempah-rempah: Ramuan yang Mengikat Semua Rasa

Bumbu rawon bukan hanya kluwek. Ada sederet rempah yang harus dihaluskan dan ditumis hingga harum:

  • Kunyit dan ketumbar: Memberi kedalaman rasa.
  • Jintan dan merica: Menambah hangat dan aroma khas.
  • Jahe dan kencur: Membuat rasa jadi lebih bulat dan ‘menghangatkan’ kuah.
  • Serai dan daun jeruk: Memberi kesegaran khas masakan Jawa Timur.

 

Bumbu ini biasanya ditumis hingga benar-benar harum dan matang sebelum dicampur ke kuah kaldu.

Sandung lamur adalah bagian favorit karena punya sedikit lemak dan tetap empuk setelah direbus lama. Ada juga yang pakai iga atau buntut.

 

Tips mengolah daging rawon:

-          Rebus daging hingga empuk dulu, baru dipotong.

-          Gunakan kaldu rebusan sebagai dasar kuah rawon.

 

Teknik Memasak: Sabar dan Berulang

Rawon bukan masakan instan. Mulai dari mempersiapkan kluwek, menghaluskan bumbu, menumis, hingga menyatukan semua elemen dalam satu panci besar, butuh ketelatenan. Bahkan ada yang menyarankan agar rawon dimasak malam hari untuk disajikan esok pagi agar bumbu lebih meresap.

 

Cara Menikmati Rawon yang Autentik: Jangan Lupa Pelengkapnya

Rawon bukan sekadar soal kuah dan daging. Pelengkap adalah bagian penting dari pengalaman menyantap rawon:

·         Nasi putih hangat: Pasangan sejati.

·         Telur asin: Memberi aksen rasa asin gurih.

·         Taoge pendek mentah: Menambah tekstur segar dan sedikit pahit.

·         Sambal terasi atau sambal bawang: Untuk penikmat rasa pedas.

·         Kerupuk udang: Cita rasa laut yang berpadu manis dengan kuah rawon.

·         Jeruk limau (khusus Rawon Malang): Memberi kejutan segar yang menyenangkan.

 

Warung Rekomendasi Buat Pemburu Rawon Asli

Kalau kamu lagi jalan-jalan ke Malang atau Pasuruan, ini dia warung rawon yang wajib masuk daftar kunjungan:

Di Malang:

·         Rawon Rampal – Lokasinya strategis dekat alun-alun, terkenal dengan rasa kuahnya yang ringan tapi nendang.

·         Rawon Brintik – Warung sederhana yang legendaris sejak 1942, dengan kuah yang kaya rempah dan daging super empuk.

·         Depot Rosari – Menyajikan rawon dengan variasi lauk lengkap, termasuk paru dan empal goreng.

 

Rawon adalah warisan rasa yang harus dijaga. Rawon bukan hanya makanan. Ia adalah cerminan kearifan lokal, bukti bahwa Indonesia punya kekayaan rasa yang tak tergantikan. 

 

Baik Rawon Nguling maupun Rawon Malang, masing-masing punya ciri dan keunggulan sendiri. Satu lebih medok, satu lebih segar. Tapi keduanya menyatukan kita dalam satu hal: cinta pada kuliner nusantara.

 

Maka dari itu, yuk, jangan ragu untuk mencoba keduanya. Rasakan sendiri sensasi kuah hitam yang pekat, aroma rempah yang membius, dan daging empuk yang memanjakan lidah. Rawon bukan sekadar menu makan siang, tapi pengalaman kuliner yang patut dirayakan.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *