Soto Geprak Mbah Djo Malang: Cita Rasa Legendaris yang Tak Pernah Pudar Sejak 1935
![]() |
Sumber: Ayo Traveling Sepuasnya |
Soto Geprak Mbah Djo, Ikon Rasa di Malang
Jika membahas kuliner Jawa Timur, nama Soto Geprak Mbah Djo selalu muncul sebagai salah satu legenda yang tak lekang oleh waktu. Berawal sejak tahun 1935, sajian ini telah melewati masa-masa panjang, mulai dari masa kolonial, kemerdekaan, hingga era modern serba digital.
Bukan sekadar kuliner biasa, Soto Geprak Mbah Djo menjadi bagian penting dari wisata kuliner Malang yang sayang untuk dilewatkan. Apa sebenarnya yang membuat semangkuk soto ini begitu spesial dan mampu bertahan hampir satu abad? Mari kita telusuri kisah dan cita rasanya yang autentik.
Jejak Sejarah Soto Geprak Mbah Djo
Siapa Sosok Mbah Djo di Balik Nama Besar Ini?
Tak banyak yang tahu, Mbah Djo adalah sosok sederhana yang memulai usahanya dengan pikulan keliling. Kala itu, beliau menjual soto di kawasan Oro-Oro Dowo, Malang, menggunakan resep rahasia keluarga.
Ciri paling mencolok dari sotonya adalah cara mengolah daging yang unik—daging sapi dipukul-pukul atau “digeprak” hingga seratnya hancur. Teknik inilah yang menjadi asal usul nama “Soto Geprak”.
Dari Warung Tenda ke Kuliner Legenda
Awalnya, Soto Geprak hanya dikenal kalangan lokal. Namun seiring waktu, kelezatannya menjadi buah bibir. Dari warung tenda sederhana, Soto Geprak Mbah Djo kini menempati lokasi permanen di pusat kota.
Pengunjungnya pun meluas, dari warga lokal hingga wisatawan yang penasaran merasakan kuliner otentik Malang. Bahkan, beberapa artis nasional pernah mampir hanya untuk mencicipi semangkuk soto ini.
Bagian dari Sejarah Kuliner Malang
Lebih dari sekadar makanan, Soto Geprak Mbah Djo telah menjadi penanda zaman. Bagi generasi lama, soto ini menyimpan kenangan masa lalu. Sedangkan bagi generasi muda, soto ini adalah bagian dari eksplorasi wisata kuliner Malang. Warung ini menjadi bukti bahwa resep sederhana bisa menjadi warisan yang bertahan lintas dekade.
![]() |
Sumber: Ayo Malang |
Ciri Khas dan Keunikan Rasa Soto Geprak
Kuah Bening yang Sarat Rempah
Saat banyak soto di Jawa Timur menggunakan santan, Soto Geprak justru mempertahankan kuah bening berwarna kuning keemasan. Warna tersebut berasal dari kunyit dan bumbu rempah lain.
Aromanya harum, rasanya gurih ringan tanpa membuat enek. Kuah ini menjadi daya pikat utama bagi banyak orang yang ingin merasakan keotentikan kuliner Malang.
Daging Empuk Hasil Teknik “Geprak”
Inilah keunikan paling mencolok. Daging sapi yang digunakan tidak hanya direbus, melainkan dipukul-pukul sampai seratnya terurai. Proses ini membuat tekstur daging luar biasa lembut, seolah meleleh begitu dikunyah.
Selain empuk, bumbu meresap lebih sempurna. Tak heran, pengunjung selalu memuji keempukan daging soto ini sebagai salah satu yang terbaik dalam kuliner Jawa Timur.
Pelengkap yang Menggugah Selera
Soto Geprak biasanya disajikan bersama nasi putih hangat, sambal rawit pedas, kecap manis, dan bawang goreng. Beberapa orang menambahkan perasan jeruk nipis untuk kesegaran ekstra. Ada juga pilihan lauk tambahan seperti perkedel, empal goreng, atau kerupuk udang, yang makin melengkapi cita rasa semangkuk soto.
Keseimbangan Rasa yang Unik
Perpaduan kuah gurih ringan, daging lembut, dan aroma rempah menjadikan Soto Geprak Mbah Djo memiliki rasa yang khas. Tak terlalu berat, namun tetap kaya rasa. Inilah alasan banyak orang menyebutnya sebagai soto legendaris yang sulit ditandingi kuliner lain di Malang.
Pengalaman Kuliner di Warung Soto Geprak Mbah Djo
Suasana Warung yang Penuh Nostalgia
Menginjakkan kaki di warung Soto Geprak Mbah Djo rasanya seperti masuk ke mesin waktu. Suasana klasik terasa kental lewat foto-foto lawas Mbah Djo yang terpajang di dinding, meja kayu panjang, hingga lampu neon yang seolah tak berubah sejak dulu. Warung ini sederhana, tetapi justru keaslian suasananya yang membuat banyak pelanggan merasa betah.
Lokasi Strategis dan Jam Buka
Warung Soto Geprak Mbah Djo terletak di Jl. Letjen S Parman No. 77-79, Malang. Lokasinya cukup strategis, dekat pusat kota, sehingga mudah dijangkau siapa saja yang sedang berkelana dalam wisata kuliner Malang.
Warung ini buka setiap hari mulai pukul 07.00 hingga 20.00 WIB. Namun, banyak pelanggan memilih datang lebih pagi karena khawatir kehabisan soto, terutama pada akhir pekan.
Harga yang Masih Bersahabat
Untuk semangkuk Soto Geprak, harga berkisar antara Rp25.000 hingga Rp40.000, tergantung lauk tambahan yang dipilih. Selain soto, warung ini juga menyediakan menu lain seperti nasi rawon dan nasi campur. Meski demikian, Soto Geprak tetap menjadi primadona yang paling sering dipesan.
Testimoni Para Penikmat Kuliner
Banyak pengunjung berbagi pengalaman positif. Salah satu ulasan berbunyi:
“Soto Geprak Mbah Djo nggak pernah mengecewakan. Kuahnya ringan, dagingnya empuk banget. Pokoknya bikin kangen Malang!”
Ulasan semacam ini semakin memperkuat posisi Soto Geprak Mbah Djo sebagai salah satu kuliner wajib jika berkunjung ke kota Malang.
Soto Geprak dalam Dinamika Wisata Kuliner Malang
Tetap Bertahan di Tengah Tren Kuliner Modern
Di tengah maraknya restoran modern dan kafe Instagramable, Soto Geprak Mbah Djo tetap eksis. Konsistensi rasa menjadi kunci utama. Banyak orang tetap memilih Soto Geprak saat ingin merasakan kuliner otentik Malang, sekaligus mengenang masa lalu.
Daya Tarik Bagi Generasi Muda
Tren kuliner heritage kini membuat generasi muda tertarik mencoba kuliner legendaris. Soto Geprak Mbah Djo sering muncul di konten food vlogger, Instagram, hingga TikTok. Mereka penasaran merasakan langsung cita rasa kuliner yang bertahan puluhan tahun.
Destinasi Wajib dalam Wisata Kuliner Malang
Banyak blog wisata maupun portal kuliner menobatkan Soto Geprak sebagai salah satu destinasi wisata kuliner Malang yang wajib dikunjungi.
Bahkan, beberapa agen perjalanan memasukkan Soto Geprak ke dalam paket tur kota Malang. Ini menunjukkan betapa kuatnya nama Soto Geprak Mbah Djo sebagai ikon kuliner kota ini.
Beradaptasi dengan Layanan Digital
Mengikuti perkembangan zaman, Soto Geprak kini tersedia melalui layanan pesan antar seperti GoFood dan GrabFood. Bahkan, beberapa pihak mulai mengemas Soto Geprak dalam bentuk frozen food, sehingga bisa dinikmati di luar kota. Ini menjadi bukti bahwa kuliner legendaris pun bisa berinovasi tanpa kehilangan jati diri.
Soto Geprak Mbah Djo Malang bukan hanya sekadar sajian kuliner, melainkan warisan rasa yang merangkai cerita panjang sejarah kota Malang. Kuah bening nan gurih, daging sapi super empuk hasil teknik geprak, hingga suasana warung klasik menjadi alasan mengapa Soto Geprak bertahan di hati penikmat kuliner Jawa Timur.
Bagi kamu yang sedang menjelajahi wisata kuliner Malang, semangkuk Soto Geprak wajib ada dalam daftar destinasi. Siapa tahu, selain menemukan kelezatan, kamu juga pulang membawa sepenggal cerita dari kota penuh kenangan ini. Sudahkah kamu mencicipi Soto Geprak Mbah Djo?
FAQ
Apa itu Soto Geprak Mbah Djo?
Soto Geprak Mbah Djo adalah kuliner khas Malang dengan kuah bening dan daging sapi empuk hasil teknik “geprak” atau dipukul-pukul agar bumbu meresap sempurna.
Kenapa Soto Geprak Mbah Djo begitu terkenal?
Rasa kuahnya ringan namun kaya rempah, dagingnya sangat empuk, serta kisah panjang sejarahnya sejak 1935 membuatnya melegenda dalam dunia kuliner Jawa Timur.
Berapa harga Soto Geprak Mbah Djo?
Harga seporsi Soto Geprak berkisar antara Rp25.000 hingga Rp40.000, tergantung pilihan lauk tambahan.
Apakah Soto Geprak Mbah Djo tersedia online?
Ya, Soto Geprak Mbah Djo kini bisa dipesan melalui platform seperti GoFood dan GrabFood, serta tersedia dalam bentuk frozen food untuk dibawa pulang.
Apakah Soto Geprak cocok dijadikan agenda wisata kuliner Malang?
Sangat cocok. Soto Geprak Mbah Djo sering direkomendasikan sebagai salah satu destinasi wajib dalam wisata kuliner Malang karena rasanya yang khas dan nilai sejarahnya.