Monumen Trisula Blitar: Tapak Langkah Operasi Militer dalam Lintasan Sejarah Jawa Timur
![]() |
Sumber: Blitar Terkini |
Jejak Monumen Trisula: Lembaran Sejarah yang Tak Terhapuskan
Ketika berbicara tentang sejarah Jawa Timur, kebanyakan pikiran orang tertuju pada kerajaan kuno, candi megah, atau artefak masa lampau. Namun, tidak banyak yang menyadari bahwa ada kisah modern yang sarat makna di tengah lanskap perbukitan Blitar Selatan. Namanya Monumen Trisula.
Monumen ini berdiri bukan hanya sebagai penanda geografis, tetapi sebagai mercu tanda peristiwa genting yang pernah mengguncang republik: Operasi Trisula pada tahun 1968.
Tersembunyi di Desa Bakung, Kabupaten Blitar, monumen ini kini menjadi bagian dari wisata sejarah Blitar, tempat orang datang bukan hanya untuk mengagumi arsitektur, melainkan juga menapak tilas kisah keberanian yang melingkupinya.
Baca juga: Mengenal Monumen PETA Blitar, Warisan Sejarah Jawa Timur
Mengenal Monumen Trisula
Makna Monumen Trisula
Monumen Trisula bukan sekadar tugu yang terbuat dari beton dan marmer. Dia berdiri buat mengenang Pembedahan Trisula, suatu pembedahan militer yang bertujuan mensterilkan sisa-sisa gerakan dasar tanah Partai Komunis Indonesia (PKI) di kawasan Blitar Selatan.
Pendirian monumen ini menjadi tanda penghormatan kepada para prajurit dan masyarakat yang berjuang mempertahankan keutuhan bangsa pada masa pergolakan ideologi.
Lokasi dan Pesona Alam Sekitar
Terletak dekat 25 km dari pusat kota Blitar, Monumen Trisula terletak di kawasan perbukitan yang masih asri. Udara sejuk, deru angin yang berhembus di antara pepohonan, serta panorama hijau menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung.
Bagi mereka yang menyukai wisata sejarah Blitar, perjalanan menuju monumen ini seperti menyelami dua dunia sekaligus: alam yang memesona dan sejarah yang penuh dinamika.
Monumen sebagai Simbol Sejarah Jawa Timur
Monumen Trisula memegang nilai penting dalam catatan sejarah Jawa Timur, karena menjadi bukti bahwa pergolakan politik pasca-G30S/PKI tidak hanya terjadi di pusat kekuasaan, tetapi juga di wilayah pinggiran. Di sinilah operasi militer dilakukan demi memastikan stabilitas nasional tetap terjaga.
![]() |
Sumber: Detik com |
Menyibak Tabir Operasi Trisula
Latar Belakang Terjadinya Operasi Trisula
Tahun 1968, Indonesia masih dibayangi trauma politik sehabis kejadian G30S/PKI. Blitar Selatan, dengan medannya yang terjal serta hutan rimbun jadi tempat persembunyian yang sempurna untuk sisa elemen PKI.
Pemerintah tak tinggal diam. Dikerahkanlah operasi militer dengan strategi khusus yang diberi nama Operasi Trisula. Penamaan “trisula” sendiri melambangkan tiga jalur pengepungan yang digunakan untuk memutus jalur pelarian simpatisan PKI.
Jalannya Operasi Trisula
Operasi dimulai pada Juni 1968. Ribuan pasukan TNI menyisir lembah dan punggungan bukit. Mereka memblokade jalur keluar-masuk, memastikan tidak ada satu pun pelarian atau suplai logistik bagi kelompok pemberontak.
Operasi berlangsung intens selama kurang lebih dua bulan. Pada Agustus 1968, operasi dianggap berhasil, menuntaskan salah satu babak paling genting dalam sejarah modern Jawa Timur.
Para Tokoh Penting
Salah satu figur penting dalam operasi ini adalah Kolonel Widodo Budidarmo, seorang perwira militer yang memimpin strategi lapangan. Selain pihak TNI, tokoh masyarakat lokal turut ambil peran, membantu memberikan informasi tentang keberadaan sisa gerakan bawah tanah.
Dampak Operasi Trisula
Setelah operasi berakhir, Blitar Selatan perlahan kembali stabil. Wilayah yang sebelumnya menjadi zona merah berubah menjadi daerah yang lebih aman. Dalam konteks sejarah Jawa Timur, Operasi Trisula menandai berakhirnya fase kekacauan politik yang sempat mengancam kesatuan bangsa.
Arsitektur dan Ciri Khas Monumen Trisula
Keunikan Bentuk Monumen
Monumen Trisula didesain menjulang tinggi, berbentuk trisula—senjata tombak bermata tiga. Lambang trisula dipilih karena merepresentasikan strategi pengepungan dalam operasi militer. Struktur bangunannya diselimuti marmer putih yang berkilau saat tersentuh sinar matahari, memberikan kesan monumental dan sakral.
Simbol-Simbol Bersejarah
Beberapa elemen artistik menghiasi monumen:
Trisula: Melambangkan kekuatan militer yang datang dari tiga penjuru.
Relief: Terukir adegan prajurit menyusuri hutan, membawa senjata, penuh kewaspadaan.
Patung Prajurit: Berdiri tegap, memegang senjata, menjadi simbol keberanian dan dedikasi.
Koleksi yang Memikat
Di area sekitar monumen, berdiri prasasti yang mencatat nama para tokoh militer, tanggal operasi, dan jumlah korban jiwa. Ada pula sebuah museum mini yang memamerkan foto-foto dokumentasi operasi, peta medan, hingga atribut militer seperti helm dan seragam. Bagi pengunjung yang haus pengetahuan sejarah, ruangan ini bagaikan kapsul waktu yang membuka lembaran masa lalu.
Keistimewaan Lokasi
Tidak banyak monumen militer di Indonesia yang dibangun tepat di lokasi bekas operasi militer. Monumen Trisula memiliki keunikan itu. Keaslian tempat memberikan nuansa emosional yang sulit dicari di tempat lain. Inilah yang membuatnya istimewa di antara ragam wisata sejarah Blitar.
Mengalami Sendiri Wisata ke Monumen Trisula
Suasana yang Menyentuh Hati
Berjalan di sekitar Monumen Trisula memberikan pengalaman yang menenangkan sekaligus membangkitkan rasa hormat. Pepohonan tinggi dan angin lembut membawa aroma tanah basah.
Keheningan di beberapa sudut menambah kesan reflektif. Bagi banyak orang, kunjungan ke monumen ini bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan rasa.
Fasilitas Bagi Pengunjung
Monumen Trisula telah dilengkapi berbagai fasilitas, seperti:
Taman yang rapi dan teduh
Lahan parkir yang cukup luas
Museum mini dengan pameran sejarah
Toilet umum yang terjaga kebersihannya
Papan penjelasan sejarah di berbagai titik
Beragam Aktivitas
Belajar Sejarah
Banyak sekolah menjadikan tempat ini destinasi kunjungan edukasi. Narasi sejarah disampaikan oleh pemandu lokal yang fasih bercerita.
Fotografi
Bagi pencinta fotografi sejarah, ornamen relief dan patung prajurit menjadi objek visual yang sarat makna.
Tur Edukatif
Pemandu lokal sering mengajak pengunjung menyusuri area sambil menceritakan kisah-kisah dramatis di balik operasi militer.
Info Praktis
Tiket Masuk: Gratis (donasi sukarela)
Jam Buka: 08.00 – 16.00 WIB
Cara ke Sana: Sekitar 1 jam perjalanan dari pusat Kota Blitar. Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi atau transportasi daring.
Monumen Trisula dan Masa Depan Wisata Sejarah Blitar
Pelestarian Ingatan Sejarah
Monumen Trisula jadi pilar berarti supaya generasi saat ini serta mendatang tidak melupakan babak kelam sekalian heroik dalam sejarah nasional. Narasi tentang Operasi Trisula menjadi pengingat bahwa keamanan dan persatuan bangsa selalu menuntut pengorbanan.
Potensi Pengembangan Wisata Sejarah
Wilayah Blitar Selatan menyimpan potensi besar untuk dijadikan kawasan wisata sejarah Blitar yang terintegrasi. Monumen Trisula dapat jadi pusatnya, setelah itu dikoneksikan dengan destinasi sejarah lain di Blitar semacam Makam Bung Karno serta Candi Penataran. Ini tidak cuma memperkaya pengetahuan wisatawan namun pula mendongkrak ekonomi lokal.
Inisiatif Pemerintah dan Komunitas Sejarah
Pemerintah Kabupaten Blitar dan komunitas pecinta sejarah kerap mengadakan kegiatan rutin seperti napak tilas Operasi Trisula, lomba fotografi sejarah, hingga penulisan esai sejarah. Upaya ini memastikan kisah heroik di balik monumen terus hidup dan tak hilang ditelan waktu.
Monumen Trisula bukan hanya berdiri sebagai tumpukan marmer di tanah perbukitan. Ia adalah saksi sunyi dari gejolak yang pernah mengguncang sejarah Jawa Timur. Kini, monumen itu menjadi jendela bagi kita menengok masa lalu, sekaligus cermin agar kita selalu waspada menjaga kesatuan bangsa.
Bagi siapa saja yang ingin menapaki wisata sejarah Blitar, Monumen Trisula menawarkan pengalaman yang bukan hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menajamkan rasa kebangsaan.
Mungkin inilah saatnya kita tidak hanya membaca sejarah di buku, tetapi juga melangkah langsung ke tempat di mana sejarah itu tercipta.
FAQ tentang Monumen Trisula
Apa itu Operasi Trisula?
Operasi militer TNI tahun 1968 untuk menumpas sisa gerakan PKI yang bersembunyi di wilayah Blitar Selatan.
Bagaimana menuju Monumen Trisula dari Kota Blitar?
Perjalanan sekitar 1 jam menggunakan kendaraan pribadi ke Desa Bakung, Blitar Selatan. Opsi lain, menggunakan transportasi daring.
Apakah ada biaya masuk ke Monumen Trisula?
Tidak ada tarif resmi. Pengunjung hanya diminta memberikan donasi sukarela.
Kapan waktu terbaik berkunjung ke Monumen Trisula?
Pagi atau siang hari, ketika cuaca cerah dan pemandangan perbukitan tampak lebih memesona.
Apakah Monumen Trisula cocok untuk kunjungan sekolah?
Sangat cocok. Banyak sekolah rutin mengadakan kunjungan edukasi ke tempat ini sebagai bagian dari pembelajaran sejarah nasional.