Air Terjun Tersembunyi di Jawa Timur yang Bikin Terpana

Provinsi Jawa Timur tidak hanya terkenal dengan
Gunung Bromo atau Pantai Malang Selatan. Di balik perbukitan dan hutan
tropisnya, tersimpan banyak air terjun indah Jawa Timur yang belum banyak
diketahui wisatawan.
Keindahannya bukan sekadar pada ketinggian atau
derasnya aliran air, tapi juga pada suasana alam sekitar yang masih alami,
sunyi, dan menenangkan jiwa. Air terjun tersembunyi ini ibarat permata di
tengah rimba.
Untuk mencapainya, kamu harus rela menembus jalur
setapak, melintasi sungai kecil, bahkan terkadang menapaki tebing batu. Tapi
justru di situlah daya tariknya, perjalanan menjadi bagian dari pengalaman yang
membentuk kenangan tak terlupakan.
Coban
Sriti
Di Kabupaten Lumajang, tepatnya di Dusun Pronojiwo,
terdapat salah satu air terjun paling spektakuler di Jawa Timur, Coban Sriti.
Air terjun ini dikenal memiliki dua aliran air tinggi yang berpadu dalam satu
lembah hijau di kaki Gunung Semeru.
Ketinggiannya mencapai sekitar 120 meter,
menjadikannya salah satu yang tertinggi di provinsi ini. Akses menuju Coban
Sriti memang tidak mudah.
Dari tempat parkir terakhir, pengunjung harus
berjalan kaki sekitar 1,5 kilometer melewati kebun warga dan jalur bebatuan
yang menurun. Namun sesampainya di lokasi, rasa lelah langsung terbayar lunas.
Tebing batu berwarna hitam dan lumut hijau menambah
kesan magis, sementara kabut tipis di sekitar air terjun membuat pemandangan
terlihat seperti lukisan hidup. Menurut catatan Dinas Pariwisata Lumajang, air
terjun ini dialiri oleh sumber air yang berasal dari lereng Gunung Semeru.
Karena itu, debitnya bisa berubah tergantung musim,
lebih deras saat musim penghujan, dan lebih tenang di musim kemarau. Bagi
pecinta fotografi, waktu terbaik berkunjung adalah pagi hari antara pukul
07.00–09.00, ketika sinar matahari menembus celah-celah pohon dan menciptakan
pelangi kecil di sekitar air jatuh.
Watu
Lumpang
Berbeda dengan Coban Sriti yang terkesan liar dan
megah, Air Terjun Watu Lumpang di Mojokerto menawarkan suasana yang lebih
tenang dan ramah untuk semua kalangan. Terletak di kawasan Pacet, air terjun
ini masih berada dalam wilayah Taman Hutan Raya Raden Soerjo, sekitar 1,5 jam
perjalanan dari Kota Mojokerto.
Keunikan Watu Lumpang terletak pada dua aliran
airnya yang jatuh berhadapan, menciptakan siluet simetris seperti gerbang alam.
Airnya jernih, mengalir dari perbukitan Pacet yang sejuk dan berhutan lebat.
Di sekitarnya terdapat bebatuan besar berbentuk lumping,
itulah asal nama air terjun ini. Fasilitas di kawasan ini cukup lengkap untuk
wisata alam: area parkir, gazebo, dan jalur trekking yang sudah tertata.
Dari area parkir, pengunjung hanya perlu berjalan
sekitar 10 menit menuju lokasi utama. Air terjun ini juga cocok untuk berendam
ringan karena kolam di bawahnya tidak terlalu dalam dan arusnya relatif aman.
Bagi warga sekitar, Watu Lumpang bukan sekadar
tempat wisata, tapi juga ruang untuk mencari ketenangan. Suara gemericik air
berpadu dengan kicauan burung membuat suasana terasa damai, sangat cocok bagi
mereka yang ingin “kabur” sejenak dari rutinitas kota.
Air
Terjun Bidadari
Salah satu air terjun tersembunyi lain yang layak
disinggahi adalah Air Terjun Bidadari, yang terletak di kawasan Gajahrejo,
Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Air terjun ini berada tidak jauh dari
jalur menuju Pantai Banyu Anjlok dan bisa dijangkau dengan kombinasi kendaraan
dan trekking ringan.
Nama “Bidadari” muncul karena pemandangannya yang
menawan, airnya turun dari tebing setinggi sekitar 50 meter dengan aliran yang
membentuk tirai tipis, sementara di bawahnya terdapat kolam alami berwarna
kehijauan. Banyak wisatawan lokal meyakini bahwa tempat ini dulunya sering
digunakan warga untuk ritual tradisional, karena suasananya yang sakral dan
tenang.
Jalur menuju Air Terjun Bidadari sedikit menantang karena harus melewati hutan bambu dan jalan setapak, namun kondisinya masih bisa dilalui pejalan kaki dengan stamina sedang. Tidak ada tiket masuk resmi karena pengelolaannya masih dilakukan oleh warga setempat, tetapi biasanya pengunjung diminta memberikan donasi sukarela untuk menjaga kebersihan area.

Keindahan
Alam yang Tak Tergantikan
Ketiga air terjun tersebut hanyalah sebagian kecil
dari kekayaan alam Jawa Timur. Masih ada banyak lokasi lain seperti Coban Sewu,
Tumpak Sewa, atau Kapas Biru yang sama-sama menakjubkan.
Namun Coban Sriti, Watu Lumpang, dan Bidadari
memiliki daya tarik tersendiri: keaslian alamnya yang belum banyak tersentuh
pembangunan besar. Di era modern ini, tempat seperti itu menjadi langka.
Suasana sunyi, kabut yang turun perlahan, dan suara
gemuruh air terasa seperti meditasi alam. Banyak wisatawan datang bukan hanya
untuk berfoto, tetapi untuk mencari ketenangan batin, sebuah bentuk “healing”
alami yang tidak bisa digantikan oleh kafe atau resor.
Baca juga: 3 Air Terjun Paling Indah di Jawa Timur yang Wajib Dikunjungi
Menikmati
Alam dengan Bijak
Menjelajahi air terjun tersembunyi memerlukan
tanggung jawab. Wisatawan diimbau untuk selalu menjaga kebersihan, tidak
membuang sampah sembarangan, dan menghormati kehidupan alam di sekitarnya.
Banyak jalur menuju lokasi melewati tanah warga,
jadi bersikap sopan dan menghargai penduduk lokal adalah hal penting. Selain
itu, selalu perhatikan kondisi cuaca.
Musim hujan bisa membuat jalan licin dan
meningkatkan debit air secara tiba-tiba. Disarankan juga menggunakan alas kaki
yang baik dan membawa perbekalan secukupnya.
Dengan sikap yang bijak, kita bukan hanya menikmati keindahan, tapi juga ikut menjaga kelestariannya. Alam memberi pengalaman luar biasa kepada manusia, dan sudah sewajarnya kita membalasnya dengan rasa hormat dan tanggung jawab.
Jawa
Timur, Negeri Seribu Air Terjun
Tidak berlebihan jika Jawa Timur disebut sebagai
“negeri seribu air terjun”. Dari Lumajang hingga Malang, dari Mojokerto hingga
Banyuwangi, tiap kabupaten memiliki pesona alam yang unik.
Keindahan air terjun tersembunyi menjadi bukti
bahwa alam Indonesia masih menyimpan banyak keajaiban yang menunggu ditemukan. Mengunjungi
air terjun indah Jawa Timur bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan
perjalanan spiritual, tentang menghargai ketenangan, keseimbangan, dan
keajaiban sederhana dari alam.
Saat kamu berdiri di depan derasnya air yang jatuh
dari tebing, di situlah kamu akan sadar: keindahan sejati tidak selalu berada
di tempat ramai, tetapi di kedalaman alam yang hening.
.png)
