Wisata Alam Gresik Menyusuri Bukit Jamur, Telaga Ngipik, dan Mangrove Banyu Urip
Gresik
sering dikenal sebagai kota industri dan kawasan pesisir dengan aktivitas
pelabuhan yang sibuk. Namun, di balik citra tersebut, tersimpan kekayaan alam
yang mampu memanjakan mata sekaligus menjadi ruang alternatif bagi masyarakat
yang haus akan suasana segar.

Bagi para pencinta alam dan wisatawan, tiga destinasi utama patut masuk dalam daftar kunjungan: Bukit Jamur, Telaga Ngipik, dan Mangrove Banyu Urip. Ketiganya memiliki karakter berbeda: ada yang terbentuk dari bekas galian tambang, ada yang berupa telaga alami dengan cerita historis, hingga kawasan hutan bakau yang kini dikembangkan menjadi pusat ekowisata.
Perjalanan
ke tiga tempat ini bisa memberi pengalaman lengkap, mulai dari geowisata,
wisata air, hingga konservasi lingkungan.
Bukit
Jamur, Formasi Batu Unik yang Instagramable
Keindahan
Alam Bekas Tambang
Bukit
Jamur terletak di Desa Bungah, sekitar 40 menit dari pusat Kota Gresik. Kawasan
ini dulunya merupakan tambang batu kapur yang kemudian ditinggalkan.
Seiring
waktu, angin dan air mengikis bagian bawah batuan sehingga membentuk formasi
menyerupai jamur. Kini, setidaknya ada sekitar 40 batu dengan bentuk unik yang
tersebar di lahan seluas tiga hektar.
Ketika
memasuki area ini, pengunjung akan langsung disuguhi pemandangan menakjubkan:
batu-batu besar yang seolah berdiri di padang terbuka, membentuk siluet menarik
di bawah cahaya matahari. Tidak heran, Bukit Jamur menjadi salah satu lokasi
favorit untuk fotografi, terutama di pagi dan sore hari saat cahaya matahari
jatuh miring, menambah dramatis suasana.
Jam
Buka dan Tips Singkat
Ada
hal unik dari Bukit Jamur: kawasan ini hanya buka pada hari Minggu, dari pukul
06.00 sampai 17.00 WIB. Hal ini karena area sekitarnya masih digunakan untuk
aktivitas proyek pada hari biasa.
Biaya
masuknya sangat terjangkau, hanya Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil. Bagi yang berkunjung, sebaiknya membawa topi atau payung
karena area terbuka terasa cukup panas di siang hari.
Jangan
lupa membawa kamera, karena setiap sudut Bukit Jamur bisa menjadi spot foto
yang menawan.
Baca Juga: Pantai Populer di Gresik Delegan, Sukaoneng, dan Karang Kering
Telaga
Ngipik, Danau Tenang di Tengah Kota
Dari
Bekas Tambang Menjadi Telaga
Berbeda
dengan Bukit Jamur, Telaga Ngipik hadir dari sejarah industri lain. Kawasan ini
dulunya adalah lokasi tambang tanah liat milik PT Semen Gresik.
Setelah
aktivitas tambang berhenti, cekungan besar terisi air hujan dan aliran tanah,
membentuk telaga yang kini dikenal dengan sebutan Telaga Ngipik atau “Giri Wana
Tirta”. Telaga ini memiliki luas sekitar 20 hektar
dan menjadi ruang hijau yang menyejukkan di tengah kota.
Hanya
berjarak tiga kilometer dari alun-alun Gresik, telaga ini mudah dijangkau
kendaraan pribadi maupun transportasi umum.
Suasana
Santai dan Aktivitas Menyenangkan
Telaga
Ngipik menjadi tempat favorit warga untuk sekadar bersantai atau berolahraga.
Di sekeliling telaga terdapat jalur untuk jogging dan area duduk santai.
Pemandangan
terbaik bisa dinikmati saat sore hari, ketika langit senja terpantul di
permukaan air. Selain itu,
tersedia wahana sederhana seperti perahu bebek dan sepeda air yang bisa digunakan
bersama keluarga.
Bagi yang hobi memancing, telaga ini juga menjadi lokasi asyik untuk menyalurkan hobi. Yang lebih menarik, Telaga Ngipik buka 24 jam setiap hari dengan tiket masuk gratis, hanya membayar parkir Rp2.500.

Mangrove
Banyu Urip, Belajar Ekowisata di Pesisir
Hutan
Bakau dan Edukasi Lingkungan
Bergeser
ke arah utara Gresik, tepatnya di Kecamatan Ujung Pangkah, terdapat kawasan
ekowisata Mangrove Banyu Urip. Tempat ini dikenal juga dengan sebutan BanyuUrip
Mangrove Center (BMC).
Berbeda
dengan dua destinasi sebelumnya, BMC hadir sebagai perpaduan wisata,
konservasi, dan edukasi. Di sini, pengunjung
bisa menyusuri jembatan kayu yang membelah hutan mangrove, merasakan kesejukan
udara, sekaligus menyaksikan ekosistem pesisir yang masih terjaga.
Burung
laut, kepiting bakau, hingga ikan kecil sering terlihat di sela akar mangrove.
Selain itu, terdapat menara pandang yang memungkinkan wisatawan melihat
panorama pesisir dari ketinggian.
Jam
Buka dan Aktivitas
BMC
buka setiap hari pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Selain berjalan-jalan di jalur
kayu, pengunjung juga bisa mengikuti program edukasi, mulai dari penanaman
mangrove hingga pengenalan fungsi ekosistemnya.
Kawasan
ini juga menarik bagi pecinta fotografi karena cahaya sore hari menembus sela
pohon bakau menciptakan suasana yang dramatis. Untuk pengalaman lebih lengkap,
wisatawan dapat mencoba naik perahu menyusuri muara dan melihat aktivitas
nelayan lokal.
Baca Juga: Pulau-Pulau Indah di Gresik Menyusuri Bawean, Pantai Gili, Danau Kastoba, dan Pulau Noko
Menyusuri
Alam Gresik Lebih Jauh
Selain
tiga destinasi utama ini, Gresik masih menyimpan pesona alam lain seperti Bukit
Kapur Sekapuk, Pantai Dalegan, dan Danau Kastoba di Pulau Bawean. Namun, Bukit
Jamur, Telaga Ngipik, dan Mangrove Banyu Urip sudah cukup mewakili keberagaman
wajah alam Gresik: unik, tenang, dan edukatif.
Perjalanan
ke tiga tempat ini bisa dilakukan dalam satu atau dua hari. Bukit Jamur yang
hanya buka Minggu bisa digabungkan dengan Telaga Ngipik yang lokasinya dekat
kota.
Sedangkan
Mangrove Banyu Urip dapat menjadi destinasi tambahan ke arah pesisir utara.
Dengan sedikit perencanaan, wisata alam di Gresik bisa menjadi pengalaman
liburan yang tidak terlupakan.
Wisata
alam Gresik menawarkan nuansa berbeda dari sekadar kawasan industri. Bukit
Jamur menghadirkan keindahan geologi yang unik, Telaga Ngipik memberi
ketenangan di tengah kota, sementara Mangrove Banyu Urip mengajarkan pentingnya
menjaga ekosistem pesisir.
Tiga
destinasi ini bukan hanya tempat rekreasi, tetapi juga ruang belajar tentang
hubungan manusia dengan alam. Dengan
tiket murah, akses mudah, dan keunikan masing-masing, Gresik layak
dipertimbangkan sebagai tujuan wisata alam di Jawa Timur.
Jika
Anda mencari destinasi yang memadukan keindahan, ketenangan, dan edukasi, maka
perjalanan ke Gresik akan menjawabnya.
Penulis: Beatrice Rezqikha Zerlinda (bea)