Festival Kuliner Banyuwangi 2025, Merayakan Keberagaman Rasa di Ujung Timur Jawa

Banyuwangi tak hanya terkenal karena keindahan alamnya, tetapi juga kekayaan kulinernya yang menggoda selera. Dalam rangka melestarikan warisan cita rasa lokal, pemerintah daerah menggelar Festival Kuliner Banyuwangi 2025 sebuah perayaan besar yang menghadirkan lebih dari 200 stand makanan khas Banyuwangi mulai dari pecel rawon, sego tempong, rujak soto, hingga nasi cawuk. Acara ini berlangsung selama tiga hari di Taman Blambangan dan berhasil menarik ribuan pengunjung setiap harinya.

 

siswa-outbound-dengan-alat-keselamatan-lengkap

Ajang Kuliner Terbesar di Ujung Timur Jawa

Diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi, Festival Kuliner Banyuwangi menjadi bagian dari rangkaian acara Banyuwangi Festival 2025. Tahun ini, tema yang diangkat adalah “Rasa, Tradisi, dan Kreativitas” menggambarkan bagaimana kuliner menjadi identitas budaya sekaligus peluang ekonomi bagi masyarakat.

 

Lebih dari 150 pelaku UMKM kuliner lokal ikut berpartisipasi, menampilkan sajian khas seperti Pecel Rawon Banyuwangi, Sego Tempong, Lontong Kupang, Oseng-Oseng Pedas, dan Kue Klepon Osing.

Menurut panitia, total pengunjung tahun ini mencapai lebih dari 35.000 orang, meningkat 25% dibanding tahun sebelumnya.

 

“Festival ini bukan sekadar pameran makanan. Ini panggung budaya, di mana cita rasa lokal bertemu dengan kreativitas generasi muda,” ujar Dewi Anggraini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banyuwangi.

 

Selain menikmati kuliner, pengunjung juga disuguhkan pertunjukan musik tradisional Osing, lomba memasak antar-desa, serta demo masak dari chef ternama Banyuwangi, menjadikan suasana semakin meriah dan edukatif.

 

Baca Juga : Rujak Soto Banyuwangi Perpaduan Unik Rujak dan Soto

 

Testimoni dan Antusiasme Masyarakat

Antusiasme masyarakat sangat terasa sejak hari pertama. Banyak wisatawan yang sengaja datang dari luar kota hanya untuk mencicipi Makanan Khas Banyuwangi yang autentik.

 

“Saya rela datang dari Surabaya untuk nyobain langsung pecel rawon dan sego tempong di sini. Rasanya beda banget, lebih segar dan pedasnya khas Banyuwangi,” ujar Taufik Hidayat, wisatawan kuliner yang hadir bersama keluarganya.

 

Para pelaku UMKM pun merasakan dampak positif dari acara ini. Sri Wahyuni, pemilik Warung Rujak Soto Mbok Sri, mengaku omzetnya naik hampir dua kali lipat selama festival berlangsung.

 

“Biasanya sehari cuma laku 100 porsi, tapi selama festival bisa 200 lebih. Banyak yang penasaran karena makanan khas sini viral di media sosial,” ujarnya.

 

Festival Kuliner Banyuwangi 2025, Merayakan Keberagaman Rasa di Ujung Timur Jawa

Potensi Ekonomi dan Branding Kuliner Banyuwangi

Menurut Dr. Hendro Prakoso, pengamat pariwisata dan gastronomi dari Universitas 17 Agustus Banyuwangi, Festival Kuliner Banyuwangi bukan hanya sarana hiburan, melainkan juga strategi branding daerah yang efektif.

 

“Banyuwangi sudah punya potensi wisata alam yang kuat. Dengan memperkuat sektor kuliner, pemerintah sedang membangun branding baru: Banyuwangi sebagai ‘Destinasi Kuliner Tradisional Jawa Timur’,”  jelasnya.

 

Event kuliner ini juga mendukung ekonomi kreatif lokal, karena banyak produk UMKM yang mendapatkan perhatian dari investor dan pembeli luar daerah. Bahkan beberapa pelaku usaha mendapat kesempatan untuk mengekspor sambal khas dan bumbu pecel ke luar negeri melalui kerja sama dengan pelaku ekspor di Surabaya.

 

Baca Juga : Sego Tempong Banyuwangi Kuliner Pedas yang Bikin Nagih

 

Menuju Banyuwangi Sebagai Pusat Gastronomi Nasional

Dengan suksesnya penyelenggaraan tahun ini, Festival Kuliner Banyuwangi diharapkan menjadi agenda tahunan berskala nasional. Pemerintah setempat berencana memperluas konsepnya dengan menghadirkan “Banyuwangi Food Street” di beberapa titik wisata populer seperti Pantai Boom, Kawah Ijen, dan Desa Wisata Osing Kemiren.

Vendor Outbound Batu Malang

“Kami ingin setiap wisatawan yang datang, tak hanya membawa pulang foto-foto indah, tapi juga kenangan rasa dari Banyuwangi,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dalam sambutannya.

 

Melalui kekuatan kuliner, Banyuwangi terus membuktikan diri sebagai daerah yang tak hanya kaya budaya, tetapi juga mampu menghidupkan ekonomi rakyat lewat kelezatan rasa lokal.

 

Penulis : Karina Dewi Tatontos (rin)

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *