Coban Sriti Pesona Tersembunyi yang Menantang di Lumajang
Bagi mereka yang berani melangkah sedikit lebih jauh dari jalur wisata
populer, Coban Sriti adalah hadiah yang sulit dilupakan. Air terjun ini bukan
sekadar aliran air yang jatuh dari tebing—ia adalah lanskap yang memadukan
kekuatan alam dan ketenangan hutan dalam satu bingkai. Terletak di ujung
perbatasan Lumajang dan Malang, Coban Sriti berdiri gagah di tengah rerimbunan,
seolah sengaja bersembunyi dari keramaian.
Jejak Alam yang Tak Banyak Diketahui
Lumajang terkenal sebagai gudang destinasi
outdoor terbaik di Jawa Timur, namun Coban Sriti tetap menjadi rahasia yang
hanya dibisikkan dari satu pendaki ke pendaki lainnya. Dengan ketinggian
sekitar 120 meter, airnya terbelah menjadi dua jalur besar yang menyapu tebing
berlumut. Kabut tipis sering turun dari puncak, menambah kesan magis yang
memikat para penikmat alam liar.
Menuju Pintu Gerbang Coban Sriti
Perjalanan dimulai dari pusat kota Lumajang,
mengarah ke Kecamatan Pronojiwo. Setelah mencapai area parkir di Desa Taman
Ayu, perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer. Trek
ini bukan jalur datar yang ramah sandal; ia menantang dengan tanjakan licin,
jembatan bambu yang bergoyang, dan jalur sempit yang dibingkai pepohonan rapat.
Setiap langkah terasa seperti menembus dimensi lain, apalagi saat suara deras air mulai terdengar samar di antara desiran angin.
Wajah Coban Sriti yang Menghipnotis
Begitu mencapai tepian sungai yang mengalir
dari air terjun, pemandangan yang tersaji nyaris membuat siapa pun terdiam. Dua
pancuran besar jatuh serentak dari ketinggian, memecah udara dengan dentuman
ritmis. Cahaya matahari yang menembus sela-sela dedaunan memantul di butiran
air, menciptakan kilauan seperti serpihan kaca.
Aura Mistis yang Melekat
Nama “Sriti” diambil dari burung kecil yang
sering berputar-putar di sekitar tebing. Namun, di balik nama manis itu,
terselip cerita yang membuat tempat ini diselimuti rasa hormat. Warga setempat
percaya ada penjaga tak kasat mata yang mengawasi setiap pengunjung. Tidak ada
ancaman nyata, tetapi keyakinan itu cukup untuk membuat siapa pun yang datang
menjaga sikap.
Aktivitas yang Patut Dicoba
Meski letaknya terpencil, Coban Sriti menawarkan banyak hal bagi para penjelajah:
- Menangkap momen visual: Panorama di sini membuat setiap sudut layak diabadikan.
- Bermain di tepian sungai: Arus utama terlalu deras untuk berenang, namun aliran di bawahnya cukup aman untuk sekadar merendam kaki.
- Mengamati burung sriti dan fauna hutan: Cocok bagi pencinta pengamatan satwa liar.
Panduan Singkat untuk Pengunjung
- Datanglah saat musim kemarau untuk jalur trekking yang lebih aman.
- Kenakan sepatu dengan grip kuat agar tidak terpeleset.
- Siapkan tas anti air untuk melindungi peralatan.
- Hindari membuat api unggun demi menjaga ekosistem sekitar.
- Pertimbangkan menyewa pemandu lokal agar tidak tersesat.
Informasi Penting
- Lokasi: Desa Taman Ayu, Pronojiwo, Lumajang – Jawa Timur
- Koordinat: -8.1971, 112.9367
- Jam Buka: 06.00 – 17.00 WIB
- Tiket Masuk: Sekitar Rp10.000 per orang
- Estimasi Trekking: ±1 jam dari area parkir
Mengakhiri Perjalanan di Coban Sriti
Mengunjungi Coban Sriti adalah pengalaman yang
menuntut tenaga sekaligus keberanian. Namun, begitu air terjun itu berada di
depan mata, semua lelah terasa menjadi bagian dari cerita yang layak dikenang.
Di sinilah kekuatan alam berbicara, tidak melalui kata, tetapi lewat dentum
air, kabut yang menyapu wajah, dan rasa kagum yang bertahan bahkan setelah
meninggalkan lokasi.
FAQ tentang Coban Sriti
Apakah jalur menuju Coban Sriti aman untuk pemula?
Cukup menantang. Disarankan bagi yang memiliki kebugaran fisik baik.Kapan waktu terbaik berkunjung?
Musim kemarau antara Mei hingga September adalah waktu ideal.Apakah ada warung di dekat lokasi?
Tidak. Persediaan makanan dan minuman sebaiknya dibawa dari area parkir.Bisakah mendekat ke bawah air
terjun?
Bisa, namun tetap waspada terhadap arus deras dan batu
licin.