Mojokerto Kota Onde-onde Julukan, Sejarah Nama dan Keunikan Trowulan

Mojokerto
tidak hanya dikenal sebagai kota bersejarah di Jawa Timur, tetapi juga memiliki
julukan unik dan nama yang punya makna mendalam. Julukan “Kota Onde-onde”
muncul bukan hanya karena makanan ringan tersebut sangat populer di kota ini,
tetapi juga karena restoran dan toko onde-onde legendaris yang sudah ada sejak
era kolonial.
Di sisi
lain, sejarah nama “Mojokerto” dan kehadiran Situs Trowulan sebagai pusat
Kerajaan Majapahit menjadikan kota ini punya identitas ganda: warisan budaya
dan kuliner. Mari kita telusuri satu per satu.
Asal Usul
Nama Mojokerto
Mojo dan
Kerto: Makna Nama Kota
Kata
“Mojokerto” diyakini berasal dari dua bagian: “Mojo” dan “Kerto”. “Mojo”
sendiri merujuk pada pohon Maja (buah maja), atau nama desa di mana
pohon-pohon maja banyak tumbuh.
Sementara
“kerto” diambil dari kata kerta atau kertaraharja, yang maknanya
tenteram atau sejahtera. Dengan demikian, “Mojokerto” bermakna kota yang
tenteram atau sejahtera di tempat pohon maja.
Perubahan
dari Nama “Japan” ke Mojokerto
Sebelum
menjadi Mojokerto, kawasan ini pernah dikenal dengan nama “Japan”. Nama ini
muncul dalam masa Kesultanan Mataram, merujuk pada sebuah wilayah yang kemudian
dibagi sebagai bagian dari politik dan administratif dalam sejarah Jawa.
Seiring
waktu, saat masa kolonial Belanda, nama Japan diubah menjadi Mojokerto sebagai
bagian dari proses formalisasi kota dan pengembangan pemerintahan kota modern.
Penetapan
Sebagai Kota
Secara
administratif, Mojokerto resmi menjadi kotamadya berdasarkan keputusan Gubernur
Jenderal Hindia Belanda Nomor 324 Tahun 1918 pada tanggal 20 Juni 1918. Sejak
saat itu, Mojokerto berkembang sebagai kota kecil yang strategis, khususnya
karena letaknya tidak jauh dari Surabaya dan memiliki akses yang baik melalui
jalur darat.
Dengan sejarah
tersebut, identitas kota terus terbentuk, dipengaruhi oleh faktor geografis,
politik, serta budaya lokal.
Julukan
Kota Onde-onde
Onde-onde
Bo Liem & Tradisi Kuliner
Julukan
“Kota Onde-onde” muncul karena di Mojokerto terdapat toko onde-onde yang sangat
terkenal bernama Bo Liem yang mulai berdiri sejak tahun 1929. Onde-onde menjadi
identitas kuliner kota, bukan hanya sebagai makanan ringan tetapi juga sebagai
daya tarik budaya.
Masyarakat
lokal dan pengunjung selalu mengasosiasikan Mojokerto dengan onde-onde, sebuah
ikon kuliner yang khas.
Onde-onde
Sebagai Branding Kota
Kue
onde-onde bukan hanya dijual sebagai makanan, tetapi telah menjadi bagian dari
identitas kota. Kualitas onde-onde lokal, rasa kacang hijau, wijen, dan tekturnya
digemari sehingga sering dijadikan oleh-oleh.
Banyak
usaha kecil menengah (UMKM) lokal yang menggunakannya sebagai produk khas,
sehingga julukan ini turut mendukung ekonomi lokal. Julukan juga muncul di
media dan berbagai tulisan tentang kota Mojokerto, yang menampilkan onde-onde
sebagai bagian dari daya tarik pariwisata dan budaya.
Trowulan:
Situs Majapahit yang Mengukuhkan Sejarah Kota
Trowulan
Sebagai Ibu Kota Majapahit
Trowulan
adalah kecamatan di Kabupaten Mojokerto yang dianggap sebagai bekas ibu kota
Kerajaan Majapahit (abad ke-13 hingga ke-15). Bukti arkeologis seperti candi,
gapura, kolam, kanal, artefak dari bata, terakota, keramik dan struktur
pemukiman kuno menunjukkan bahwa Trowulan bukan hanya pusat kekuasaan, tetapi
juga pusat pemukiman dan administrasi yang maju.
Penelitian tentang Trowulan telah sejak masa kolonial, termasuk oleh tokoh seperti W. Wardenaar dan Henri Maclaine Pont. Situs ini kini menjadi kawasan cagar budaya yang dilindungi secara nasional.

Candi-Candi
Peninggalan Majapahit di Trowulan
Di Trowulan
terdapat beberapa candi dan peninggalan purbakala lainnya yang sangat terkenal:
- Candi Tikus, sebuah petirtaan suci yang semula terkubur dan kemudian dipugar.
Candi ini memiliki 46 pancuran dan dianggap sebagai bangunan suci, serta
memiliki nilai arsitektur dari abad ke-13 hingga ke-14.
- Candi Brahu, berada di Dukuh Jambu
Mente, Desa Bejijong, Trowulan. Terbuat dari bata merah, lokasinya dekat
dengan jalan raya Mojokerto-Jombang, dan menjadi salah satu situs wisata
sejarah populer.
- Candi Bajang Ratu, yang
bentuknya gapura megah dengan arsitektur paduraksa, berfungsi sebagai
gerbang dan elemen kehormatan dalam struktur kota Majapahit.
Peninggalan-peninggalan ini memperkuat status Mojokerto sebagai kota dengan akar sejarah yang dalam, menjadikannya destinasi favorit bagi pecinta sejarah, budaya, dan arkeologi.
Baca Juga: Wisata Malam di Surabaya Tempat Hits untuk Nongkrong, Kuliner, dan Hunting Foto
Keunikan
dan Identitas Ganda Kota Mojokerto
Mojokerto
memiliki identitas ganda yang menarik: sebagai kota warisan Majapahit dan kota
kuliner (Kota Onde-onde). Identitas ini saling melengkapi.
- Warisan sejarah memberikan daya tarik
wisata serta kebanggaan budaya. Misalnya, wisatawan datang ke Situs
Trowulan untuk melihat langsung gapura, artefak, kanal, dan struktur kota
lama Majapahit.
- Sementara kuliner onde-onde menambah warna kehidupan kota modern.
Kehadiran toko Bo Liem sejak lama, rasa yang tetap dijaga, dan
popularitasnya di media membuat onde-onde menjadi ikon yang mudah
dikenali.
Identitas ini bukan hanya soal sejarah dan makanan, tetapi juga soal bagaimana masyarakat Mojokerto menjaga tradisi, menghargai warisan masa lampau, dan memanfaatkan potensi lokal untuk pembangunan ekonomi dan pariwisata.
Relevansi
Sejarah ke Masa Kini
Sejarah
Mojokerto: nama, julukan, dan situs-situs purbakala seperti Trowulan bukan
hanya cerita masa lalu, tetapi bagian dari identitas yang tetap hidup.
Pemerintah kota dan komunitas lokal telah melakukan upaya pelestarian
situs-situs sejarah, restorasi candi, dan promosi budaya agar generasi sekarang
dan mendatang memahami akar kota mereka.
Selain itu,
julukan Kota Onde-onde juga memiliki fungsi praktis sebagai branding.
Warung-warang onde-onde dan toko UMKM yang membuat onde-onde sebagai produk
unggulan mendapat manfaat ekonomi dan promosi ketika kota disebut “Kota
Onde-onde”.
Mojokerto
adalah kota dengan lapisan sejarah yang tebal dan rasa budaya yang hangat. Nama
Mojokerto yang berasal dari “Mojo” dan “Kerto” sudah mencerminkan harapan akan
sejahtera dan damai.
Julukan
Kota Onde-onde muncul dari kuliner yang populer dan toko legenda seperti Bo
Liem yang telah menjadikan onde-onde bukan hanya makanan, tetapi identitas
kota. Ditambah lagi dengan kehadiran Situs Trowulan dan peninggalan sejarah
Majapahit seperti Candi Tikus, Brahu, dan Bajang Ratu, menjadikan Mojokerto
lebih dari sekadar kota biasa: ia adalah perpaduan budaya, sejarah, dan rasa.
Siapapun yang datang ke Mojokerto akan dibawa menapaki masa lampau sekaligus menikmati cita rasa lokal yang telah menyatu dengan kehidupan kota.
Penulis: Beatrice Rezqikha Zerlinda (bea)
.png)
