Jangan Langsung Pulang! 5 Hal Seru Ini Bisa Dilakukan Setelah dari Air Terjun Alas Kandung

Rasa sejuk air terjun masih terasa di kulit, galeri
ponsel Anda penuh dengan potret kolam biru tosca yang memukau, dan senyum puas
terukir di wajah Anda. Mengunjungi Air Terjun Alas Kandung adalah sebuah
pencapaian yang menyegarkan.
Namun, jika Anda berpikir petualangan hari ini telah
berakhir, Anda akan melewatkan babak terbaik dari cerita perjalanan Anda.
Kawasan di sekitar air terjun, jantung pedesaan
Kecamatan Rejotangan adalah sebuah dunia yang menunggu untuk dijelajahi. Ini
adalah tempat di mana pengalaman otentik tidak ditemukan di loket tiket,
melainkan di warung berasap, di puncak bukit yang sunyi, dan di sepanjang jalan
desa yang ramah.
Petualangan
Kuliner: Mencicipi Cita Rasa Asli Rejotangan
Setelah energi terkuras oleh aktivitas air, tidak ada
yang lebih baik daripada mengisi kembali tenaga dengan cita rasa lokal yang
legendaris. Ini bukan hanya tentang makan; ini tentang merasakan budaya melalui
setiap suapan.
Wajib Coba:
Sensasi Smoky Ayam Lodho Khas Pedesaan

Lupakan sejenak Ayam Lodho yang Anda temui di restoran
besar perkotaan. Di sini, di jantung asalnya, Anda akan menemukan versi yang
lebih jujur dan berkarakter. Bayangkan seekor ayam kampung utuh yang dipanggang
perlahan di atas bara api dari tempurung kelapa, mengeluarkan aroma smoky
yang khas dan menggugah selera.
Ayam yang sudah matang sempurna ini kemudian
'dimandikan' dalam kuah santan kental berwarna kuning pekat, yang dimasak
dengan bumbu rempah medok dan cabai rawit utuh yang dibiarkan meletupkan
pedasnya secara perlahan.
Baca Juga: Rute Termudah ke Air Terjun Alas Kandung dari Tulungagung (Update 2025)
Rasanya? Gurih santan yang pekat berpadu dengan aroma
bakar yang khas, diikuti oleh tendangan pedas yang menghangatkan. Disajikan
dengan nasi hangat atau nasi tiwul, ini adalah hidangan yang akan membuat Anda
merem melek.
Carilah warung-warung sederhana di sepanjang jalan
utama Rejotangan; tempat terbaik seringkali adalah yang paling bersahaja.
Membawa
Pulang Kesegaran: Belanja Hasil Bumi Langsung dari Petani
Oleh-oleh terbaik adalah cerita dan rasa. Sebelum
meninggalkan kawasan ini, luangkan waktu untuk berhenti di kios-kios kecil atau
bahkan teras rumah warga yang menjual hasil bumi mereka. Ini adalah kesempatan
emas untuk membawa pulang kesegaran lokal yang tidak akan Anda temukan di
supermarket.
Anda mungkin akan menemukan gula merah aren yang baru
dicetak, masih beraroma nira yang manis dan wangi. Atau mungkin setandan pisang
raja yang matang di pohon, dengan rasa manis yang legit.
Tergantung musimnya, Anda juga bisa mendapatkan
buah-buahan lokal seperti mangga atau rambutan. Membeli langsung dari petani
tidak hanya menjamin kualitas, tetapi juga merupakan bentuk dukungan nyata bagi
ekonomi lokal.
Ini adalah cara sederhana untuk membuat perjalanan
Anda lebih bermakna.
Eksplorasi
Alam dan Budaya di Sekitar Alas Kandung

Keindahan kawasan ini tidak terbatas pada air
terjunnya saja. Dalam radius beberapa kilometer, Anda dapat menemukan perpaduan
harmonis antara sejarah, budaya, dan pesona alam yang menakjubkan.
Melintasi
Waktu di Candi Dadi, Peninggalan Sunyi di Atas Awan
Hanya sekitar 20-30 menit berkendara dari Alas
Kandung, sebuah pengalaman yang sama sekali berbeda menanti Anda.
Candi Dadi, sebuah peninggalan era Majapahit, berdiri
dalam kesunyian yang agung di puncak sebuah bukit. Berbeda dari candi lain,
yang tersisa hanyalah batur (pondasi) berbentuk sumur melingkar, menciptakan
siluet yang dramatis di cakrawala.
Perjalanan menuju ke sini adalah bagian dari
petualangan, melewati jalanan menanjak yang memacu adrenalin. Namun, semua
terbayar lunas setibanya di puncak. Angin bertiup kencang, membawa aroma
pepohonan, dan di hadapan Anda terbentang pemandangan 360 derajat perbukitan
kapur selatan.
Di sinilah tempatnya untuk duduk, merenung, dan
merasakan energi sejarah yang tenang, sebuah kontras yang indah dengan riuhnya
air terjun.
Menutup Hari
dengan Magis: Spot Terbaik Berburu Sunset Lokal
Sebagai penutup hari yang sempurna, jangan lewatkan
pertunjukan alam paling spektakuler: matahari terbenam. Kawasan Rejotangan yang
berbukit adalah panggung raksasa untuk drama senja.
Anda tidak perlu mencari "objek wisata
sunset" resmi. Cukup jelajahi jalan-jalan desa yang mengarah ke atas
bukit, cari celah terbuka di antara hutan jati atau di pinggir sawah
terasering.
Dari sana, saksikanlah bagaimana matahari perlahan
turun, melukis langit dengan gradasi warna jingga, merah muda, dan ungu.
Melihat bola api itu menghilang di balik cakrawala perbukitan Tulungagung
adalah sebuah pengalaman meditatif yang akan mengisi ulang energi spiritual
Anda.
Menyatu
dengan Alam: Pengalaman Agrowisata Ringan di Kebun Warga
Untuk merasakan denyut nadi kehidupan lokal, cobalah
untuk melambatkan tempo. Perhatikan lingkungan sekitar Anda. Di sepanjang
jalan, Anda akan melihat hamparan kebun tebu, cengkeh, atau singkong milik
warga.
Dengan senyum ramah dan izin yang sopan, Anda mungkin
bisa mengintip lebih dekat. Melihat bagaimana tanaman-tanaman ini tumbuh,
mencium aroma khasnya, dan mungkin bertukar sapa dengan petani yang sedang
bekerja adalah bentuk slow travel yang memperkaya wawasan.
Ini mengubah Anda dari sekadar turis menjadi seorang
pengamat yang penuh rasa hormat.
Merangkai
Petualangan: Rencana Perjalanan Praktis Anda
Agar semua pengalaman ini tidak hanya menjadi wacana,
berikut adalah kerangka waktu yang bisa Anda jadikan acuan untuk memaksimalkan
hari Anda.
Contoh
Itinerary Ideal Setengah Hari Pasca-Alas Kandung
- 11.00 - 13.30: Tiba di lokasi, nikmati
setiap sudut Air Terjun Alas Kandung. Berenang, berfoto, dan bersantai.
- 13.30 - 14.30: Perjalanan singkat ke
warung lokal terdekat untuk makan siang dengan menu wajib Ayam Lodho.
- 14.30 - 16.00: Bergerak menuju Candi
Dadi untuk wisata sejarah dan menikmati pemandangan dari puncak.
- 16.00 - 17.00: Perjalanan santai
menyusuri jalan desa sambil mencari oleh-oleh hasil bumi lokal.
- 17.00 - 17.45: Mencari spot di puncak
bukit untuk menantikan dan mengabadikan momen matahari terbenam.
Tips
Navigasi dan Rute Antar Lokasi Sekunder
Menjelajahi jalan-jalan pedesaan bisa menjadi
tantangan tersendiri. Sinyal GPS bisa saja hilang. Gunakan patokan alam seperti
masjid, sekolah, atau pohon besar sebagai penanda.
Jangan ragu untuk bertanya pada warga lokal. Saat hari
mulai gelap dan Anda bersiap untuk kembali ke kota, pastikan Anda kembali ke
jalan utama yang benar.
Dengan merangkai kunjungan Anda seperti ini,
perjalanan ke Alas Kandung bukan lagi sekadar kunjungan singkat, melainkan
sebuah eksplorasi mendalam yang meninggalkan kesan dan cerita yang kaya.
Penulisan: Reza Nur Fitrah Islamy (ren)
.png)
