Wisata Religi di Lamongan, Menyusuri Makam Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur

Wisata Religi di Lamongan, Menyusuri Makam Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur

Kabupaten Lamongan dikenal bukan hanya karena wisata baharinya seperti WBL atau Pantai Kutang, tetapi juga karena kekayaan warisan Islam yang kental. Banyak peziarah datang ke daerah ini dengan tujuan utama berziarah ke makam wali, terutama Makam Sunan Drajat dan Makam Sunan Sendang Duwur.

Dua tokoh ini memiliki peran penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Selain sebagai pusat spiritual, kedua makam tersebut juga menjadi cermin budaya dan sejarah, karena arsitektur bangunannya memadukan unsur Islam dengan budaya lokal.

 

Makam Sunan Drajat

Sejarah Singkat Sunan Drajat

Sunan Drajat yang bernama asli Raden Qasim adalah putra dari Sunan Ampel. Beliau dikenal sebagai wali yang mengajarkan Islam dengan penuh kasih sayang.

Selain berdakwah, beliau juga sangat peduli pada kaum miskin, yatim, dan orang-orang yang kesusahan. Dakwahnya banyak dilakukan melalui seni, seperti tembang Pangkur dan gamelan “Singo Mengkok”, yang menjadikan pesan agama mudah diterima masyarakat kala itu.

Keindahan Kompleks Makam

Kompleks Makam Sunan Drajat berada di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Lamongan. Area makam terdiri dari beberapa teras dengan gapura khas Jawa sebagai pintu masuknya.

Di bagian paling atas terdapat cungkup makam Sunan Drajat dan istrinya yang berbahan kayu jati, beratap joglo, dan bernuansa tradisional. Tidak jauh dari makam, terdapat museum kecil yang menyimpan peninggalan bersejarah seperti gamelan dan naskah yang berhubungan dengan aktivitas dakwah Sunan Drajat.

Kehadiran museum ini menambah nilai edukatif bagi peziarah yang ingin memahami lebih dalam tentang sejarah Islam di Lamongan.

Tradisi Ziarah

Hingga kini, Makam Sunan Drajat masih ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. Pada hari-hari besar Islam, jumlah pengunjung meningkat tajam.

Suasana khusyuk terasa begitu kuat, dan masyarakat sekitar pun ikut menjaga tradisi serta melestarikan situs ini.

 

Baca Juga: Ada Apa di Goa Maharani, Menjelajahi Keindahan Gua Stalaktit, Stalagmit, dan Kebun Binatang Eksotis


Makam Sunan Sendang Duwur

Siapakah Sunan Sendang Duwur?

Sunan Sendang Duwur, yang dikenal juga sebagai Raden Noer Rahmat, adalah tokoh penyebar Islam di kawasan Paciran. Beliau memiliki garis keturunan dari Baghdad dan dikenal dengan karomahnya.

Salah satu kisah yang melegenda adalah kemampuannya memindahkan sebuah masjid dari Mantingan ke bukit Amitunon hanya dalam satu malam. Kisah ini hingga sekarang masih diyakini masyarakat dan menambah kharisma makamnya.

Arsitektur yang Unik

Makam Sunan Sendang Duwur terletak di atas bukit Amitunon, sekitar 50–70 meter di atas permukaan laut. Untuk mencapainya, pengunjung harus menapaki jalan menanjak yang dikelilingi pepohonan.

Setibanya di kompleks makam, pengunjung disambut gapura dengan arsitektur Tugu Bentar dan Paduraksa yang jelas memperlihatkan perpaduan budaya Islam dan Hindu. Di dalamnya, cungkup makam dihiasi ukiran kayu jati dengan motif rumit.

Ada juga ornamen batu berbentuk kepala Kala yang biasanya dijumpai di candi candi Hindu. Perpaduan ini menunjukkan bahwa penyebaran Islam di Jawa dilakukan dengan pendekatan budaya yang bijak, menghargai tradisi lokal, sambil memperkenalkan ajaran baru.

Tradisi Ziarah

Makam ini juga ramai dikunjungi peziarah. Selain berdoa, mereka juga menikmati pemandangan indah dari atas bukit yang menampakkan panorama laut utara Jawa.

Keunikan arsitektur dan kisah legendaris Sunan Sendang Duwur membuat makam ini menjadi salah satu destinasi religi paling menarik di Lamongan.

makam Sunan Drajat

Nilai Budaya dan Spiritual

Ziarah ke makam Sunan Drajat dan Sunan Sendang Duwur tidak hanya sekadar perjalanan spiritual. Di sana, pengunjung juga bisa belajar tentang sejarah Islam di Jawa, memahami nilai sosial yang diajarkan para wali, serta melihat bagaimana budaya lokal berpadu harmonis dengan ajaran agama.

Bagi masyarakat Lamongan, kedua makam tersebut bukan sekadar situs sejarah, melainkan juga pusat kegiatan sosial, budaya, dan spiritual yang masih hidup hingga sekarang. Nilai-nilai kepedulian, kebersamaan, dan penghormatan pada tradisi terus diwariskan dari generasi ke generasi.

 

Baca Juga: Kegiatan Seru di Lamongan, Dari Waduk Gondang hingga Bukit Kapur Tlogo Sadang


Akses dan Tips Berkunjung

Makam Sunan Drajat dan Makam Sunan Sendang Duwur sama-sama berada di Kecamatan Paciran, Lamongan, sehingga mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi maupun rombongan bus. Dari Surabaya, perjalanan dapat ditempuh sekitar 2,5 jam.

Vendor Outbound Batu Malang

Untuk kenyamanan berziarah, sebaiknya datang pada pagi hari agar tidak terlalu ramai dan cuaca masih sejuk. Kenakan pakaian sopan, bawa bekal secukupnya, serta siapkan kamera untuk mengabadikan keindahan arsitektur, meski ada area tertentu yang membatasi aktivitas foto agar suasana tetap khidmat.

Lamongan memang memiliki wisata religi yang kaya sejarah dan budaya. Makam Sunan Drajat dengan tradisi sosial dan peninggalan seninya, serta Makam Sunan Sendang Duwur dengan perpaduan arsitektur unik dan kisah legendarisnya, menjadi bukti kuat bagaimana Islam tumbuh di Jawa dengan pendekatan budaya yang lembut.

Berziarah ke kedua makam ini bukan hanya menambah pengalaman spiritual, tetapi juga memberi wawasan tentang sejarah, budaya, dan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan para wali. Tak heran, Lamongan kini menjadi salah satu tujuan wisata religi paling penting di Jawa Timur.




Penulis: Beatrice Rezqikha Zerlinda (bea)

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *