Menjelajah Ranu Manduro Mojokerto, Wisata Alam Bak Negeri New Zealand
![]() |
Sumber: Wikipedia |
Ranu Manduro: Pesona Alam Tersembunyi Mojokerto
Selama ini, orang mengenal wisata Mojokerto lewat jejak sejarahnya seperti Candi Tikus atau situs Trowulan. Namun siapa sangka, di balik citra sejarahnya, kota ini memiliki permata alam yang menakjubkan. Namanya Ranu Manduro, sebuah tempat yang dalam beberapa tahun terakhir mendadak viral karena panorama alamnya yang dianggap mirip lanskap New Zealand.
Terletak di Desa Manduro, Kecamatan Ngoro, Mojokerto, lokasi ini hanya sekitar 45-60 menit dari pusat kota. Padang rumput hijau yang membentang, latar Gunung Arjuno yang megah, serta udara sejuk pegunungan membuat Ranu Manduro kian populer, terutama di kalangan pencinta konten media sosial. Inilah alasan banyak orang menjuluki tempat ini sebagai destinasi wisata alam Mojokerto yang wajib dikunjungi.
Keindahan Alam Ranu Manduro
Padang Rumput Hijau yang Memukau
Begitu melangkah ke kawasan Ranu Manduro, wisatawan disambut panorama alam hamparan padang rumput hijau yang sangat luas. Rumput yang tumbuh subur seolah menjadi karpet alami, memberikan suasana tenang sekaligus menyejukkan mata. Banyak pengunjung sengaja datang hanya untuk merasakan sensasi berdiri di tengah savana, suasana yang jarang ditemui di wilayah lain di Jawa Timur.
Tak heran, foto-foto Ranu Manduro kerap berseliweran di Instagram dengan caption “feels like New Zealand,” yang makin memopulerkan tempat ini. Padang rumputnya jadi energi tarik utama yang membuat Ranu Manduro berbeda dibanding wisata Mojokerto yang lain.
![]() |
Sumber: Merdeka dot com |
Gunung Arjuno Sebagai Latar Dramatis
Ranu Manduro terus menjadi menawan sebab dikelilingi panorama alam Gunung Arjuno. Dari kejauhan, gunung tersebut tampak menjulang megah, menciptakan latar bak lukisan alam. Terutama saat pagi hari, cahaya matahari jatuh di lereng gunung, menghasilkan gradasi warna keemasan yang memesona.
Bagi fotografer landscape atau pemburu konten, spot ini merupakan surga. Banyak yang datang pagi-pagi demi menangkap siluet Gunung Arjuno yang diselimuti kabut tipis. Lanskap semacam ini menjadi kekayaan visual bagi destinasi wisata alam Mojokerto.
Udara Sejuk dan Menenangkan
Berada pada ketinggian sekitar 600-700 meter di atas permukaan laut, Ranu Manduro memiliki suhu rata-rata berkisar 18–24°C. Udara yang sejuk berpadu aroma rerumputan dan tanah basah, menciptakan suasana rileks yang sulit dicari di kota.
Banyak pengunjung mengakui datang ke sini bukan hanya untuk foto-foto, tetapi juga untuk “healing.” Ranu Manduro memang cocok dijadikan pelarian sejenak dari rutinitas harian.
Suasana Hening Jauh dari Hiruk Pikuk
Tidak cuma menawarkan keelokan visual, Ranu Manduro pula diketahui hendak atmosfer tenangnya. Tempat ini jauh dari bising kendaraan atau keramaian. Yang terdengar hanyalah suara angin, kicau burung, dan sesekali suara sapi yang sedang merumput.
Inilah mengapa tempat ini digemari wisatawan yang mencari ketenangan jiwa. Bagi yang mendambakan wisata Mojokerto dengan nuansa sunyi, Ranu Manduro bisa menjadi pilihan sempurna.
Baca juga: Eksotisnya Air Terjun Watu Lumpang Mojokerto
Aktivitas Menarik di Ranu Manduro
Berburu Foto dengan Latar Alam yang Eksotis
Ranu Manduro sering disebut sebagai lokasi yang instagramable. Kombinasi padang hijau, birunya langit, dan gagahnya Gunung Arjuno menciptakan komposisi foto yang dramatis. Banyak orang memanfaatkan momen pagi atau sore, ketika cahaya matahari menghasilkan efek lembut, untuk memotret landscape di sini.
Tak sedikit pula yang menjadikan tempat ini sebagai lokasi foto prewedding, syuting video klip musik indie, hingga konten video travel. Ranu Manduro seolah menjadi panggung alami bagi para pemburu konten.
Piknik di Padang Rumput
Bagi yang ingin suasana lebih santai, banyak pengunjung memilih untuk piknik. Mereka menggelar tikar di padang rumput, membawa bekal makanan, dan menikmati pemandangan sambil berbincang ringan. Duduk di tengah savana sambil menatap Gunung Arjuno memberi kesan sederhana namun membahagiakan.
Trekking Ringan
Selain piknik, trekking ringan menjadi aktivitas favorit di Ranu Manduro. Jalurnya cukup landai, beralaskan tanah rumput yang nyaman. Trekking di sini bukan soal olahraga ekstrem, melainkan soal menikmati setiap sudut keindahan alam.
Jarak tempuh jalur trekking sekitar 1–2 kilometer, cocok untuk keluarga maupun individu yang ingin sekadar berolahraga sambil menyerap keindahan destinasi wisata alam Mojokerto ini.
Membuat Konten Media Sosial
Generasi muda banyak memanfaatkan Ranu Manduro sebagai lokasi syuting video Reels atau TikTok. Lanskap padang hijau dengan background gunung mendukung berbagai gaya pengambilan gambar—mulai cinematic hingga video dance.
Healing dan Rekreasi Keluarga
Selain cocok untuk para solo traveler, Ranu Manduro juga ramah untuk keluarga. Anak-anak bisa berlarian bebas di padang rumput sambil bermain. Orang tua pun bisa menikmati suasana damai tanpa perlu cemas akan keramaian berlebihan.
Healing kini bukan sekadar tren, tetapi menjadi kebutuhan. Ranu Manduro menjadi salah satu destinasi wisata alam Mojokerto yang menyuguhkan tempat healing alami dengan suasana yang masih asli.
Fasilitas dan Akses Menuju Ranu Manduro
Rute yang Mudah Dijangkau
Menuju Ranu Manduro cukup mudah. Dari pusat Kota Mojokerto, perjalanan memakan waktu sekitar 45-60 menit melalui jalur utama Mojokerto-Ngoro. Setelah masuk Desa Manduro, pengunjung akan menemukan petunjuk arah ke lokasi.
Jalan menuju kawasan cukup layak dilalui kendaraan roda dua maupun empat, meskipun menjelang lokasi jalannya mulai menyempit dan sedikit menanjak.
Area Parkir dan Keterbatasan Fasilitas
Sampai saat ini, Ranu Manduro masih berupa kawasan alami tanpa pengelolaan komersial penuh. Area parkir sudah tersedia, meski tidak terlalu luas. Tidak ada tiket masuk resmi; pengunjung hanya dikenakan biaya parkir berkisar Rp5.000 hingga Rp10.000.
Fasilitas toilet dan warung makan pun masih sangat terbatas. Bagi wisatawan yang ingin berlama-lama, sebaiknya menyiapkan bekal sendiri. Justru hal inilah yang menjaga nuansa alami Ranu Manduro tetap terjaga, meski di sisi lain menjadi tantangan pengembangan ke depan.
Ranu Manduro dalam Wisata Mojokerto
Ranu Manduro kini menjadi salah satu wisata Mojokerto yang paling hits, terutama setelah viral di media sosial. Popularitasnya meningkat berkat keindahan alam yang dianggap setara dengan lanskap New Zealand. Pemerintah daerah mulai melirik potensi kawasan ini sebagai ikon baru pariwisata Mojokerto.
Namun, perlu diingat, keindahan alam seperti Ranu Manduro hanya akan bertahan jika dirawat bersama. Pengunjung diharapkan menjaga kebersihan, tidak membuang sampah sembarangan, serta menghormati ekosistem setempat.
Ke depan, Ranu Manduro berpeluang besar menjadi ikon wisata alam Mojokerto, berdampingan dengan destinasi sejarah yang sudah lebih dulu terkenal. Semoga tempat ini terus terjaga, sehingga keindahannya dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Ranu Manduro bukan sekadar tempat berfoto estetik. Ia adalah perwujudan keindahan alam Mojokerto yang menawarkan ketenangan, kesejukan, dan lanskap luar biasa. Jika kamu tengah mencari wisata Mojokerto yang menghadirkan suasana berbeda, sambil menepi dari hiruk pikuk kota, Ranu Manduro wajib masuk daftar perjalananmu.
FAQ Tentang Ranu Manduro
Apakah Ranu Manduro memiliki tiket masuk?
Belum ada tiket resmi, hanya biaya parkir sekitar Rp5.000–Rp10.000. Kebijakan bisa berubah jika pengelolaan resmi diterapkan.
Apakah aman membawa anak-anak ke Ranu Manduro?
Cukup aman, tetapi tetap butuh pengawasan karena padang terbuka tidak banyak memiliki pembatas.
Waktu terbaik mengunjungi Ranu Manduro?
Pagi atau sore, saat matahari lebih lembut dan udara lebih sejuk.
Apakah tersedia warung makan di sana?
Belum banyak warung permanen. Dianjurkan membawa bekal makanan sendiri.
Bolehkah menggunakan mobil ke lokasi?
Boleh, namun jalan menjelang lokasi cukup sempit, jadi pengemudi harus lebih waspada.