10 Kuliner Khas Tulungagung yang Wajib Dicoba, Dari Ayam Lodho Hingga Kopi Cethe
Sebuah perjalanan tidak akan lengkap tanpa mencicipi
denyut kehidupan lokal melalui cita rasa kulinernya. Di Tulungagung, makanan
adalah narasi tentang tradisi, budaya, dan sejarah yang diwariskan melalui
resep-resep otentik.
Di balik kilaunya marmer dan debur ombak pantainya,
tersimpan cerita yang lebih intim, yang hanya bisa dirasakan lewat indra
perasa. Mari kita mulai perjalanan gastronomi untuk menemukan hidangan paling
ikonik di Tulungagung.
Menu Utama
yang Wajib Dicoba: Cita Rasa Otentik Tulungagung
Ini adalah hidangan berat yang menjadi identitas dan
kebanggaan kuliner Tulungagung. Melewatkannya sama saja seperti belum
benar-benar berkunjung ke kota ini.
Ayam
Lodho: Sang Ikon Kuliner Pedas Gurih
Jika ada satu hidangan yang menjadi raja di
Tulungagung, itu adalah Ayam Lodho. Ini bukan sekadar opor atau gulai ayam,
melainkan sebuah hidangan dengan karakter yang sangat kuat dan proses memasak
yang unik.
Filosofi dan Proses Memasak Kunci utama kelezatan Lodho adalah penggunaan ayam kampung asli
yang memiliki tekstur daging lebih padat dan rasa lebih gurih. Ayam utuh
pertama-tama dipanggang di atas bara api hingga setengah matang, proses ini
memberikan aroma smoky yang menjadi DNA dari hidangan ini.
Baca Juga: Wisata Jawa Timur, Surga Alam, Budaya, dan Kuliner yang Wajib Dikunjungi
Setelah dipanggang, ayam dimasak dalam kuah santan
kental yang kaya akan bumbu medok (terutama cabai rawit) hingga dagingnya
sangat empuk. Proses inilah yang disebut di-lodho.
Sensasi
Rasa dan Penyajian
- Rasa Kompleks: Hasilnya adalah simfoni
rasa gurih santan, pedas cabai yang menyengat namun nikmat, dan diakhiri
oleh aroma asap yang khas.
- Penyajian Lengkap: Biasanya
disajikan dengan nasi putih hangat, urap sayur yang segar, dan terkadang
lodeh nangka muda (tewel) atau terong.
- Rekomendasi Legendaris: Tempat paling
terkenal adalah Warung Ayam Lodho Pak Yusuf di Ngantru. Cicipi juga
Ayam Lodho Bu Kardi untuk cita rasa rumahan.
Sompil:
Sarapan Khas Penuh Kehangatan
Sompil adalah jawaban Tulungagung untuk sarapan yang
sempurna, sebuah comfort food yang menghangatkan di pagi hari.
Komponen
Kunci
- Isian Utama: Sepiring sompil berisi
lontong pulen yang disiram sayur lodeh pedas, umumnya menggunakan rebung
(tunas bambu) atau nangka muda.
- Ciri Khas: Yang membuatnya
benar-benar unik adalah taburan bubuk kedelai gurih di atasnya,
memberikan tekstur dan rasa khas yang menyeimbangkan kuah pedas.
- Pelengkap: Sering ditambahkan
sepotong tempe goreng atau peyek renyah untuk menambah kenikmatan.
- Rekomendasi: Cari warung-warung kecil
di pagi hari, salah satu yang legendaris adalah Warung Sompil Mbah Yem.
Sate
& Gule Kambing Kalangbret: Warisan Cita Rasa Legendaris
Di Desa Kalangbret, sate kambing bukan sekadar
makanan, melainkan sebuah warisan yang menonjolkan "kemurnian rasa".
Kualitas
Daging dan Bumbu Minimalis
- Daging Pilihan: Daging yang digunakan
selalu kambing muda (cempé), memastikan tekstur yang luar
biasa empuk dan bebas dari aroma prengus.
- Bumbu Sederhana: Dagingnya
dibakar dengan bumbu minimalis agar rasa asli daging yang manis dan juicy
tetap menjadi bintang utama.
- Sambal Khas: Sate disajikan dengan
sambal kecap sederhana berisi irisan bawang merah mentah yang melimpah dan
gerusan cabai rawit segar.
- Pasangan Sempurna: Pendamping
wajibnya adalah gule kambing dengan kuah kuning bening yang segar
dan kaya rempah, sangat berbeda dari gule bersantan kental.
Jajanan dan
Oleh-Oleh Khas: Buah Tangan dari Kota Marmer
Setelah puas dengan hidangan utama, saatnya berburu
camilan dan buah tangan khas untuk dibawa pulang.
Ledre Pisang
Renyah Manis yang
Bikin Nagih Jangan sampai tertukar dengan Ledre dari Bojonegoro. Ledre khas
Tulungagung dibuat dari adonan tepung beras dan pisang raja, lalu dipipihkan
sangat tipis dan digulung menjadi silinder renyah. Rasanya manis dengan aroma
pisang yang sangat kuat.
Aneka Jenang
dan Getuk:
Penganan
Tradisional yang Bertahan
- Jenang Grendol: Bubur manis dari tepung kanji dengan bola-bola kenyal, disiram kuah santan gurih.
- Jenang Syabun: Jenang berwarna coklat tua yang dimasak sangat lama (disabun) hingga mengeluarkan minyak alaminya, memberikan rasa karamel yang dalam.
- Getuk Pisang: Dibuat dari pisang yang dikukus dan dihaluskan, memberikan rasa manis alami dengan tekstur yang lembut.
Budaya
‘Ngapur’: Kopi Cethe, Lebih dari Sekadar Minuman
Mengunjungi Tulungagung terasa kurang lengkap tanpa
merasakan tradisi Kopi Cethe. Ini bukan tentang kopinya, melainkan tentang
budaya yang menyertainya.
Apa Itu Kopi
Cethe?
Kopi Cethe adalah kopi hitam kental dan sangat manis
yang direbus atau dikothok hingga mendidih berkali-kali. Proses
ini menghasilkan lelet atau endapan kopi yang sangat halus
seperti pasta di dasar cangkir.
Seni
"Nyethe" dan Ruang Sosial
Lelet inilah yang
menjadi medium untuk berkesenian. "Nyethe" adalah kegiatan
melukis atau membatik batang rokok menggunakan endapan kopi kental tadi.
Bagi masyarakat Tulungagung, nyethe di warung
kopi adalah sebuah ritual sosial untuk bersantai, mengobrol, dan berkreasi
secara spontan sambil menikmati waktu.
Menyatu
dengan Sejarah Lewat Rasa
Kuliner legendaris sebuah daerah seringkali berjalan
beriringan dengan sejarahnya. Banyak warung otentik di Tulungagung yang telah
berdiri selama beberapa generasi, menjaga resepnya layaknya pusaka keluarga.
Menikmati kuliner ini seperti merasakan sejarah dalam
setiap suapan. Ini adalah pengalaman yang melengkapi perjalanan Anda setelah
seharian menjelajahi situs-itus budaya dan sejarah Tulungagung yang
penuh cerita.
Peta Rasa
yang Tak Terlupakan
Kuliner khas Tulungagung adalah cerminan dari
karakternya: berani, hangat, dan penuh kreativitas. Setiap hidangan menawarkan
lebih dari sekadar rasa; ia menawarkan cerita, tradisi, dan kebanggaan.
Jadi, saat Anda berada di Tulungagung, jadilah seorang
penjelajah rasa. Biarkan lidah Anda berpetualang dan temukan sendiri kekayaan
rasa yang membuat kota ini begitu istimewa.
Penulis: Reza Nur Fitrah Islamy (ren)