Mengungkap Sejarah Pura Luhur Giri Salaka, Jejak Spiritual Kuno di Jantung Alas Purwo

Sejarah Pura Luhur Giri Salaka

Jauh di dalam keheningan abadi Taman Nasional Alas Purwo, di antara naungan pepohonan purba yang menjadi saksi bisu peradaban, berdiri sebuah tempat yang memancarkan aura spiritual yang tak terbantahkan.

Bukan sekadar bangunan dari batu dan bata, melainkan sebuah gerbang menuju masa lalu dan sebuah jangkar energi kosmik di tanah Jawa.

Inilah Pura Luhur Giri Salaka, sebuah tempat suci yang diyakini sebagai salah satu pura Hindu tertua yang masih berdiri kokoh, menjadi jantung spiritual dari hutan yang paling legendaris ini.

Bagi banyak petualang, Alas Purwo adalah kanvas alam liar yang identik dengan savana yang luas dan ombak samudra yang menantang. Namun, bagi para peziarah dan pencari makna, Pura Giri Salaka adalah esensinya.

Menginjakkan kaki di pelatarannya bukan hanya soal berwisata, melainkan sebuah perjalanan batin untuk menapaki jejak peradaban besar dan merasakan getaran sakral yang diwariskan dari abad ke abad.

 

Baca Juga : Panduan Surfing G-Land di Plengkung, Pecah! Inilah Info Ombak, Musim & Surf Camp Terbaru 2025


Jejak Majapahit dan Misi Suci Sang Resi

Sejarah Pura Luhur Giri Salaka terjalin erat dengan benang emas kebesaran Kerajaan Majapahit. Menurut lontar dan cerita tutur yang dipegang teguh oleh masyarakat, pura ini didirikan sekitar abad ke-14 Masehi. Misi pendiriannya diemban oleh seorang resi agung bernama Empu Bharada, seorang pendeta suci yang diutus langsung dari pusat kerajaan.

Tugasnya tidak main-main: menemukan sebuah mandala, atau titik pusat kekuatan spiritual, di ujung timur Pulau Jawa. Lokasi ini dibutuhkan untuk menyeimbangkan alam semesta, menciptakan harmoni antara dunia manusia (bhuana alit) dan dunia para dewa (bhuana agung).

Setelah melalui perjalanan panjang yang sarat dengan laku spiritual dan meditasi mendalam, Empu Bharada merasakan getaran energi yang luar biasa kuat dari sebuah titik di tengah hutan belantara.

Di lokasi inilah fondasi pertama Pura Luhur Giri Salaka diletakkan. Penemuan ini bukan hanya menandai sebuah tempat suci, tetapi juga memperkuat pengaruh ajaran Hindu Dharma di wilayah yang saat itu dikenal sebagai Blambangan.

 

Pura Dang Kahyangan: Ikatan Spiritual Tak Terputus dengan Bali

Bagi umat Hindu, khususnya di Bali, Pura Luhur Giri Salaka memiliki kedudukan yang sangat istimewa dan terhormat. Pura ini termasuk dalam kategori Pura Dang Kahyangan, sebuah klasifikasi untuk pura-pura bersejarah yang didirikan sebagai bagian dari perjalanan dharma (penyebaran ajaran kebaikan) oleh para resi suci di masa lampau, terutama yang berkaitan dengan perjalanan spiritual Dang Hyang Nirartha.

Status ini menempatkan Pura Giri Salaka sebagai "saudara tua" dari pura-pura paling ikonik di Bali, seperti Pura Luhur Uluwatu, Pura Rambut Siwi, dan Pura Tanah Lot. Mereka membentuk sebuah jaringan spiritual yang membentang dari ujung timur Jawa hingga ke seluruh Bali. Inilah alasan mengapa saat perayaan hari besar, pura ini menjadi magnet spiritual yang kuat.

Vendor Outbound Batu Malang

Ribuan umat Hindu, tak hanya dari Banyuwangi tetapi juga dari berbagai penjuru Bali, akan menempuh perjalanan jauh untuk melakukan tirta yatra (perjalanan suci). Mereka datang untuk sembahyang, memohon berkah, dan menyambung kembali ikatan spiritual yang telah terjalin selama ratusan tahun.

 

Upacara Pagerwesi: Saat Alas Purwo Bersinar dalam Kesakralan

Sejarah Pura Luhur Giri Salaka

Meski pura ini memancarkan ketenangan setiap hari, ada satu momen istimewa di mana Pura Giri Salaka menunjukkan pesona spiritualnya secara maksimal: saat perayaan agung Upacara Pagerwesi. Diselenggarakan setiap 210 hari sekali berdasarkan perhitungan kalender Pawukon Bali, Pagerwesi memiliki makna filosofis yang mendalam.

Secara harfiah, "Pagerwesi" berarti "pagar dari besi". Hari raya ini adalah simbol untuk memagari diri dengan ilmu pengetahuan (jnana) dan iman (sraddha) yang kokoh, sebagai benteng pertahanan dari kekuatan kegelapan dan kebodohan. Pada hari itu, suasana di sekitar pura berubah total.

Seluruh kompleks dihiasi dengan gemerlap penjor, janur kuning, kain poleng (hitam-putih), dan aneka sesajen (banten) yang berwarna-warni dan penuh makna.

Wangi dupa yang menenangkan berpadu dengan alunan genta para pendeta dan kidung suci yang dilantunkan tanpa henti, menciptakan sebuah atmosfer yang khusyuk dan magis. Menyaksikan prosesi ini adalah sebuah pengalaman imersif yang akan membawamu larut dalam kekayaan budaya dan spiritualitas Nusantara.

 

Etiket dan Adab Memasuki Tempat Suci

Sebagai pengunjung, menghormati kesucian Pura Luhur Giri Salaka adalah sebuah keharusan. Ini bukan hanya tentang aturan, tetapi juga tentang adab dan penghargaan terhadap keyakinan yang hidup di tempat ini.

  • Pakaian yang Pantas: Setiap pengunjung, tanpa terkecuali, wajib mengenakan sarung (kamen) yang dililitkan di pinggang dan dilengkapi dengan selendang (senteng). Ini adalah simbol untuk menundukkan hawa nafsu dan membersihkan diri sebelum memasuki area suci. Jika Anda tidak membawanya, biasanya tersedia fasilitas penyewaan di sekitar pintu masuk pura.
  • Menjaga Perilaku: Di dalam kompleks pura, jagalah tutur kata dan perbuatan. Hindari berbicara dengan suara terlalu keras, tertawa terbahak-bahak, atau melakukan tindakan yang dapat dianggap tidak sopan. Biarkan keheningan tempat ini meresap ke dalam diri Anda.
  • Kesucian Area: Perlu diketahui bahwa ada batasan area bagi pengunjung umum. Wisatawan biasanya diizinkan hingga halaman tengah (jaba tengah). Area paling dalam (jeroan), tempat persembahyangan utama, dikhususkan bagi mereka yang hendak beribadah. Selain itu, bagi wanita yang sedang dalam periode menstruasi, dengan segala hormat diharapkan untuk tidak memasuki area pura demi menjaga kesuciannya.

Vendor Outbound Batu Malang

Pura Luhur Giri Salaka adalah bukti hidup bahwa Alas Purwo bukan semata-mata hutan belantara, melainkan sebuah lanskap yang bernyawa dan berjiwa. Ia adalah pengingat akan sejarah agung yang tersembunyi di balik rimbunnya dedaunan.

Mengunjunginya akan memperkaya petualangan Anda, memberikan dimensi baru yang lebih dalam tentang kekayaan sejati Taman Nasional Alas Purwo.


Penulis : Reza Nur Fitrah Islamy (ren)

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *