Menjelajah Candi Jolotundo, Wisata Sejarah Mojokerto yang Sakral

Menjelajah Candi Jolotundo, Wisata Sejarah Mojokerto yang Sakral
Sumber: Wikipedia 

Menelusuri Jejak Sejarah di Balik Candi Jolotundo

Bila mendengar kata wisata Mojokerto, banyak orang mungkin langsung teringat pada kebesaran Kerajaan Majapahit, candi-candi megah, atau peninggalan sejarah yang tak ternilai. Namun, ada satu destinasi yang tak hanya berbicara tentang masa lalu, tetapi juga menghadirkan kesejukan alam sekaligus nuansa spiritual yang dalam. Itulah Candi Jolotundo, sebuah situs kuno di lereng barat Gunung Penanggungan, Trawas, Mojokerto, yang masih memancarkan pesona hingga kini.

Candi Jolotundo bukan sekadar tumpukan batu purba. Di sinilah sejarah, kepercayaan, dan keindahan alam bertemu dalam harmoni. Konon, dibangun pada abad ke-10 Masehi, situs ini menjadi saksi bisu perjalanan peradaban nusantara. Tak hanya sarat makna spiritual, Jolotundo juga menjadi bagian dari wisata alam Mojokerto yang kian diminati, terutama oleh pencinta sejarah dan ketenangan alam.



Sejarah dan Keunikan Candi Jolotundo

Asal Usul Berdirinya Candi Jolotundo

Menurut catatan sejarah, Candi Jolotundo diyakini berdiri pada masa Raja Udayana dari Wangsa Warmadewa, yang pernah berkuasa di Bali. Ada pula sumber yang mengaitkannya dengan masa kejayaan Majapahit, menjadikannya salah satu situs petirtaan tertua di Jawa Timur.

Menariknya, fungsi Jolotundo berbeda dari kebanyakan candi lain yang kerap menjadi tempat pemujaan atau makam raja. Jolotundo berperan sebagai petirtaan atau pemandian suci. Kabarnya, Raja Udayana membangun tempat ini untuk sang permaisuri, Mahendradatta, sebagai ungkapan kasih sekaligus sarana ritual spiritual. Inilah yang membuat Jolotundo terasa begitu personal sekaligus sakral.

Selain cerita sejarah, sebuah prasasti kuno ditemukan di kawasan candi. Prasasti tersebut menyinggung nama Air Jolotundo, memperkuat bukti bahwa area ini sejak dulu sudah dianggap suci.Lokasi dan Cara Menuju Candi Jolotundo


Alamat Lengkap dan Jarak Tempuh

Candi Jolotundo berlokasi di Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Kawasan ini terkenal sebagai salah satu destinasi alam Mojokerto yang menawarkan udara sejuk, panorama hijau, dan nuansa spiritual yang kental.

Dari pusat Kota Mojokerto, jaraknya sekitar 30 kilometer atau sekitar 45–60 menit perjalanan dengan kendaraan pribadi. Jika berangkat dari Surabaya, waktu tempuhnya berkisar 1,5 hingga 2 jam, bergantung kondisi lalu lintas.


Rute Perjalanan

Bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi, rute termudah dari Mojokerto adalah melalui Mojosari – Trawas – Seloliman. Dari Surabaya, jalur tercepat adalah Surabaya – Krian – Mojosari – Trawas. Sepanjang perjalanan, mata akan dimanjakan dengan pemandangan hijau khas pegunungan, yang membuat perjalanan terasa singkat.

Jika mengandalkan transportasi umum, wisatawan bisa naik bus jurusan Mojokerto – Pacet. Dari Pasar Pacet, perjalanan dilanjutkan dengan ojek lokal menuju Seloliman. Walau jalur sudah beraspal, beberapa titik memiliki tanjakan cukup curam dan tikungan tajam, ciri khas jalur menuju wisata alam Trawas.


Baca juga: Keindahan Air Terjun Surodadu, Destinasi Alam Mojokerto


Kondisi Akses dan Area Parkir

Area parkir di Candi Jolotundo tersedia untuk kendaraan roda dua maupun roda empat, walau kapasitasnya terbatas. Dari parkiran, pengunjung masih perlu berjalan kaki sekitar 200–300 meter melewati jalur setapak berbatu sebelum tiba di area candi. Trek ini tidak terlalu berat, tetapi cukup menguras tenaga, terutama bagi yang jarang beraktivitas fisik.


Pemandian suci Candi Jolotundo di Mojokerto dengan pancuran air jernih, dikelilingi pepohonan hijau
Sumber: Travel Kompas

Daya Tarik dan Keistimewaan Candi Jolotundo

Pemandian Suci yang Tak Pernah Kering

Salah satu keunikan terbesar Candi Jolotundo adalah keberadaan pancuran airnya yang terus mengalir jernih sepanjang tahun. Airnya terasa dingin, segar, dan dipercaya memiliki khasiat spiritual. Banyak pengunjung datang membawa jerigen atau botol untuk membawa pulang air Jolotundo sebagai tirta suci. Konon, air ini diyakini membawa keberuntungan, kesehatan, hingga keharmonisan rumah tangga.

Hebatnya, debit air Jolotundo tetap stabil, meskipun musim kemarau panjang melanda. Fenomena ini menambah aura mistis sekaligus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang tertarik akan hal-hal spiritual.


Keindahan Arsitektur dan Lingkungan Sekitar

Struktur Candi Jolotundo didominasi batu andesit, dengan desain kolam pemandian bertingkat. Relief-relief kuno masih terlihat jelas, menggambarkan keahlian para pemahat masa lampau. Pancuran air mengalir deras dari mulut-mulut pancuran batu, menciptakan suara gemericik yang menenangkan.

Lingkungan sekitar juga menjadi nilai plus. Pepohonan tinggi, udara sejuk, serta kabut tipis di pagi hari menciptakan suasana magis. Lokasi ini berada di kaki Gunung Penanggungan yang juga dikenal sebagai destinasi alam Mojokerto, sering dijadikan titik awal pendakian atau sekadar wisata alam.


Mitos dan Kepercayaan Masyarakat

Tak lengkap membahas Jolotundo tanpa menyebut mitosnya. Masyarakat percaya air Jolotundo mampu menyembuhkan penyakit, membersihkan energi negatif, hingga memperlancar rezeki. Pada hari-hari besar keagamaan, banyak pengunjung datang untuk melakukan ritual mandi suci atau sekadar berdoa di tepi kolam.



Aktivitas Menarik di Candi Jolotundo

Ritual Pengambilan Air Suci

Hampir setiap hari, pengunjung terlihat mengantre untuk mengambil air dari pancuran. Sebagian menggunakannya untuk ritual keagamaan, sementara lainnya membawa pulang sebagai oleh-oleh spiritual. Ritual ini menjadi ciri khas yang membuat Jolotundo berbeda dari Air Terjun Surodadu: Destinasi Alam Mojokerto yang Sejuk dan Instagramable yang lebih berfokus pada keindahan alam.


Eksplorasi Sejarah dan Fotografi

Candi Jolotundo menyimpan berbagai relief, prasasti, dan ornamen kuno yang menarik dijelajahi. Bagi penggemar fotografi, tempat ini menawarkan sudut-sudut dramatis. Kolam batu, pancuran air, hingga hutan hijau menjadi latar yang menawan. Cahaya matahari yang menerobos dedaunan sering menciptakan efek artistik yang sulit ditiru di tempat lain.


Piknik dan Wisata Edukasi

Tak sedikit pengunjung yang memanfaatkan suasana sejuk Jolotundo untuk berpiknik. Banyak keluarga duduk bersantai di pinggir kolam sambil menikmati bekal makanan. Sekolah-sekolah pun kerap mengadakan kunjungan edukasi ke Jolotundo. Para siswa diajak mengenal sejarah dan budaya Jawa Timur secara langsung, menjadikan Jolotundo tak sekadar destinasi wisata, tetapi juga sumber pembelajaran.



Tips Berkunjung ke Candi Jolotundo

  • Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi atau sore, saat udara sejuk dan pencahayaan alami sangat baik untuk fotografi.
  • Kenakan pakaian yang sopan, sebab kawasan candi dianggap sakral.
  • Siapkan stamina, terutama untuk berjalan di jalur setapak berbatu.
  • Bawa wadah air jika ingin membawa pulang air suci.

Pantau informasi terbaru mengenai harga tiket atau jam operasional. Saat ini, tiket masuk berkisar Rp10.000–Rp15.000 per orang.



Sebuah Warisan yang Patut Dilestarikan

Candi Jolotundo bukan hanya menjadi salah satu wisata Mojokerto, melainkan juga saksi bisu sejarah panjang Nusantara. Air sucinya, arsitektur kuno yang memesona, serta nuansa alam yang sejuk menjadikannya destinasi yang patut dikunjungi, baik oleh pencinta sejarah, spiritualitas, maupun mereka yang sekadar mencari ketenangan.

Jika Anda berencana menjelajahi wisata alam Trawas atau menggabungkan wisata alam dan budaya, jangan lewatkan Candi Jolotundo. Siapkah Anda meresapi kesakralan dan keindahan warisan masa lalu ini?

Magang Mahasiswa di Malang

FAQ Tentang Candi Jolotundo

Apakah air Candi Jolotundo aman diminum?

Banyak masyarakat meminumnya langsung, tetapi demi keamanan sebaiknya dimasak terlebih dahulu.


Apakah ada ritual khusus di Candi Jolotundo?

Ada, khususnya ritual mengambil air suci yang dilakukan secara rutin oleh umat Hindu maupun pengunjung umum.


Apakah Candi Jolotundo ramai dikunjungi?

Ramai di akhir pekan atau hari libur. Hari biasa relatif sepi, cocok bagi yang menginginkan suasana tenang.


Berapa harga tiket masuk Candi Jolotundo?

Berkisar Rp10.000–Rp15.000 per orang. Harga dapat berubah sesuai kebijakan pengelola.


Apakah Candi Jolotundo cocok untuk anak-anak?

Cocok, tetapi pengawasan orang tua penting mengingat area licin dan berbatu.


Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *