Resep Olahan Daging Kurban Khas Batu-Malang
Vendor Outbound - Idul Adha bukan sekadar momen
berkurban. Lebih dari itu, ini adalah saat yang pas untuk berbagi, menjalin
silaturahmi, dan... menyantap olahan daging yang menggugah selera. Di tengah
udara sejuk dan suasana khas pegunungan, wilayah Malang dan Batu menghadirkan
ragam kuliner daging kurban yang tidak hanya mengenyangkan, tetapi juga
menyimpan cerita, tradisi, dan bumbu warisan.
Kalau selama ini daging kurban hanya diolah jadi sate
atau gulai biasa, mungkin sudah saatnya Anda berkenalan dengan resep-resep khas
Malang-Batu yang menyulap daging kambing dan sapi menjadi sajian otentik, kaya
rasa, dan tak kalah mewah dibanding menu restoran. Yuk, kita jelajahi kuliner
daging kurban ala Malang-Batu yang bisa jadi inspirasi masakan Idul Adha Anda
tahun ini.
Rempah, Pegunungan, dan
Tradisi: Inilah Dapur Malang-Batu yang Sesungguhnya
Malang dan Batu dikenal dengan tanahnya yang subur,
sayur mayurnya yang melimpah, serta rempah-rempahnya yang kuat karakter. Gaya
masak masyarakat setempat mencerminkan perpaduan antara kekayaan alam dan
pengaruh budaya Jawa Timur yang kental. Gurih, medok, tapi tetap seimbang dan
tidak berlebihan.
Cita rasa khas Malang-Batu terletak pada kemampuan
mereka “menjinakkan” daging kambing atau sapi agar empuk, tidak amis, dan
bumbunya meresap sampai ke dalam. Teknik tradisional, seperti merebus lama di
atas bara kecil, penggunaan nanas atau daun pepaya, serta pemanfaatan bumbu
basah yang diulek manual, menjadi rahasia dapur yang terus diwariskan lintas
generasi.
Olahan Daging Sapi Khas
Malang-Batu
1. Rawon Malang:
Hitamnya Menggoda, Rasanya Meresap
Buat pecinta kuliner daging berkuah, rawon selalu punya
tempat istimewa di hati. Di Malang, rawon bukan sekadar kuah hitam dari kluwek,
melainkan sajian penuh filosofi. Biasanya memakai daging sandung lamur yang
direbus lama hingga empuk, lalu dimasak dengan racikan bawang merah, bawang
putih, ketumbar, dan kluwek yang ditumis sampai harum.
Tips andalan dari warga lokal: masak kuah rawon
semalaman dan panaskan kembali keesokan harinya agar rasa lebih medok. Sajikan
dengan tauge pendek, sambal terasi, telur asin, dan nasi putih hangat.
Nikmatnya bisa bikin lupa kalau ini olahan daging kurban.
2. Sop Buntut
dan Iga Bakar: Hangatnya Seperti Pelukan di Udara Batu
Daging sapi juga cocok dibuat sop buntut atau iga bakar
khas Malang. Tidak hanya mengandalkan empuknya daging, tapi juga kaldunya yang
jernih dan kaya rasa. Untuk sop buntut, rebusan pertama biasanya dibuang agar
bau amis hilang, lalu diganti air bersih dan direbus kembali dengan kayu manis,
cengkeh, pala, dan seledri. Tambahan wortel dan kentang memberi kesegaran
ekstra.
Kalau lebih suka yang smokey, coba iga bakar. Bumbunya
biasanya terdiri dari campuran bawang putih, kecap manis, ketumbar, dan sedikit
air jeruk nipis. Setelah direbus hingga empuk, iga dibakar di atas arang sambil
dioles bumbu hingga kecokelatan dan harum.
3. Oseng Daging Lombok
Ijo: Simpel tapi Bikin Nambah Nasi
Olahan rumahan ini jadi favorit warga Batu. Daging sapi
dipotong kecil, ditumis dengan bawang merah, bawang putih, dan cabai hijau
besar yang diiris serong. Tidak pedas, tapi gurih dan segar. Sangat cocok
dimakan siang hari dengan lalapan dan nasi hangat.
Olahan Daging Kambing
ala Warga Pegunungan
1. Sate Kambing Batu:
Marinasi Rahasia, Bakarannya Juara
Siapa sangka, kota sejuk ini punya gaya sate kambing
yang tak kalah dengan Solo atau Tegal. Daging kambing muda biasanya direndam
dulu dengan air jeruk limau, bawang putih, dan sedikit nanas parut agar empuk.
Setelah itu ditusuk dan dibakar di atas arang sambil dioles bumbu kecap yang
dicampur merica dan bawang putih.
Disajikan dengan sambal kecap plus irisan bawang merah
dan cabai rawit. Kalau suka bumbu kacang, ada juga variasi yang menambahkan
kacang tanah goreng yang ditumbuk kasar, menambah tekstur dan rasa legit.
2. Gulai Kambing ala
Malang: Santannya Bikin Nagih
Bagi yang lebih suka masakan berkuah dan berbumbu
pekat, gulai kambing khas Malang bisa jadi pilihan. Rempah seperti kapulaga,
kayu manis, cengkeh, dan jintan membuat kuahnya harum. Tambahan santan kental
dan proses masak lama membuat rasa lebih mendalam.
Agar tidak amis, daging biasanya dicuci dengan air
jeruk nipis lalu direbus sebentar sebelum dimasak dengan bumbu. Aroma khas dari
daun jeruk dan lengkuas memberi karakter yang membedakan gulai ini dari daerah
lain.
3. Tongseng Kambing:
Gurih-Pedas Segar dengan Sayuran
Tongseng versi Malang-Batu biasanya tidak terlalu
manis. Daging dimasak dengan tumisan bawang merah, bawang putih, tomat, kol,
dan cabai merah. Kuahnya sedikit, agak kental, dan mengandung kaldu kambing
asli.
Penggunaan gula merah hanya sedikit, sehingga rasa
gurih dan asam segar dari tomat lebih menonjol. Cocok buat yang ingin
alternatif dari gulai.
Tips Jitu Mengolah
Daging Kurban ala Warga Malang-Batu
Tak sedikit yang mengeluh daging kurban amis, alot,
atau susah diolah. Padahal, dengan cara yang tepat, daging bisa jadi sajian
mewah tanpa ribet. Ini dia beberapa trik warisan orang Malang-Batu:
-
Cuci Daging dengan Jeruk Nipis dan Garam
Ini cara paling mudah untuk mengurangi bau amis,
terutama pada daging kambing. Bisa juga ditambah daun jeruk dan serai saat
merebus.
-
Gunakan Nanas atau Daun Pepaya untuk Mengempukkan
Daging
Jangan terlalu lama merendam dengan nanas karena bisa
bikin daging hancur. Cukup 15-30 menit.
-
Simpan Daging dengan Teknik yang Benar
Potong kecil sesuai kebutuhan, simpan dalam freezer
dengan plastik kedap udara. Hindari mencuci sebelum disimpan agar kualitas
tidak turun.
-
Gunakan Bumbu Ulek Segar
Ulek manual tetap lebih nikmat ketimbang blender.
Aromanya keluar, dan rasa lebih nendang.
-
Masak dengan Api Kecil dan Sabar
Resep warisan tidak bisa dikejar waktu. Semakin sabar,
semakin enak.
Momen Idul Adha, Momen
Mengikat Rasa dan Cerita
Lebih dari sekadar makan enak, memasak olahan daging
kurban ala Malang-Batu adalah bentuk pelestarian budaya dan rasa syukur atas
rezeki yang dibagikan. Sajian seperti rawon, gulai, atau sate bukan hanya
menyehatkan badan, tapi juga menghangatkan hati—apalagi bila disantap bersama
keluarga, tetangga, dan sahabat.
Inilah keindahan dari dapur-dapur tradisional Malang
dan Batu: sederhana, tapi penuh jiwa. Mungkin bukan masakan yang tampil cantik
di media sosial, tapi dijamin jadi bahan cerita yang diingat lama setelah Idul
Adha usai.
Idul Adha tahun ini, jangan biarkan daging kurban Anda
hanya berakhir di panci gulai biasa. Eksplorasi resep-resep khas Malang-Batu
bisa jadi pengalaman kuliner yang seru dan mengesankan. Mulai dari rawon hitam
yang misterius, sate kambing dengan sentuhan jeruk limau, hingga gulai kental
dengan aroma kapulaga.
Siapkan ulekan, nyalakan kompor, dan biarkan dapur Anda
dipenuhi aroma rempah khas pegunungan. Karena sesungguhnya, kenikmatan masakan
bukan hanya dari rasa, tapi juga dari cerita yang menyertainya.
Selamat memasak, selamat berbagi, dan selamat merayakan Idul Adha.