Bukit Watu Jengger Mojokerto, Surga Trekking & Foto Alam Instagramable
![]() |
Sumber: Tempo dot co |
Siapa sangka di jantung Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Mojokerto, tersembunyi hamparan lanskap hijau yang memanjakan mata sekaligus memompa adrenalin para pendaki? Namanya Bukit Watu Jengger, primadona baru dalam daftar wisata Mojokerto, yang memadukan trek mendaki bersahabat dengan panorama yang membuat setiap jepretan kamera layak dipajang di media sosial.
Tak sekadar jalur hiking, tempat ini menjadi magnet bagi pencari sunrise, pencinta fotografi alam, hingga traveler yang ingin sekadar melarikan diri dari hiruk-pikuk kota. Apa istimewanya Bukit Watu Jengger, dan mengapa semakin banyak orang menambahkannya dalam itinerary wisata alam Mojokerto? Mari kita telusuri.
Pengenalan Bukit Watu Jengger
Apa Itu Bukit Watu Jengger?
Bukit Watu Jengger adalah bentangan punggungan bukit yang menjadi bagian dari Pegunungan Anjasmoro. Nama “Watu Jengger” diambil dari wujud puncaknya yang tampak menyerupai jengger ayam jika dilihat dari kejauhan. Ketinggiannya yang berkisar di 1.100 mdpl membuat tempat ini terkategori ramah, apalagi buat para pendaki pendatang baru.
Sensasi mendaki di sini bukan hanya soal menaklukkan ketinggian, tetapi juga menghadirkan pengalaman wisata alam Mojokerto yang memadukan ketenangan hutan, suara burung liar, serta pemandangan gunung di sekelilingnya.
Lokasi Administratif
Bukit ini berlokasi di Desa Nawangan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Letaknya hanya sekitar dua jam dari pusat kota Mojokerto. Akses jalan ke basecamp pun sudah relatif baik meski beberapa titik cukup menanjak.
Popularitas Sebagai Destinasi Trekking
Beberapa tahun terakhir, Bukit Watu Jengger melesat menjadi salah satu destinasi wisata Mojokerto yang ramai dibicarakan, terutama di platform media sosial. Foto-foto jalur punggungan yang dramatis, kabut tipis di pagi hari, hingga lautan awan yang kerap muncul kala subuh menjadi daya tarik yang sulit diabaikan.
Bukan hanya traveler lokal, pendaki dari luar Jawa Timur pun mulai melirik Bukit Watu Jengger sebagai destinasi petualangan singkat.
Daya Tarik Utama
Bukit Watu Jengger menawarkan dua hal yang menjadi “jualan utama”:
Panorama Pegunungan: Dari puncak, Anda bisa menyaksikan bentangan Gunung Arjuno, Welirang, Penanggungan, hingga Anjasmoro. Lanskapnya tampak seperti lukisan yang berubah warna setiap waktu.
Sunrise dan Sunset: Momen matahari muncul atau tenggelam menjadi waktu favorit para pendaki. Sinar keemasan yang membelah kabut tipis di puncak adalah pemandangan yang tak mudah dilupakan.
![]() |
Sumber: Teras Info |
Jalur Pendakian & Tingkat Kesulitan
Rute Pendakian Populer
Rute yang paling sering dipilih adalah melalui Desa Nawangan. Basecamp terletak di sekitar permukiman warga sehingga cukup mudah diakses. Pendaki biasanya menitipkan kendaraan di rumah-rumah penduduk setempat.
Estimasi Waktu Tempuh
Naik: Rata-rata 1,5 – 2 jam
Turun: Sekitar 1 – 1,5 jam
Tentu saja, durasi bisa bervariasi tergantung kondisi jalur, cuaca, serta kebugaran fisik pendaki.
Kontur Jalur
Didominasi tanah padat bercampur bebatuan kecil.
Beberapa titik memiliki kemiringan tajam yang memerlukan tenaga ekstra.
Jalur punggungan cukup sempit dan sering berangin, menjadi tantangan sekaligus spot foto andalan.
Cocok Untuk Pendaki Pemula
Secara keseluruhan, Bukit Watu Jengger tergolong ramah bagi pendaki pemula. Namun, bagi yang belum terbiasa trekking, jalur punggungan tetap menuntut kewaspadaan tinggi, terutama ketika angin bertiup kencang.
Tips Keselamatan
Sebaiknya mendaki pada musim kemarau agar jalur tidak licin.
Pakai sepatu trekking yang aman serta anti selip.
Bawa cukup air minum dan camilan ringan.
Yakinkan bawa senter ataupun headlamp bila mengejar sunrise.
Hindari pendakian saat hujan deras karena jalur menjadi licin.
Keindahan Alam & Spot Foto
Pemandangan Puncak
Dari puncak Bukit Watu Jengger, Anda dapat menyaksikan:
Gunung Arjuno dan Welirang di selatan.
Gunung Penanggungan dengan puncaknya yang nampak meruncing di timur.
Barisan pegunungan Anjasmoro membentang hijau, seolah menjadi benteng alami Mojokerto.
Sunrise dan Sunset
Sunrise: Momen terbaik menikmati siluet gunung sambil ditemani warna jingga dan ungu di langit.
Sunset: Tidak kalah indah, langit seolah terbakar merah, menciptakan latar dramatis untuk fotografi.
Spot Foto Ikonik
Jalur punggungan: Bagian ini paling banyak difoto, karena memberikan kesan dramatis dengan tebing di kiri-kanan.
Gardu pandang alami: Beberapa titik datar di jalur puncak menjadi tempat beristirahat sekaligus berpose.
Suasana Alam
Kabut pagi sering menciptakan nuansa mistis.
Udara sejuk khas ketinggian pegunungan membuat pendakian terasa menyegarkan.
Hutan pinus dan pepohonan rimbun menghadirkan suasana seolah berada di negeri dongeng.
Baca juga: Liburan Asri di Sawah Sumber Gempong, Destinasi Wisata Mojokerto
Fasilitas & Informasi Wisata
Lokasi Basecamp
Basecamp terletak dekat permukiman warga. Banyak rumah yang membuka jasa penitipan motor, warung, serta tempat istirahat.
Biaya Tiket Masuk
Tiket masuk: Rp10.000 – Rp15.000 per orang.
Parkir motor: Rp5.000 – Rp10.000.
Harga bisa naik pada akhir pekan atau hari libur panjang.
Fasilitas Pendukung
Area parkir cukup luas untuk motor dan mobil.
Warung-warung kecil menyediakan kopi panas, mie instan, dan camilan.
Toilet seadanya tersedia di sekitar basecamp.
Waktu Terbaik Berkunjung
Musim kemarau (April – September) adalah waktu ideal.
Cuaca cerah memungkinkan pemandangan maksimal dan jalur pendakian lebih aman.
Saran Perlengkapan
Sepatu trekking
Jas hujan jika musim hujan
Headlamp atau senter
Jaket hangat
Air minum yang cukup
Kamera atau smartphone untuk mengabadikan momen
Bukit Watu Jengger dalam Wisata Alam Mojokerto
Posisi Bukit Watu Jengger dalam Peta Wisata
Bukit Watu Jengger kini menjadi salah satu pilar wisata alam Mojokerto, berdampingan dengan destinasi lain seperti:
Gunung Penanggungan
Air Terjun Dlundung
Pemandian Air Panas Pacet
Kedekatan geografis ini memungkinkan traveler mengatur satu rangkaian perjalanan penuh ke berbagai destinasi alam dalam sehari.
Potensi Pengembangan Wisata
Bukit Watu Jengger menyimpan potensi besar, antara lain:
Menjadi lokasi edukasi trekking bagi sekolah atau komunitas.
Membuka peluang ekonomi bagi warga lewat jasa guide, warung, atau penginapan.
Ajakan Melestarikan Alam
Tingginya animo wisatawan perlu dibarengi tanggung jawab menjaga kebersihan. Bawalah sampah kembali turun, hormati flora dan fauna sekitar, serta hindari merusak jalur pendakian. Dengan begitu, keindahan Bukit Watu Jengger tetap terjaga untuk generasi mendatang.
Bukit Watu Jengger bukan hanya sekadar bukit. Ia adalah karya alam yang memadukan tantangan trekking ringan dengan panorama yang memukau. Jika Anda sedang merancang rencana wisata Mojokerto, bukit ini patut menjadi salah satu destinasi wajib. Siapkan stamina, perlengkapan memadai, dan kamera terbaik, karena Bukit Watu Jengger siap mempersembahkan keindahan yang layak Anda kenang seumur hidup.
FAQ seputar Bukit Watu Jengger Mojokerto
Apakah Bukit Watu Jengger cocok untuk pendaki pemula?
Ya, cukup cocok. Meski ada beberapa jalur terjal, secara keseluruhan tingkat kesulitan tidak terlalu tinggi, asalkan Anda mempersiapkan fisik dengan baik.
Berapa biaya masuk ke Bukit Watu Jengger?
Harga tiket berkisar Rp10.000 – Rp15.000, belum termasuk parkir kendaraan.
Kapan waktu terbaik mendaki Bukit Watu Jengger?
Musim kemarau (April–September) adalah waktu paling ideal agar jalur pendakian lebih aman dan pemandangan maksimal.
Apakah bisa melihat sunrise di Bukit Watu Jengger?
Bisa sekali. Sunrise adalah salah satu momen paling diburu di Bukit Watu Jengger karena pemandangannya sangat memukau.
Apakah ada fasilitas toilet di sekitar basecamp?
Ada, namun fasilitas toilet di sekitar basecamp masih sederhana. Disarankan membawa tisu basah atau perlengkapan pribadi.