Mengungkap Keagungan Candi Jabung: Jejak Megah Majapahit di Bumi Probolinggo

Vendor Outbound

Vendor Outbound – Di tengah hamparan persawahan hijau dan lanskap pedesaan yang tenang di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, tegak berdiri sebuah peninggalan sejarah yang menyimpan cerita ribuan tahun: Candi Jabung. Bukan sekadar tumpukan bata merah, candi ini adalah saksi bisu kejayaan Kerajaan Majapahit, sebuah mahakarya arsitektur yang mengukir peradaban Hindu-Buddha di Nusantara.

Dengan bentuknya yang unik dan detail relief yang memukau, Candi Jabung tidak hanya menjadi daya tarik bagi para wisatawan, tetapi juga menjadi objek penelitian penting bagi sejarawan dan arkeolog untuk memahami lebih dalam seluk-beluk salah satu kerajaan terbesar di Indonesia.

Candi Jabung, yang diperkirakan dibangun pada tahun 1354 Masehi, merupakan salah satu dari sedikit candi peninggalan Majapahit yang terbuat dari bata merah utuh, menjadikannya istimewa di antara bangunan candi lain yang didominasi batu andesit. Keberadaan candi ini tercatat dalam Kakawin Nagarakertagama, sebuah naskah sastra kuno yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi.

Dalam naskah tersebut, disebutkan kalau Candi Jabung (ataupun diucap Sajabung) sempat didatangi oleh Raja Hayam Wuruk dalam perjalanannya keliling Jawa Timur. Kunjungan raja Majapahit yang masyhur ini menegaskan berartinya posisi Candi Jabung dalam struktur kekuasaan serta keagamaan pada masa itu.

Secara geografis, Candi Jabung terletak di Desa Jabung, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Lokasinya yang berada di jalur utama pantai utara Jawa, meskipun sedikit menjorok ke selatan dari jalan raya Pantura, membuatnya relatif mudah dijangkau. Pengunjung dapat mencari lokasi ini di peta digital dengan kata kunci candi jabung probolinggo jawatimur untuk panduan perjalanan yang akurat.

 

Jejak Sejarah dan Konteks Majapahit

Pembangunan Candi Jabung pada pertengahan abad ke-14 Masehi menempatkannya dalam periode keemasan Kerajaan Majapahit di dasar kepemimpinan Raja Hayam Wuruk serta Mahapatih Gajah Mada. Periode ini ditandai dengan ekspansi wilayah yang luas, kemakmuran ekonomi, dan perkembangan pesat dalam bidang seni, sastra, dan arsitektur. Candi-candi yang dibangun pada masa ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai monumen peringatan, simbol kekuasaan, atau tempat pemujaan leluhur raja.

Meskipun secara umum diidentifikasi sebagai candi bercorak Hindu Siwa, beberapa ahli juga menemukan indikasi corak Buddha pada relief-relief tertentu di Candi Jabung, menunjukkan adanya akulturasi atau sinkretisme keagamaan yang lazim terjadi pada masa Majapahit. Misalnya, ditemukan beberapa motif seperti stupa mini atau figur yang menyerupai dewa-dewi Buddhis. Sinkretisme agama Hindu dan Buddha ini menjadi ciri khas toleransi beragama yang dianut oleh Majapahit, sebagaimana tercermin dalam semboyan "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa." Pemahaman sejarah Candi Jabung ini memperkaya pengetahuan tentang keragaman budaya Majapahit.

Keterkaitan Candi Jabung dengan Raja Hayam Wuruk, semacam yang disebutkan dalam Nagarakertagama, membagikan legitimasi historis yang kuat bagi situs ini. Kunjungan seorang raja ke suatu daerah seringkali memiliki makna politis dan religius yang mendalam, menunjukkan bahwa Jabung mungkin merupakan pusat keagamaan atau wilayah strategis yang penting bagi kerajaan.

Para sejarawan menduga bahwa candi ini mungkin berfungsi sebagai tempat pemujaan bagi salah satu kerabat raja atau sebagai candi perdikan yang diberikan hak istimewa oleh kerajaan. Pentingnya Candi Jabung sebagai peninggalan Majapahit tak terbantahkan.

 

Arsitektur yang Memukau dan Unik

Salah satu aspek yang paling menonjol dari Candi Jabung adalah arsitekturnya yang khas, terutama karena material utamanya adalah bata merah. Penggunaan bata merah ini berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah yang kebanyakan terbuat dari batu andesit. Teknik penyusunan bata di Candi Jabung menunjukkan kemahiran tinggi para pembangun Majapahit, di mana setiap bata saling mengunci tanpa menggunakan perekat semen modern, menciptakan struktur yang kokoh dan tahan lama. Keunikan arsitektur Candi Jabung ini menjadikannya studi menarik.

Candi Jabung memiliki denah bujur sangkar dengan orientasi ke arah barat. Bangunan utama candi berdiri di atas batur ataupun fondasi setinggi sekitar 2,5 meter yang berundak, membagikan kesan megah serta kokoh. Batur ini dihiasi dengan relief-relief yang menggambarkan adegan-adegan kehidupan sehari-hari atau motif flora dan fauna yang detail, meskipun beberapa di antaranya telah aus dimakan usia.Dari batur, bangunan candi naik dalam tiga tingkatan utama: kaki candi, tubuh candi, dan atap candi.

 

Bagian-bagian Candi Jabung

Kaki Candi

Bagian kaki candi berbentuk persegi empat, dengan tangga masuk di sisi barat. Pada bagian kaki candi ada panil-panil yang dihiasi dengan relief. Salah satu relief yang populer merupakan relief raksasa berkepala singa (kala) yang berperan selaku penjaga pintu masuk.

Tubuh Candi

Ini merupakan bagian yang sangat menarik serta unik dari Candi Jabung. Berbeda dengan badan candi pada biasanya yang berupa kotak, tubuh Candi Jabung berupa silinder ataupun bundar, menyamai stupa ataupun kendi raksasa. Bentuk silindris ini sangat jarang ditemukan pada candi-candi Hindu di Jawa. Di sekeliling tubuh candi terdapat relung-relung yang kemungkinan dahulu berisi arca atau patung dewa-dewi, meskipun saat ini sudah kosong. Keunikan desain Candi Jabung pada bagian tubuh ini sering menjadi sorotan utama.

Atap Candi

Bagian atap candi terdiri dari beberapa tingkatan yang mengecil ke atas, berakhir dengan sebuah puncakan. Atap ini juga dihiasi dengan pola dan relief geometris serta flora, yang menambah keindahan keseluruhan bangunan. Puncak candi menunjukkan pengaruh stupa, kembali menguatkan dugaan adanya perpaduan unsur Hindu-Buddha.

Detail relief pada Candi Jabung juga patut mendapat perhatian. Selain relief kala, terdapat juga relief figur manusia yang menari atau bermusik, serta berbagai motif sulur-suluran dan bunga-bungaan yang sangat halus. Relief-relief ini tidak hanya berfungsi sebagai hiasan, tetapi juga seringkali mengandung pesan simbolis atau narasi keagamaan.

 

Vendor Outbound

Candi Jabung Probolinggo(sumber:pinterest)

Signifikansi dan Nilai Pelestarian

Candi Jabung memiliki signifikansi yang multidimensional. Dari perspektif sejarah, candi ini adalah bukti konkret tentang keberadaan dan kemajuan Kerajaan Majapahit, khususnya di wilayah pesisir Jawa Timur. Candi ini juga menjadi salah satu dari sedikit peninggalan Majapahit yang utuh dan terawat dengan baik, menjadikannya sumber primer yang berharga untuk studi arkeologi. Pemahaman tentang fungsi Candi Jabung masih terus digali melalui penelitian.

Nilai budaya Candi Jabung tidak dapat diremehkan. Sebagai warisan nenek moyang, candi ini adalah identitas bangsa dan pengingat akan kekayaan peradaban masa lalu. Pelestariannya menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan bahwa generasi mendatang dapat terus belajar dan menghargai sejarah mereka. Pemerintah Indonesia, melalui Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, secara aktif melakukan upaya konservasi dan pemeliharaan untuk menjaga kelestarian Candi Jabung Probolinggo Jawa Timur dari kerusakan alam maupun campur tangan manusia.

Sebagai objek wisata sejarah, Candi Jabung menawarkan pengalaman edukatif bagi pengunjung. Keheningan dan keaslian situsnya memungkinkan pengunjung untuk merasakan atmosfer masa lalu dan merenungkan kejayaan Majapahit. Pemandu lokal seringkali siap berbagi cerita dan informasi, menambah kedalaman kunjungan. Lingkungan sekitar candi yang masih asri juga memberikan suasana tenang dan damai, jauh dari hiruk pikuk perkotaan. Wisata candi di Jawa Timur seringkali menawarkan pengalaman serupa.

 

Candi Jabung Hari Ini: Daya Tarik Wisata dan Penelitian

Saat ini, Candi Jabung terbuka untuk umum dan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Probolinggo. Akses menuju candi cukup baik, dengan jalan beraspal yang dapat dilalui kendaraan. Fasilitas pendukung seperti area parkir dan toilet juga tersedia. Harga tiket masuk yang terjangkau membuat Candi Jabung Probolinggo dapat diakses oleh berbagai kalangan.

Bagi para peneliti, Candi Jabung merupakan "laboratorium" alami untuk mengkaji berbagai aspek sejarah dan arkeologi. Penelitian tentang Candi Jabung terus dilakukan untuk mengungkap misteri yang mungkin masih tersembunyi di baliknya, termasuk fungsi pastinya dan alasan di balik bentuk arsitekturnya yang tidak lazim. Banyak ahli arkeologi dari berbagai universitas dan lembaga penelitian telah melakukan studi mendalam di situs ini, menjadikan Candi Jabung Probolinggo Jawa Timur sebagai situs penting.

Pemerintah daerah Probolinggo juga mulai menyadari potensi Candi Jabung sebagai aset wisata budaya. Promosi situs ini terus digalakkan untuk menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara. Pengembangan infrastruktur pendukung dan peningkatan kesadaran masyarakat lokal akan pentingnya pelestarian adalah langkah-langkah yang terus dilakukan untuk memaksimalkan potensi Candi Jabung. Usaha pelestarian ini penting untuk menjaga keberadaan Candi Jabung.

 

Vendor Outbound


Warisan Abadi di Tanah Probolinggo

Candi Jabung adalah permata tersembunyi dari masa lalu yang terus bersinar di Bumi Probolinggo. Lebih dari sekadar reruntuhan kuno, ia adalah simbol ketahanan peradaban, keindahan seni arsitektur, dan kekayaan spiritual. Melalui batu-bata merahnya yang kokoh dan relief-reliefnya yang bisu,

Candi Jabung mengajak setiap pengunjung untuk menyelami sejarah, merenungkan kebesaran masa lampau, dan menghargai warisan budaya yang tak ternilai. Pelestarian Candi Jabung Probolinggo Jawa Timur bukan hanya tugas pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua sebagai pewaris peradaban ini, agar keagungannya tetap lestari hingga generasi-generasi mendatang.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *