Mengenal Sunan Drajat Lewat Museum Penuh Nilai di Paciran, Lamongan

Mengenal Sunan Drajat Lewat Museum Penuh Nilai di Paciran, Lamongan
Sumber: Review Google 

Dalam merancang jadwal wisata Lamongan, mendatangi Museum Sunan Drajat di Paciran dapat jadi pengalaman yang memegang hati sekalian memperkaya pengetahuan.

Museum ini bukan hanya menyimpan artefak bersejarah, tetapi juga membingkai nilai luhur penyebaran Islam melalui sosok Sunan Drajat di tengah budaya lokal.

 Selaku bagian dari lingkungan ziarah serta bimbingan museum ini menegaskan posisi Lamongan selaku Lamongan pesona Indonesia yang kaya peninggalan spiritual serta sejarah.



Latar Belakang Museum Sunan Drajat

Sejarah Pendirian dan Lokasi

Museum Sunan Drajat terletak di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur, menempel erat pada lingkungan makam serta masjid beliau

Diresmikan sejak 30 Maret 1992, museum dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lamongan sebagai pusat edukasi sejarah dakwah Wali Songo khususnya Sunan Drajat


Signifikansi Religi & Edukasi

Museum ini berfungsi sebagai media belajar generasi muda tentang dakwah Islam di Jawa melalui pendekatan sosial. Koleksi-koleksinya memperlihatkan tidak hanya artefak keagamaan, tetapi juga semangat kesejahteraan dan toleransi yang diterapkan Sunan Drajat—selaras dengan tema Wisata religi Lamongan dan Jejak dakwah Wali Songo.



Profil Singkat Sunan Drajat

Biodata Singkat & Warisan Dakwah

Lahir sebagai Raden Qasim (1470 M) di Surabaya, ia adalah putra Sunan Ampel dan anggota Wali Songo yang menyebarkan Islam di Lamongan hingga wafat tahun 1522 di Paciran

Memadukan akhlak baik, pengetahuan agama, dan motivasi sosial, ia dikenal memperbaiki kehidupan masyarakat secara fisik dan spiritual.


Strategi Dakwah Sosial

Dikenal sebagai tokoh yang mengedepankan pendekatan humanis—via syiar lewat seni (gamelan), karya sastra (tembang pangkur), dan dakwah ekonomi. Filosofi beliau tercermin dalam lagu dan tembang tematik yang masih dihormati hingga kini. Tembang ini pun masuk dalam bahan koleksi di museum, memperkuat konteks warisan Wali Songo.


Peninggalan Sunan Drajat di Museum
Sumber: Review Google 

Koleksi & Isi Museum

Artefak Keagamaan & Kebudayaan

Museum menaruh dekat 691 koleksi artefak purbakala, tercantum Al‑Qur’an kuno, kitab Lontar berisi Surat Yusuf (Kitab Amjah), bedug, batik Drajat, serta Gamelan Singo Mengkok yang digunakan Sunan Drajat untuk dakwah melalui akulturasi budaya


Koleksi Arkeologis & Sejarah Pesisir

Fragmen keramik dari Dinasti Sung (abad 9–10 M) serta uang kepeng kuno ditemukan di sekitar area, menunjukkan Lamongan sebagai jalur interaksi budaya dan perdagangan antarbenua sejak lama


Replika & Diorama Edukatif

Pengunjung dapat melihat replika rumah tradisional Sunan Drajat dan melihat tampilan diorama visual mengenai perjalanan dakwah beliau. Info ini sangat menarik bagi pelajar dan pencinta sejarah Islam.



Nilai Edukasi & Budaya

Sejarah Penyebaran Islam Lewat Simbol Lokal

Melalui koleksi gamelan, batik, Lontar dan bedug, museum memperlihatkan bagaimana pesan Islam diartikulasikan menggunakan simbol budaya lokal—sebuah contoh pendekatan dakwah yang kontekstual.


Toleransi & Pendekatan Multikultural

Gamelan Singo Mengkok merupakan simbol akulturasi budaya Hinduisme–Islam, mencerminkan toleransi dan penerimaan masyarakat setempat—nilai penting di era modern.


Pelajaran Sosial & Pemberdayaan

Museum menekankan bahwa Sunan Drajat memprioritaskan pembangunan sosial ekonomi komunitas sebelum menyemai dakwah; pelajaran relevan tentang kepedulian dan etika beragama.



Tips Berkunjung & Fasilitas Pendukung

Informasi Praktis & Biaya Masuk

Museum dibuka Senin hingga Sabtu jam 08.00–16.00 WIB, sebagian sumber menyebut hingga jam 18.00 pada hari tertentu

Harga tiket sangat ekonomis, kisaran Rp 5.000/orang, dan bebas biaya masuk saat Senin–Sabtu dengan kemungkinan perubahan harga terbaru

Parkir: motor Rp 5.000, mobil Rp 10.000, bus Rp 50.000 jika ziarah ke makam


Fasilitas Pengunjung

Terdapat area parkir luas, toilet dan musala bersih, serta pusat cenderamata menjual replika kitab kuno, batik motif Drajat, dan suvenir religi. Ada juga pemandu museum dan leaflet sebagai bahan panduan


Waktu Ideal & Tips Praktis

Kunjungi museum saat pagi hari atau hari kerja untuk memastikan suasana tenang dan kesempatan mempelajari koleksi tanpa tergesa-gesa. Cocok juga untuk rombongan sekolah atau komunitas dengan penjelasan mendalam oleh pemandu.



FAQ Seputar Museum Sunan Drajat

Apa tujuan utama Museum Sunan Drajat?

Melestarikan jejak dakwah Sunan Drajat serta menyajikan nilai sejarah Islam dan budaya lokal bagi pengunjung edukatif.


Apakah ada pemandu ketika masuk museum?

Ya, tersedia pemandu dari Dinas Kebudayaan yang tersedia di museum untuk menjelaskan koleksi.


Apakah museum gratis?

Sebagian besar sumber menyatakan tiket masuk Rp 5.000/orang. Namun area makam mungkin gratis akses dengan biaya parkir.


Berapa koleksi yang ditampilkan saat ini?

Sekitar 691 artefak, termasuk gamelan, keramik, kitab kuno, kain batik, dan lain-lain


Bagaimana akses menuju lokasi museum?

Lokasi mudah dijangkau dari Surabaya atau Tuban via Jalan Pos atau Sumberwudi. Banyak pengunjung menggunakan Google Maps atau sewa kendaraan lokal.


Magang Mahasiswa di Malang


Mengakhiri kunjungan ke Museum Sunan Drajat bukan cuma soal memegang barang sejarah, namun pula meresap peninggalan moral yang dibawa oleh sosok Sunan Drajat. Di tengah arus wisata modern, museum ini tetap eksis sebagai pusat pembelajaran yang mengajarkan bahwa dakwah sejati lahir dari keteladanan, seni budaya, dan nilai kebersamaan. Jika Anda menginginkan wisata Lamongan yang bernilai edukasi dan bermakna, Museum Sunan Drajat adalah tempat yang wajib Anda kunjungi.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *