Serunya Wisata Sejarah di Candi Tikus Mojokerto yang Jarang Orang Tahu!
Perjalanan ke Masa Lalu di Mojokerto
Vendor Outbond - Pernahkah Anda mengunjungi sebuah tempat yang membuat Anda
merasa seolah sedang melintasi waktu? Itulah kesan pertama saya saat berdiri di
depan Candi Tikus, salah satu situs sejarah yang begitu unik dan tenang
di Mojokerto. Saat kebanyakan orang menyebut wisata di Mojokerto,
bayangan yang muncul biasanya adalah kegiatan outbound atau wisata alam di
daerah Pacet dan Trawas. Namun, siapa sangka kota ini menyimpan jejak sejarah
yang begitu menawan — dan masih jarang dikunjungi wisatawan.
Candi Tikus bukan hanya sekadar batu bata kuno yang disusun
jadi bangunan. Ia adalah pintu masuk menuju masa keemasan Majapahit, tempat di
mana fungsi air, spiritualitas, dan arsitektur bersatu dalam harmoni. Dan ya,
kisah di balik namanya juga cukup unik dan layak untuk dikulik.
Sekilas Tentang Candi Tikus
Lokasi & Latar
Belakang Sejarah
Candi Tikus terletak di Desa Temon, Kecamatan Trowulan,
Kabupaten Mojokerto, yang dikenal sebagai bekas ibu kota Kerajaan
Majapahit. Situs ini ditemukan pada tahun 1914 saat warga menggali tanah dan
menemukan struktur menyerupai kolam dengan pancuran air. Menurut catatan
sejarah, bangunan ini dibangun pada abad ke-14, masa kejayaan Majapahit
di bawah pemerintahan Hayam Wuruk.
Asal Nama yang Tak
Biasa
Kenapa dinamakan Candi Tikus? Konon, saat pertama kali
ditemukan, tempat ini menjadi sarang tikus yang sulit dibasmi oleh warga
setempat. Karena banyaknya hewan pengerat itu, masyarakat kemudian menamainya Candi
Tikus — nama yang hingga kini masih digunakan.
Fungsi &
Keunikan
Berbeda dari candi kebanyakan, bangunan ini bukan tempat
sembahyang utama, melainkan pemandian kerajaan atau petirtaan. Struktur
kolam bertingkat lengkap dengan pancuran berbentuk makara (ikan
mitologis) menunjukkan peran air dalam kehidupan spiritual dan sosial
masyarakat kala itu. Di zaman Majapahit, air dianggap sebagai simbol penyucian
— dan tempat ini diyakini digunakan dalam ritual khusus.
Daya Tarik Unik yang Jarang Orang Tahu
Arsitektur Bawah
Tanah yang Eksotis
Yang membuat Candi Tikus menonjol adalah posisinya yang lebih
rendah dari permukaan tanah. Saat menuruni anak tangga ke dasar kolam, kita
seperti masuk ke dunia lain — dikelilingi bata merah tua, dinding simetris, dan
aliran air yang masih mengalir di beberapa bagian pancuran. Ini bukan hal umum
untuk struktur candi di Jawa, sehingga memberikan kesan eksotis dan misterius.
Tip: Spot tangga
dan kolam sangat Instagramable, apalagi saat pagi atau sore hari dengan cahaya
alami.
Suasana Tenang
untuk Refleksi atau Meditasi
Tidak seperti situs wisata ramai lainnya, suasana di sini
cenderung hening. Ini membuatnya ideal untuk Anda yang ingin sejenak
menyendiri, merenung, atau bahkan sekadar duduk santai menikmati energi masa
lalu yang masih terasa kuat.
Wisata Edukasi
yang Cocok untuk Semua Usia
Bagi Anda yang datang bersama anak-anak atau pelajar, Candi
Tikus bisa menjadi media belajar langsung tentang sejarah Kerajaan Majapahit,
arsitektur kuno, dan budaya spiritual masyarakat Jawa. Banyak sekolah dan
komunitas sejarah yang sudah mulai melirik tempat ini sebagai bagian dari wisata
edukasi di Mojokerto.
Museum Majapahit
yang Masih Terabaikan
Tak jauh dari lokasi candi, Anda bisa menyambangi Museum
Trowulan (kurang dari 1 km). Sayangnya, banyak pengunjung yang melewatkan
tempat ini. Padahal koleksi arca, gerabah, dan replika bangunan Majapahit di
sana bisa memperkaya pengalaman wisata sejarah Anda.
Data pendukung:
Menurut BPCB Jawa Timur, Trowulan menyimpan lebih dari 100 situs arkeologi yang
masih terus dieksplorasi.
Ayo Lihat Mojokerto dari Sisi yang Berbeda
Candi Tikus adalah bukti bahwa wisata di Mojokerto tak
melulu tentang adrenalin dan alam terbuka. Ada sisi lain yang tenang, penuh
makna, dan sarat nilai sejarah — hanya tinggal menunggu untuk dijelajahi lebih
dalam.
Kalau Anda mencari tempat yang bisa mengisi liburan dengan ketenangan, wawasan baru, dan kesempatan untuk menyambung kembali dengan warisan leluhur, maka Candi Tikus adalah jawabannya. Dan siapa tahu, kunjungan Anda ke sini bisa jadi titik awal untuk menelusuri lebih banyak candi, museum, dan cerita yang membentuk wajah Jawa Timur hari ini.