Bangkai Kapal Van der Wijck, Di Mana Kini

Bangkai Kapal Van der Wijck, Di Mana Kini

Kapal Van der Wijck telah tenggelam pada 20 Oktober 1936 dalam peristiwa kelam yang kemudian dikenal luas melalui novel klasik karya Buya Hamka. Dalam tragedi itu kapal membawa ratusan penumpang dari berbagai latar belakang.

Pertanyaan yang menarik adalah di mana sekarang bangkai kapal tersebut berada? Penelusuran fakta sejarah dan penelitian arkeologi menunjukkan bahwa bangkai kapal sangat mungkin masih ada di laut lepas Pantai Brondong, Lamongan, sekitar 12 mil jauhnya.

 

Lokasi Tenggelam

Keterangan tradisional dan catatan masyarakat lokal menyebutkan bahwa kapal Van der Wijck karam sekitar 12 mil dari garis pantai Brondong, Lamongan. Titik ini berada di perairan lepas laut Jawa bagian utara Jawa Timur.

Karena lokasi agak jauh dari pantai, kapal karam dengan kedalaman yang signifikan. Hasil eksplorasi terbaru mendukung estimasi tersebut.

Tim arkeolog dari Balai Pelestarian Kebudayaan Jawa Timur melakukan survei di perairan Brondong dan menemukan bahwa bangkai kapal yang diduga Van der Wijck berada di titik yang sesuai dengan jarak sekitar 12 mil dari pantai. Temuan ini semakin menguatkan bahwa lokasi karam lama yang diyakini masyarakat memiliki dasar kebenaran ilmiah.

 

Penemuan Bangkai di Laut Brondong

Pada tahun 2021, tim arkeolog melaporkan penemuan bangkai kapal di dasar laut Brondong yang diduga adalah kapal Van der Wijck. Dari penelitian awal, posisi kapal ditemukan miring, dengan sumbu dari barat daya ke timur laut.

Cerobong asap kapal masih berdiri, meskipun miring mengikuti posisi kapal. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa kapal karam lama tidak terbalik total, tetapi tetap tergantung dalam posisi menyerong.

Kedalaman bangkai kapal ditemukan dalam dua lapisan. Bagian bawah kapal berada di sekitar kedalaman 54 sampai 55 meter, sedangkan bagian atas kapal berada di kedalaman antara 34 sampai 36 meter.

Data ukuran bangkai kapal ini memperlihatkan panjang sekitar 100 meter dan lebar perkiraan mencapai 18 meter. Struktur tangga kapal, ruang penumpang, serta lubang-lubang kapal terbaca jelas dalam dokumentasi foto dan video bawah laut.

Para arkeolog menyebutkan bahwa fitur-fitur yang ditemukan seperti cerobong, tangga, dan ruang penumpang lebih menyerupai kapal sipil generik, dan cocok dengan catatan teknis kapal Van der Wijck, sehingga meningkatkan keyakinan bahwa bangkai tersebut memang kapal Van der Wijck.

 

Baca Juga: Apakah Kisah Tenggelamnya Kapal Van der Wijck Benar-benar Nyata


Status Identifikasi dan Kontroversi

Meskipun banyak bukti mendukung, identifikasi bangkai kapal sebagai Van der Wijck belum dinyatakan mutlak. Tim arkeologi menyebut bahwa identifikasi masih dalam tahap verifikasi lanjutan.

Beberapa faktor yang jadi kendala

  • Kondisi perairan di lokasi sangat keruh akibat lumpur dan arus bawah laut yang kuat, sehingga visibilitas penyelaman terkadang sangat terbatas.
  • Struktur kapal telah terendap selama puluhan tahun, sehingga beberapa bagian mungkin telah rusak atau hilang, menyulitkan pencocokan dengan dokumen teknis kapal asli.
  • Beberapa bagian kapal yang ditemukan masih berupa puing atau fragmen, bukan keseluruhan badan kapal, sehingga butuh penelitian yang lebih mendalam agar dapat memastikan identitasnya.
  • Koordinasi lembaga terkait seperti pemerintah daerah, instansi budaya, dan institusi militer diperlukan agar penanganan bangkai kapal dapat dilakukan dengan izin dan protokol konservasi.

Meski demikian, tim arkeolog menyatakan bahwa tingkat keyakinan awal mereka terhadap bangkai kapal tersebut mencapai sekitar 75 persen, artinya sejumlah fitur cocok dengan data kapal Van der Wijck. Warga setempat juga menyebut bahwa lokasi ini sejak lama dipercaya sebagai titik karam kapal tersebut, dan monumen peringatan di Pelabuhan Brondong menjadi bukti lokal atas ingatan kolektif peristiwa tragis itu.

Selain itu, masyarakat di sekitar lokasi bangkai umumnya tidak menjarah artefak yang ditemukan dari kapal, karena dianggap sebagai situs yang keramat. Sikap ini membantu menjaga integritas bangkai kapal agar tidak rusak akibat vandalisme lokal.

Kondisi Fisik Bangka Kapal Van der Wijck

Kondisi Fisik Bangkai dan Lingkungan Sekitar

Bangkai kapal berada di dasar laut yang relatif dalam dan dalam kawasan yang arusnya cukup kuat. Posisi kapal miring dan tertutup sebagian oleh sedimen dasar laut.

Cerobong kapal tetap menjulang di tengah-tengah bangkai, meskipun tampak miring mengikuti kemiringan kapal. Struktur tangga, ruang penumpang, dan lubang-lubang kapal masih tampak, meskipun sebagian rusak atau tertutup material lumpur.

Bagian atas kapal menyentuh kedalaman sekitar 34 sampai 36 meter dari permukaan, sementara bagian bawah kapal mencapai 54 sampai 55 meter. Bentuk bangkai kapal direkam dalam posisi sumbu panjang dari barat daya ke timur laut.

Kondisi ini menunjukkan kapal karam dalam posisi miring, bukan rata atau terbalik. Karena sedimentasi dan pergerakan dasar laut dalam puluhan tahun, beberapa bagian kapal tertimbun lumpur atau pasir, sehingga tidak tampak secara langsung.

Arus bawah laut juga memengaruhi kondisi bangkai, menyebabkan bagian-bagian halus (seperti rel besi tipis atau panel tembaga) terkikis atau tertutup sedimen. Beberapa nelayan dan penyelam lokal menyebut bahwa area tersebut dikenal angker.

Ada cerita-cerita pengalaman aneh saat menyelam. Salah satu penyelam menyebut melihat ikan yang tampak hanya sebagian atau separuh badan, yang diyakini sebagai fenomena mistis di dekat bangkai kapal.

 

Baca Juga: Monumen Van der Wijck, Saksi Bisu Tragedi Tenggelamnya Kapal di Laut Jawa


Relevansi Penemuan bagi Sejarah dan Budaya

Penemuan bangkai kapal Van der Wijck membawa makna penting dalam sejarah maritim Indonesia. Kapal tersebut telah menjadi bagian dari narasi sastra dan budaya populer melalui novel klasik karya Buya Hamka.

Dengan adanya bukti fisik bangkai kapal, apa yang dulu dianggap cerita atau mitos kini dapat diverifikasi secara ilmiah. Monumen Van der Wijck yang terletak di Pelabuhan Brondong memiliki nilai simbolis besar sebagai bentuk penghargaan terhadap nelayan lokal yang dulu membantu menyelamatkan korban kapal karam dan sebagai pengingat tragedi laut yang pernah terjadi.

Penemuan bangkai juga membuka peluang untuk penelitian dan pengembangan wisata bawah laut. Jika dikelola baik, lokasi tersebut bisa menjadi objek wisata sejarah bahari dan situs penyelaman budaya.

Artefak-artefak kecil dari kapal seperti tangga, cerobong, atau bagian dek bisa dikoleksi atau dipamerkan dalam museum maritim supaya generasi mendatang bisa melihat langsung bukti nyata tragedi tersebut. Bangkai Kapal Van der Wijck diyakini masih berada di dasar laut lepas Pantai Brondong, Lamongan, sekitar 12 mil dari garis pantai.

Vendor Outbound Batu Malang

Temuan arkeologi pada 2021 mendukung bahwa kapal karam tersebut berada dalam posisi miring dan tersebar di dasar laut dengan bagian atas kapal berada di kedalaman puluhan meter. Meski identifikasi penuh belum selesai, banyak bukti fisik dan kesesuaian dimensi kapal memperkuat keyakinan bahwa kapal tersebut adalah Van der Wijck.

Proses verifikasi yang lebih mendalam masih berjalan, termasuk pencocokan artefak kapal dengan dokumen teknis asli, penanganan konservasi, dan rencana pengelolaan situs. Penemuan ini bukan hanya aspek teknis, tetapi juga pengingat akan pentingnya pelestarian sejarah maritim dan penghormatan terhadap tragedi laut yang dulu terjadi.


Penulis: Beatrice Rezqikha Zerlinda (bea)

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *