Mengenal Monumen PETA Blitar, Warisan Sejarah Jawa Timur

Mengenal Monumen PETA Blitar, Warisan Sejarah Jawa Timur
Sumber: Radar Tulungagung 

Ketika membahas sejarah Jawa Timur, ingatan publik umumnya tertuju pada kisah megah Majapahit atau kemilau Singhasari. Namun, di balik keagungan kerajaan masa lampau, Jawa Timur juga menyimpan cerita perjuangan modern yang tak kalah heroik.


Salah satunya bersemayam di Monumen PETA di jantung Kota Blitar. Monumen ini bukan sekadar tugu dari beton dan marmer. Ia menjadi saksi bisu keberanian rakyat lokal yang berani mengusung senjata melawan penjajahan Jepang pada masa-masa genting sebelum Indonesia meraih kemerdekaan.


Siapa yang menyangka bahwa di kawasan yang kini menjadi salah satu wisata sejarah Blitar, pernah berdentum semangat perlawanan yang bergaung hingga ke seantero nusantara?



Pengenalan Monumen PETA

Apa Itu Monumen PETA?

Monumen PETA (Pembela Tanah Air) adalah penanda sejarah yang dibangun untuk menghormati tentara lokal yang berani melawan Jepang di masa penjajahan. Ia menjadi lambang kebangkitan nasionalisme rakyat Blitar, sekaligus warisan penting sejarah Jawa Timur.


Lokasi Monumen PETA

Monumen PETA berdiri kokoh di tengah Kota Blitar, tepatnya di kawasan Jalan Sudanco Soeprijadi. Lokasinya sangat strategis, cuma sebagian menit dari Makam Bung Karno, yang buatnya gampang diakses selaku bagian dari wisata sejarah Blitar. Suasana di sekitarnya cenderung teduh, berkat pepohonan besar yang menaungi area monumen.


Nilai Penting Monumen PETA

Monumen ini menjadi pengingat bahwa perjuangan kemerdekaan bukan hanya milik medan perang bersenjata, tetapi juga soal keberanian menolak penindasan. Bagi masyarakat Blitar, monumen ini adalah kebanggaan kolektif yang menjadi warisan sejarah yang harus dijaga.


Baca juga: Monumen Trisula Blitar: Tapak Langkah Operasi Militer dalam Lintasan Sejarah Jawa Timur


Daya Tarik Wisata

Selain nilai sejarahnya, Monumen PETA juga memiliki daya tarik visual. Patung prajurit yang berdiri gagah dengan senjata terhunus kerap menjadi spot foto favorit pengunjung. Tidak sedikit wisatawan lokal dan luar kota yang datang hanya untuk berpose dengan latar monumentalnya.

Patung prajurit Monumen PETA Blitar berdiri gagah
Sumber: Tribun Mataraman 

Sejarah Singkat Monumen PETA

Latar Belakang Berdirinya Monumen

Pada awal 1945, situasi penjajahan Jepang mulai memanas. Rakyat Indonesia semakin muak dengan tekanan kerja paksa dan perampasan hasil bumi. Puncaknya, pada 14 Februari 1945, terjadi pemberontakan PETA yang menandai keberanian tentara lokal menolak menjadi alat penjajahan.


Peristiwa Pemberontakan PETA 14 Februari 1945

Dipandu seseorang komandan muda bernama Soepriyadi, para tentara PETA merancang penyerangan ke pos-pos Jepang di Blitar. Walau gagal mencapai kemenangan total, peristiwa ini tercatat sebagai salah satu pemberontakan militer pribumi pertama melawan Jepang. Nama Soepriyadi kini diabadikan sebagai pahlawan nasional.


“Pemberontakan PETA di Blitar menjadi detonator semangat perlawanan di banyak daerah, menegaskan bahwa rakyat Indonesia tak lagi sudi dijajah.” – Catatan Arsip Nasional Republik Indonesia.


Proses Pembangunan Monumen

Pemerintah Indonesia memulai pembangunan Monumen PETA pada era 1970-an, sebagai bentuk penghormatan terhadap pejuang yang terlibat. Pemilihan Blitar selaku posisi monumen bukan tanpa alasan. Di sinilah api perlawanan dinyalakan, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah Jawa Timur.



Arsitektur dan Keunikan Monumen PETA

Desain Arsitektur Monumen

Monumen PETA menampilkan patung prajurit berwajah tegas, berdiri gagah sambil mengacungkan senjata. Sosok ini ditempatkan di atas tugu berbentuk balok tinggi berwarna keemasan, mencitrakan kejayaan dan keberanian.


Bahan utama monumen terbuat dari beton berkualitas tinggi, dilapisi marmer di beberapa sisi, dengan ukiran relief yang bercerita tentang pelatihan militer dan momen pemberontakan.


Simbol-Simbol dan Maknanya

Senjata teracung → lambang semangat pantang menyerah.

Relief di sekeliling monumen → menggambarkan suasana latihan militer dan perlawanan rakyat.

Bendera Merah Putih yang selalu berkibar → simbol nasionalisme yang tak pernah padam.


Koleksi dan Area Sekitar Monumen

Di sekitar monumen, terdapat taman rindang dengan papan-papan informasi sejarah. Ada pula patung-patung lain yang mewakili tokoh-tokoh PETA, termasuk prasasti yang mencantumkan nama Soepriyadi dan kawan-kawan seperjuangan.


Keunikan yang Membuat Monumen PETA Istimewa

Monumen ini bukan sekadar lokasi peringatan upacara seremonial. Setiap tahun, komunitas lokal sering mengadakan kegiatan seperti ziarah sejarah, pembacaan puisi perjuangan, hingga lomba foto heritage. Inilah yang menjadikan Monumen PETA sangat khas dibandingkan monumen lain.



Pengalaman Berkunjung ke Monumen PETA

Suasana Sekitar Monumen

Area monumen terasa sangat damai. Udara sejuk berpadu dengan rindangnya pepohonan membuat kunjungan terasa nyaman, bahkan di siang hari. Cocok sekali sebagai lokasi refleksi atau wisata keluarga yang edukatif.


Fasilitas Pengunjung

Taman dan bangku-bangku taman

Area bermain anak yang sederhana


Museum mini yang menyimpan dokumen sejarah pemberontakan

Papan informasi sejarah lengkap

Area parkir yang luas

Toilet umum yang terawat


Aktivitas yang Bisa Dilakukan

Belajar Sejarah → Banyak papan keterangan yang informatif, ideal untuk edukasi sekolah.

Fotografi → Patung prajurit yang gagah menjadi objek foto ikonik.

Ziarah Nasional → Kegiatan rutin diadakan menjelang Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan.


Tiket Masuk dan Akses

Harga Tiket → Gratis, hanya dikenakan biaya parkir kendaraan.

Jam Buka → 07.00 – 17.00 WIB.

Akses Transportasi → Mudah dijangkau dari pusat kota Blitar, baik dengan kendaraan pribadi, ojek online, maupun transportasi umum.



Monumen PETA dalam Konteks Wisata Sejarah

Peran Penting dalam Melestarikan Sejarah Jawa Timur

Sebagai salah satu cagar budaya Blitar, Monumen PETA bukan sekadar tugu. Ia menjadi memori kolektif bahwa kemerdekaan bangsa ini lahir dari pengorbanan nyata, bukan hadiah semata.


Potensi Wisata Edukasi

Pemerintah Blitar terus mengembangkan kawasan ini sebagai wisata sejarah Blitar yang terintegrasi. Paket wisata bisa menggabungkan kunjungan ke Monumen PETA, Makam Bung Karno, hingga Candi Penataran.


Upaya Edukasi oleh Pemerintah dan Komunitas

Pemerintah dan komunitas sejarah kerap menggagas acara:

Tur sejarah tematik

Festival puisi perjuangan

Lomba fotografi heritage

Semua bertujuan menanamkan kecintaan generasi muda pada sejarah bangsanya.


Magang Mahasiswa di Malang


Monumen PETA di Blitar bukan sekadar pilar beton, melainkan warisan berharga yang memahatkan sejarah Jawa Timur di benak setiap pengunjung. Dari patung prajurit yang menatap tegas, terpatri pesan: kebebasan bangsa ini adalah hasil jerih payah pejuang yang berani menolak tunduk pada penjajahan.


Jangan biarkan generasi mendatang hanya mengenal pahlawan lewat buku teks. Ajaklah mereka menjejak tanah sejarah di Blitar, agar semangat merdeka terus berdenyut dari masa ke masa.

Apakah Anda sudah memasukkan Monumen PETA ke dalam daftar perjalanan wisata sejarah Blitar Anda?



FAQ

Apakah Monumen PETA buka setiap hari?

Ya, monumen buka setiap hari kecuali jika ada perawatan khusus. Jam operasionalnya 07.00 – 17.00 WIB.


Apakah masuk ke Monumen PETA berbayar?

Tidak, pengunjung tidak dikenakan tiket masuk, hanya biaya parkir kendaraan jika membawa mobil atau motor.


Apakah tersedia pemandu wisata?

Tersedia, terutama saat kunjungan rombongan sekolah atau peringatan hari nasional.


Apakah anak-anak boleh berkunjung ke Monumen PETA?

Sangat dianjurkan, karena tempat ini cocok untuk edukasi sejarah sejak usia dini.


Apakah ada acara khusus di Monumen PETA?

Ya, biasanya diadakan kegiatan seperti ziarah nasional, lomba foto, hingga pembacaan puisi perjuangan.

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *