Jejak Kuno Tulungagung Menguak Situs Arkeologi Tersembunyi

Di balik citra modern sebagai kota marmer dan pesona pantai selatannya, Tulungagung menyimpan lapisan sejarah yang jauh lebih dalam. Ini adalah daerah yang kaya akan peninggalan masa lalu, namun banyak di antaranya masih tersembunyi. Mereka menunggu untuk diungkap di balik rimbunnya hutan dan bisikan sungai.

 

Mari kita berpetualang menyingkap tabir waktu. Kita akan menelusuri situs-situs arkeologi yang kurang terekspos. Perjalanan ini akan mengajak Anda merasakan sensasi menjadi penjelajah sejati, berinteraksi langsung dengan jejak peradaban yang terlupakan.

 Baca juga : 7 Destinasi Tersembunyi Tulungagung Kisah di Balik Tirai Kota

 

Situs Ngujang Kisah dari Perkampungan Lawas

Langkah pertama dalam perjalanan ini membawa kita ke Situs Ngujang. Ini bukan sekadar sebuah lokasi, melainkan sebuah peta narasi dari perkampungan kuno yang pernah berjaya di masa lalu. Sisa-sisa permukiman dan makam-makam tua di sini menyimpan cerita panjang yang menunggu untuk ditafsirkan.

 

Bagaimana situs ini bisa ditemukan? Sebagian besar berkat laporan warga lokal dan para arkeolog yang tak kenal lelah. Mereka secara perlahan berhasil menguak pentingnya Ngujang bagi sejarah lokal. Ini adalah pengingat bahwa di bawah tanah yang kita pijak, ada banyak kehidupan lain yang pernah berlangsung.

 

Edukasi Lapangan Detektif Sejarah

Untuk memberikan pengalaman yang lebih interaktif, bisa diadakan kegiatan "Detektif Sejarah". Peserta dibagi menjadi kelompok, lalu masing-masing diberikan "petunjuk" berupa potongan informasi atau foto objek kuno. Mereka harus berkolaborasi untuk menemukan area yang sesuai dan menyusun kembali narasi sejarahnya. Kegiatan ini mengasah kemampuan observasi dan kerja sama tim.

Candi Gayatri Sisi Lain yang Kurang Terekspos

Candi Gayatri mungkin sudah tak asing lagi bagi sebagian orang. Namun, di sekitar kompleks candi utama, tersimpan sisi lain yang sering luput dari perhatian. Area ini memiliki pecahan arca atau struktur lain yang kurang terekspos. Mungkin ada sisa-sisa bangunan lain yang belum sepenuhnya tergali.

 

Mencari dan menemukan sisa-sisa ini memberikan pengalaman yang berbeda dari sekadar melihat candi yang sudah direstorasi. Ini adalah kesempatan untuk melihat proses penemuan itu sendiri. Anda akan merasakan ketegangan dan kegembiraan seperti seorang arkeolog amatir.

 

Perburuan Prasasti di Pinggir Kali Pesan dari Masa Lalu

Kisah tentang prasasti atau batu berukir kuno yang ditemukan warga lokal di sekitar sungai atau area pertanian bukanlah hal asing di Tulungagung. Daerah ini memang kaya akan peninggalan semacam itu. Setiap kali ada penemuan, seolah ada pesan dari masa lalu yang kembali hidup.

 

Ini menunjukkan betapa kayanya sejarah yang terpendam di bawah tanah. Penemuan-penemuan ini seringkali menjadi titik awal bagi penelitian lebih lanjut. Kita bisa membayangkan bagaimana kehidupan di masa lalu bergantung pada sumber daya alam seperti sungai.

 

Etika Menjelajah Situs Kuno Jaga Warisan Kita

Saat menjelajahi situs arkeologi ini, sangat penting untuk selalu menjunjung tinggi etika. Jangan sekali-kali merusak, mengambil, atau mengubah artefak yang Anda temukan. Setiap pecahan batu atau goresan di prasasti adalah bagian tak ternilai dari sejarah.

 

Hormati lokasi sebagai tempat sakral dan warisan budaya yang harus dilestarikan bersama. Belajarlah dari panduan lokal atau juru kunci yang memahami seluk-beluk tempat tersebut. Pengetahuan mereka adalah kunci untuk memahami cerita di balik setiap peninggalan.

Sensasi Menjadi Penjelajah Waktu

Menjelajahi jejak kuno Tulungagung ini memberikan sensasi yang tak tergantikan. Anda tidak hanya melihat reruntuhan, tetapi merasakan getaran peradaban yang pernah ada. Ini adalah perjalanan yang memperkaya jiwa dan pikiran.

 

Setiap situs adalah potongan puzzle yang membentuk gambaran besar sejarah. Anda akan pulang bukan hanya dengan foto, tetapi dengan cerita dan pemahaman baru. Perjalanan Anda masih panjang. Jelajahi destinasi tersembunyi lainnya di Tulungagung untuk pengalaman yang tak kalah menakjubkan.

Gambar : Ilustrasi by AI

Penulis : Shelia Wardatul Jannah ( lia )