Keripik Gayam, Oleh Oleh Tuban yang Wajib Dicoba Wisatawan

Kabupaten Tuban di pesisir utara Jawa Timur tidak
hanya dikenal dengan keindahan alamnya, tetapi juga menyimpan pesona kuliner
khas yang unik. Di antara beragam oleh oleh yang bisa dibawa pulang, ada satu
camilan tradisional yang mencuri perhatian karena keunikannya, yaitu keripik
gayam.
Bagi sebagian wisatawan, nama gayam mungkin belum
familiar. Namun, bagi masyarakat lokal Tuban, buah ini adalah bagian dari
kehidupan sehari-hari yang kini diolah menjadi camilan nikmat dan bernilai
ekonomi tinggi.
Rasanya manis alami, teksturnya renyah, dan aromanya
lembut, menjadikan keripik gayam pilihan menarik bagi siapa pun yang ingin
mencicipi cita rasa khas pesisir Jawa Timur.
Mengenal
Asal Usul Buah Gayam
Buah gayam berasal dari pohon tropis yang banyak
tumbuh di pekarangan warga dan kebun belakang rumah. Pohon ini dikenal kuat dan
tahan kering, dengan buah berkulit tebal yang berubah warna dari hijau menjadi
cokelat keemasan saat matang.
Buah gayam memiliki daging lembut dengan rasa manis
dan sedikit asam, mirip dengan sawo. Masyarakat Tuban memanfaatkan buah ini
secara turun-temurun, baik untuk konsumsi langsung maupun diolah menjadi
makanan ringan.
Dari kebiasaan sederhana inilah lahir inovasi kuliner
lokal yang kini dikenal sebagai keripik gayam, salah satu oleh oleh khas Tuban
yang semakin populer.
BACA JUGA: Mengenal Ampo Khas Tuban Camilan Tradisional dari Tanah Liat
Rahasia
Proses Pembuatan Keripik Gayam
Membuat keripik gayam bukan pekerjaan yang mudah.
Prosesnya membutuhkan ketelitian dan kesabaran. Tahap awal dimulai dengan
memilih buah gayam yang matang tetapi belum terlalu lembek agar tekstur
dagingnya tetap kokoh. Setelah dibelah, kulit dan bijinya dipisahkan dengan
hati-hati.
Getah alami pada buah harus dibersihkan melalui proses
pencucian berulang agar tidak meninggalkan rasa pahit. Potongan daging buah
kemudian diiris tipis dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering
sempurna.
Pengrajin di Kecamatan Merakurak, yang menjadi sentra
produksi utama, memiliki teknik rendaman khusus menggunakan air garam dan
bawang putih. Cara ini tidak hanya mengurangi getah, tetapi juga memberi cita
rasa gurih ringan yang membuat keripik lebih lezat dan tahan lama.
Setelah kering, irisan gayam digoreng dalam minyak
panas hingga berwarna cokelat keemasan. Aroma harum yang muncul saat
penggorengan menjadi pertanda bahwa keripik siap diangkat.
Proses tradisional ini diwariskan dari generasi ke
generasi, menjadikan keripik gayam bukan sekadar makanan, melainkan bagian dari
warisan kuliner daerah.

Cita Rasa
yang Membuat Penasaran
Rasa keripik gayam sangat khas. Saat digigit, sensasi
renyah langsung terasa, diikuti dengan rasa manis alami dari daging buah.
Teksturnya sedikit berserat, namun tetap ringan di mulut. Inilah yang
membedakan keripik gayam dari camilan lain seperti keripik singkong atau
pisang.
Beberapa pengrajin kini mengembangkan varian rasa
modern seperti gurih dan pedas, agar sesuai dengan selera wisatawan muda.
Inovasi tersebut menjadikan keripik gayam semakin diminati sebagai oleh oleh
khas yang mudah diterima berbagai kalangan.
Kandungan
Gizi Buah Gayam
Buah gayam ternyata tidak hanya enak, tetapi juga
memiliki manfaat gizi. Kandungan seratnya cukup tinggi, membantu sistem
pencernaan bekerja lebih baik. Vitamin C di dalamnya berfungsi sebagai
antioksidan alami untuk menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, terdapat pula
mineral penting seperti kalsium dan zat besi.
Namun, saat diolah menjadi keripik, kadar lemak dan
kalori meningkat karena proses penggorengan. Meskipun begitu, keripik gayam
tetap bisa dinikmati sebagai snack tradisional yang menyeimbangkan
kenikmatan rasa dan manfaat gizi, asal dikonsumsi dengan bijak.
BACA JUGA: Rujak Engos Engos Khas Tuban Kuliner Rumput Laut yang Unik dan Gurih
Nilai
Ekonomi dan Budaya Lokal
Produksi keripik gayam memberikan dampak besar bagi
masyarakat Tuban, khususnya di wilayah Merakurak. Banyak keluarga yang
menjadikannya usaha rumahan, mengolah buah dari kebun sendiri menjadi produk
bernilai jual tinggi.
Usaha ini memperkuat ekonomi lokal sekaligus
melestarikan tradisi. Di beberapa desa, kegiatan membuat keripik dilakukan
secara gotong royong, menciptakan suasana kekeluargaan yang hangat. Produk
keripik gayam kini banyak dijual di pasar tradisional dan toko oleh oleh khas
Tuban, bahkan mulai menembus pasar daring.
Potensi ini bisa berkembang lebih jauh dengan dukungan
promosi wisata kuliner dan pelatihan standar kebersihan produksi. Dengan
kemasan yang menarik dan strategi pemasaran yang tepat, keripik gayam
berpeluang menjadi ikon kuliner Tuban di tingkat nasional.
Tips
Menikmati dan Menyimpan Keripik Gayam
Agar rasa dan kerenyahan tetap terjaga, simpan keripik
gayam di wadah kedap udara. Hindari paparan lembap karena dapat membuat
teksturnya melempem. Jika ingin menikmati sensasi terbaik, cicipi keripik saat
baru digoreng atau saat bersantai bersama keluarga.
Bagi wisatawan, membawa keripik gayam sebagai oleh
oleh bukan hanya menghadirkan kenangan rasa dari Tuban, tetapi juga menjadi
bentuk dukungan terhadap pengrajin lokal yang mempertahankan tradisi kuliner
daerah.
Camilan Khas
yang Mengandung Cerita
Keripik gayam adalah bukti nyata bahwa kekayaan
kuliner Indonesia lahir dari bahan sederhana yang diolah dengan cinta dan
ketekunan. Setiap potong keripik menyimpan cerita tentang kerja keras para
pengrajin, kearifan lokal, dan semangat menjaga warisan leluhur.
Bagi siapa pun yang berkunjung ke Tuban, mencicipi
keripik gayam bukan sekadar menikmati camilan, melainkan pengalaman budaya yang
autentik. Jadi, saat berwisata ke kota pesisir ini, jangan lupa membawa pulang
keripik gayam sebagai oleh oleh yang penuh makna dan rasa khas Tuban.
Sumber Gambar: Camilan Nusantara
Penulis: Avifa
.png)
