Membongkar Jejak Sejarah: Candi Badut, Saksi Bisu Kejayaan Kanjuruhan di Malang

Vendor Outbound

Vendor Outbound - Di tengah hiruk pikuk Kota Malang yang terus berkembang, tersimpan sebuah permata purbakala yang sunyi, namun kaya akan cerita. Candi Badut, demikian namanya, bukan semata-mata tumpukan batu tua, melainkan sebuah gerbang mengarah masa kemudian, menjadikannya candi tertua yang berdiri kokoh di tanah Jawa Timur. Berlokasi di Dusun Karangbesuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, candi ini adalah saksi bisu kejayaan Kerajaan Kanjuruhan pada abad ke-8 Masehi, sebuah peradaban yang jauh mendahului kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit.

Candi Badut Malang Jawa Timur, ialah representasi dari kejayaan suatu kerajaan Hindu-Buddha kuno yang menorehkan jejaknya di bumi pertiwi. Dibangun sekitar tahun 760 Masehi, candi ini merupakan peninggalan dari masa pemerintahan Raja Gajayana, raja tersohor dari Kerajaan Kanjuruhan. Keberadaannya awal kali terungkap lewat Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760 Masehi,

yang menyebutkan pembangunan sebuah tempat suci untuk pemujaan Agastya, seorang resi Hindu. Meskipun Prasasti Dinoyo tidak secara eksplisit menyebut nama "Candi Badut", para ahli purbakala meyakini bahwa candi inilah yang dimaksud, mengingat usianya yang sangat tua dan lokasinya yang berada dalam wilayah kekuasaan Kanjuruhan. Penemuan ini menempatkan Candi Badut sebagai monumen bersejarah yang tak ternilai, membuka lembaran baru dalam narasi sejarah peradaban Jawa Timur.

 

Menguak Tirai Sejarah Kanjuruhan: Mengapa Candi Badut Begitu Penting?

Sejarah Indonesia memanglah senangtiasa menarik, serta Candi Badut merupakan salah satu kepingan puzzle yang tidak boleh dilewatkan. Sebelum kita menyelami lebih jauh detail arsitektur dan keindahan situs ini, penting untuk memahami konteks sejarah yang melingkupinya. Mengapa candi yang sederhana ini memiliki bobot sejarah yang begitu signifikan?

 

Cikal Bakal Peradaban di Bumi Arema

Kerajaan Kanjuruhan, yang berpusat di wilayah yang dikala saat ini kita kenal sebagai Kabupaten Malang, ialah salah satu kerajaan Hindu tertua di Nusantara. Berdiri pada abad ke-8 Masehi, Kanjuruhan menunjukkan bahwa sudah berkembang di Jawa Timur jauh saat sebelum kemunculan kerajaan-kerajaan besar di Jawa Tengah. Raja Gajayana, yang diktahui dari Prasasti Dinoyo, merupakan wujud sentral dalam sejarah Kanjuruhan serta pembangunan Candi Badut. Ia adalah raja yang bijaksana dan sangat dihormati, yang diyakini membawa kemakmuran bagi rakyatnya.

Prasasti Dinoyo sendiri, yang ditemui di dekat situs candi, bukan Cuma semata mata catatan sejarah, melainkan pula suatu mahakarya sastra pada masanya. Prasasti ini ditulis dalam aksara Kawi dan bahasa Sanskerta, mengisahkan tentang pembangunan sebuah arca Agastya oleh Raja Gajayana. Pembangunan arca dan tempat pemujaan ini adalah bentuk persembahan dan upaya Raja Gajayana untuk mendapatkan berkah dari dewa-dewa demi kesejahteraan kerajaannya. Inilah yang jadi landasan kuat mengapa Candi Badut diyakini sebagai situs suci yang disebutkan dalam prasasti tersebut.

 

Eksplorasi Arsitektur Candi Badut: Antara Keunikan serta Kesederhanaan

Meskipun usianya yang sudah ribuan tahun dan telah melewati berbagai fase pemugaran, arsitektur Candi Badut tetap menawarkan pesona tersendiri. Ia mungkin tidak semegah Borobudur atau seramai Prambanan, namun di balik kesederhanaannya tersimpan detail-detail yang memukau dan filosofi mendalam.

 

Vendor Outbound

Candi Badut JawaTimur(sumber:pinterest)

Material, Orientasi, dan Filosofi Tiga Bagian Candi

Candi Badut dibangun menggunakan batuan andesit yang kokoh, material lazim pada candi-candi di Jawa. Uniknya, berbeda dengan mayoritas candi Hindu yang menghadap ke timur (arah terbitnya matahari), Candi Badut memiliki orientasi yang menghadap ke barat. Keunikan ini masih menjadi teka-teki yang menarik perhatian para arkeolog, menambah daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang ingin memahami lebih dalam tentang candi kuno ini.

Seperti banyak candi Hindu lainnya, Candi Badut juga mengadaptasi konsep kosmologi Hindu yang membagi alam semesta menjadi tiga tingkatan (Tri Loka), yang direpresentasikan dalam struktur candi:

·        Kaki Candi (Bhur Loka): Melambangkan alam manusia, tempat kehidupan fana berlangsung.

·        Tubuh Candi (Bhuvar Loka): Bagian tengah yang merepresentasikan alam antara, tempat spiritualitas dimulai. Di sinilah ruang utama (garbhagriha) berada, dulunya mungkin tempat arca Agastya atau Lingga-Yoni.

·        Atap Candi (Svar Loka): Bagian tertinggi yang melambangkan alam atas atau alam para dewa, puncak spiritualitas.

Meskipun atapnya tidak lagi utuh sempurna, strukturnya tetap memberikan gambaran jelas tentang keagungan arsitektur masa lalu. Penelusuran sejarah Malang akan selalu membawa kita pada nama-nama unik yang menyimpan cerita.

 

Menguak Misteri Nama "Badut": Lebih dari Sekadar Tokoh Lucu

Tentu saja, nama "Badut" seringkali memicu senyum atau rasa penasaran. Banyak yang bertanya-tanya, apakah ada hubungan antara candi ini dengan tokoh pelawak yang kita kenal? Ternyata, tidak ada sama sekali. Nama "Badut" justru memiliki makna yang dalam dan sakral dalam konteks sejarah dan bahasa Sanskerta.

Ada dua interpretasi utama yang paling banyak diterima:

1.     Bha-dyut: Secara harfiah berarti "sinar yang bersinar terang" atau "cahaya yang memancar".

2.     Badhara: Berasal dari kata dalam bahasa Sanskerta yang berarti "bangunan suci", "tempat suci", atau "tempat bersemayam dewa".

Penafsiran ini menghilangkan kesan "lucu" dari nama Badut dan menggantinya dengan makna yang lebih agung dan sesuai dengan fungsinya sebagai tempat pemujaan.

 

Vendor Outbound


Perjalanan Spiritual dan Edukatif ke Candi Badut: Pengalaman yang Tak Terlupakan

Berkunjung ke Candi Badut Malang Jawa Timur bukan hanya sekadar rekreasi, melainkan sebuah perjalanan spiritual dan edukatif. Situs ini menawarkan ketenangan yang langka di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, mengundang pengunjung untuk sejenak merenung dan belajar dari jejak-jejak masa lalu.

Lokasinya yang hanya sekitar 5 kilometer ke arah barat dari pusat Kota Malang, tepatnya di Dusun Karangbesuki, Kecamatan Dau, membuatnya mudah diakses. Anda bisa menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi online. Setibanya di sana, Anda akan disambut dengan suasana sunyi dan asri, dikelilingi pepohonan rindang, jauh dari keramaian kota. Tidak ada tiket masuk resmi, namun kotak sumbangan sukarela tersedia untuk pemeliharaan situs.

Candi Badut juga berfungsi sebagai laboratorium sejarah terbuka. Bagi para pelajar atau siapa pun yang tertarik dengan arkeologi dan sejarah, situs ini adalah sumber belajar yang tak ternilai. Dengan melihat langsung struktur candi, kita bisa membayangkan kehidupan masyarakat Kerajaan Kanjuruhan di masa lalu. Ini adalah tempat wisata sejarah yang sempurna bagi Anda yang mencari ketenangan dan ingin mendalami nilai-nilai historis.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *