Menelusuri 5 Masjid Bersejarah di Pacitan Dari Arsitektur Kuno hingga Pusat Syiar

Bagi
seorang musafir spiritual, masjid bukan sekadar tempat bersujud. Ia adalah
episentrum peradaban, saksi bisu sejarah, dan rumah ketenangan. Di Pacitan,
bangunan-bangunan ini berdiri kokoh, menceritakan kisah perpaduan budaya dan
keteguhan dakwah.
Menelusuri
masjid bersejarah di
Pacitan adalah
cara unik untuk memahami bagaimana Islam tumbuh dan beradaptasi dengan kearifan
lokal. Arsitekturnya sering kali menyimpan filosofi mendalam, dari atap tumpang
khas Jawa hingga ukiran kaligrafi yang halus. Kunjungan ini melengkapi
pengalaman spiritual yang lebih luas, seperti yang kami ulas dalam Panduan Lengkap Wisata ReligiPacitan kami.
Panduan
ini akan membawa Anda menelusuri lima masjid paling ikonik di Pacitan, memahami
arsitektur, dan peran vitalnya sebagai pusat syiar Islam.
1. Masjid
Agung Darul Falah Pacitan
Jantung
spiritualitas di pusat kota. Mustahil berbicara tentang Pacitan tanpa menyebut
Masjid Agung Darul Falah. Berdiri megah di sisi barat alun-alun, masjid ini
adalah simbol kebanggaan dan pusat kegiatan keagamaan utama di kabupaten.
Sejarah
dan Peran Sentral
Sejarah
Masjid Agung Pacitan
terkait erat dengan berdirinya pemerintahan kabupaten. Sejak awal, fungsinya
tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat aktivitas sosial,
pendidikan, dan musyawarah para pemimpin. Lokasinya yang strategis di pusat
kota (pola "Catur Sagotra": alun-alun, pendopo, masjid, pasar)
menunjukkan peran integralnya dalam kehidupan masyarakat.
Arsitektur
Perpaduan yang Megah
Bangunan
yang kita lihat hari ini adalah hasil dari beberapa kali renovasi. Namun, ia
berhasil memadukan arsitektur
Islam Jawa
dengan sentuhan modern. Atap limas bersusun tiga (tumpang) yang menjadi ciri
khas masjid-masjid kuno di Jawa tetap dipertahankan, melambangkan iman, Islam,
dan ihsan. Ini adalah pemberhentian pertama yang wajib dalam setiap perjalanan
religi di Pacitan.
2. Masjid
Pondok Tremas
Jika
Masjid Agung adalah jantung pemerintahan, maka Masjid Pondok Tremas adalah
jantung keilmuan. Terletak di dalam kompleks Pondok Pesantren Tremas, masjid
ini memiliki aura intelektual dan spiritual yang sangat kuat.
Kawah
Candradimuka Para Ulama
Ini
bukan sekadar masjid pesantren biasa. Ini adalah Masjid Pondok Tremas yang legendaris, tempat ribuan
santri dari seluruh penjuru Nusantara menimba ilmu. Didirikan pada abad ke-19,
masjid ini telah menjadi saksi lahirnya ulama-ulama besar. Atmosfer keilmuan
begitu kental terasa di setiap sudutnya.
Arsitektur
Khas Pesantren Salaf
Arsitekturnya
sederhana namun fungsional, dirancang untuk menampung jamaah dalam jumlah
besar. Tiang-tiang kayu (saka guru) yang kokoh dan lantai yang sejuk
menciptakan suasana sempurna untuk beribadah dan nderes (mengkaji kitab). Mengunjungi masjid ini memberikan
kita gambaran tentang tradisi pendidikan Islam yang telah berusia ratusa tahun.
Pelajari lebih lanjut tentang peran ulama Tremas di Jejak Syiar Islam di Pacitan:
Peran Ulama Tremas.
3. Masjid
Sabilil Muttaqin (Tegalombo)
Bergeser
dari pusat kota, kita menemukan permata tersembunyi. Masjid Sabilil Muttaqin di
Tegalombo adalah contoh masjid
kuno di Pacitan
yang masih mempertahankan keasliannya dan menyatu erat dengan komunitas pedesaan.
Penjaga
Tradisi di Lereng Gunung
Masjid
ini didirikan oleh seorang kiai lokal yang berpengaruh pada masanya. Perannya
sangat vital sebagai satu-satunya pusat syiar di wilayah yang kala itu cukup
terpencil. Hingga hari ini, masjid ini tetap menjadi pusat tradisi keagamaan
lokal, seperti perayaan Maulid Nabi dan pengajian rutin.
Kesederhanaan
yang Menenangkan
Berbeda
dengan Masjid Agung, arsitektur masjid ini sangat bersahaja. Dibangun dengan
material lokal, ia memancarkan ketenangan. Keberadaannya adalah bukti bahwa
syiar Islam tidak hanya terpusat di kota, tetapi juga mengakar kuat di
pelosok-pelosok desa.
4. Masjid di
Kompleks Makam Kiai Ageng Petung
Banyak
masjid bersejarah yang lokasinya berdekatan, atau bahkan satu kompleks, dengan
makam tokoh penting. Salah satunya adalah masjid di area Makam Kiai Ageng
Petung.
Pusat
Pelayanan Para Peziarah
Fungsi
utama masjid ini adalah untuk melayani para peziarah yang datang. Setelah
berdoa di makam, peziarah menggunakan masjid ini untuk shalat, beristirahat,
dan beritikaf. Masjid ini menjadi "satu paket" dalam perjalanan
ziarah.
Arsitektur
Fungsional
Arsitekturnya
dirancang untuk fungsionalitas. Area serambi (teras) yang luas disediakan untuk
peziarah yang beristirahat, dan fasilitas wudhu yang memadai selalu terjaga.
Masjid ini adalah contoh bagaimana tempat ibadah beradaptasi dengan kebutuhan
spesifik jamaahnya (dalam hal ini, para peziarah).
5. Masjid
Cagar Budaya (Contoh: di Arjosari/Nawangan)
Pacitan
juga menyimpan beberapa masjid yang dikategorikan sebagai bangunan cagar budaya Pacitan. Masjid-masjid ini mungkin tidak
besar, namun nilai sejarahnya sangat tinggi.
Menjaga
Memori Kolektif
Masjid-masjid
ini, seringkali berlokasi di kecamatan-kecamatan yang memiliki sejarah tua
seperti Nawangan atau Arjosari, menyimpan elemen-elemen bangunan asli. Kita
mungkin masih bisa menemukan bedug (genderang) kuno, mimbar kayu
berukir, atau bahkan tiang-tiang asli yang berusia ratusan tahun.
Saksi
Bisu Perjuangan
Mengunjungi
masjid cagar budaya ini terasa seperti masuk ke lorong waktu. Setiap detail
arsitekturnya menceritakan kisah perjuangan para pendahulu dalam menyebarkan
dan menjaga ajaran Islam di tengah segala keterbatasan.
Tips
Mengunjungi Masjid Bersejarah di Pacitan
Saat mengunjungi masjid bersejarah di Pacitan, ada beberapa etika yang perlu dijaga:
- Pakaian Sopan: Ini adalah hal wajib. Gunakan pakaian yang menutup aurat, rapi, dan bersih.
- Jaga Ketenangan: Masjid adalah tempat ibadah. Hindari berbicara keras atau tertawa terbahak-bahak.
- Minta Izin: Jika ingin memotret area dalam masjid (terutama saat ada orang beribadah), mintalah izin kepada pengurus (takmir) terlebih dahulu.
- Shalat Sunnah: Jika memungkinkan, laksanakan shalat sunnah tahiyatul masjid sebagai bentuk penghormatan.
- Rencanakan Kunjungan: Gabungkan kunjungan Anda ke beberapa masjid ini dalam satu rute. Lihat contoh rutenya di Itinerary 1 Hari Ziarah dan Wisata Religi Pacitan.
Lima masjid ini
hanyalah sebagian kecil dari kekayaan spiritual Pacitan. Masing-masing berdiri
sebagai monumen hidup, tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat
syiar Islam yang telah membentuk karakter dan sejarah di tanah ini. Mengunjungi
mereka bukan sekadar wisata, melainkan sebuah ziarah sejarah dan arsitektur
yang memperkaya jiwa.
Sumber gambar : canva
Penulis : Muhammad Rafi Sabilillah (mrs)
.png)
