Tempat Ibadah Terindah di Jawa Timur yang Penuh Sejarah

Jawa Timur adalah provinsi yang memancarkan semangat toleransi dan kekayaan spiritual luar biasa. Di antara gunung, pantai, dan kota-kotanya yang sibuk, berdiri tempat-tempat ibadah yang bukan hanya menjadi pusat keagamaan, tetapi juga saksi bisu perjalanan sejarah dan kebudayaan Nusantara.

Melalui masjid, pura, dan gereja, kita dapat melihat bagaimana masyarakat Jawa Timur hidup berdampingan dengan damai, menjaga harmoni lintas keyakinan selama berabad-abad.

 

Masjid Al-Akbar Surabaya

Sebagai salah satu masjid terbesar di Indonesia, Masjid Al-Akbar Surabaya atau sering disebut Masjid Agung Surabaya menjadi ikon religius sekaligus arsitektural. Dibangun pada akhir 1990-an dan diresmikan pada tahun 2000 oleh Presiden KH Abdurrahman Wahid, masjid ini berdiri megah dengan kubah biru besar yang dapat terlihat dari kejauhan.

Keindahan Masjid Al-Akbar tidak hanya terletak pada ukurannya, tetapi juga pada detail artistiknya. Pintu-pintu besar dari kayu jati, ukiran kaligrafi halus, dan pencahayaan alami dari kubah menjadikan suasananya menenangkan bagi siapa pun yang datang untuk beribadah atau sekadar berkunjung.

Menara setinggi 99 meter melambangkan Asmaul Husna, nama-nama indah Allah, dan menjadi salah satu daya tarik utama. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati panorama kota Surabaya yang luas.

Masjid ini bukan hanya pusat ibadah, tetapi juga kegiatan sosial dan pendidikan Islam. Di kompleksnya terdapat ruang kajian, sekolah tahfiz, serta fasilitas ramah pengunjung yang menjadikannya destinasi religi sekaligus wisata edukatif.

 

Pura Luhur Giri Arjuno

Beranjak ke Kota Batu, terdapat Pura Luhur Giri Arjuno, salah satu tempat suci umat Hindu tertinggi di Jawa Timur. Terletak di Dusun Junggo, Desa Tulungrejo, pura ini berdiri di ketinggian sekitar 1.600 meter di atas permukaan laut, dengan latar Gunung Arjuno yang megah.

Suasana di sekitar pura begitu menenangkan. Udaranya sejuk, pepohonan hijau mengelilingi area, dan kabut sering turun pada pagi hari, menciptakan nuansa spiritual yang damai.

Dari pelataran pura, pemandangan lembah Kota Batu terlihat menakjubkan.
Pura ini tidak hanya menjadi tempat sembahyang, tetapi juga lokasi meditasi dan perayaan keagamaan besar seperti Galungan dan Kuningan.

Keberadaan Pura Luhur Giri Arjuno menunjukkan betapa kuatnya nilai kerukunan di Jawa Timur. Di tengah mayoritas masyarakat non-Hindu, pura ini tetap berdiri terawat, bahkan sering dikunjungi wisatawan lintas agama untuk mencari ketenangan.

Banyak yang datang bukan hanya untuk berfoto, melainkan untuk merasakan keheningan yang sulit ditemukan di tempat lain.

 

Gereja Kristen Jawi Wetan Mojowarno

Di Kabupaten Jombang, berdiri salah satu gereja tertua di Jawa Timur, yaitu Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Mojowarno. Gereja ini menjadi tonggak penting dalam sejarah kekristenan di Jawa karena merupakan hasil karya misionaris Belanda dan tokoh lokal pada abad ke-19.

Bangunannya bergaya klasik kolonial dengan menara tunggal, jendela-jendela besar, dan interior sederhana namun elegan. Arsitektur ini tidak hanya memperlihatkan pengaruh Eropa, tetapi juga sentuhan lokal Jawa pada detail kayu dan tata ruangnya.

Setiap Minggu, lonceng gereja berdentang memanggil jemaat untuk beribadah, sebuah tradisi yang telah berlangsung lebih dari satu setengah abad. Yang menarik, GKJW Mojowarno bukan hanya pusat ibadah, melainkan juga pusat sosial.

Banyak kegiatan pendidikan, seni, dan kemanusiaan dilakukan di kompleks ini. Gereja ini menjadi bukti hidup bahwa agama dapat tumbuh dengan akar yang kuat dan tetap berbaur harmonis dengan budaya setempat.

Jejak Keberagaman dan Toleransi di Jawa Timur

Ketiga tempat ibadah tersebut, Masjid Al-Akbar Surabaya, Pura Luhur Giri Arjuno di Batu, dan GKJW Mojowarno di Jombang, menggambarkan wajah spiritual Jawa Timur yang kaya dan beragam. Provinsi ini dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tingkat toleransi tertinggi di Indonesia.

Di banyak kota, Anda dapat menemukan masjid, gereja, vihara, dan pura berdiri berdampingan tanpa sekat. Fenomena ini bukan hal baru, melainkan hasil dari proses panjang interaksi sosial dan budaya selama berabad-abad.

Di Surabaya, misalnya, terdapat kawasan yang disebut “Kampung Toleransi,” di mana enam rumah ibadah dari agama berbeda berdiri dalam satu lingkungan. Hal ini menjadi simbol kuat bahwa perbedaan tidak selalu harus memisahkan, tetapi justru dapat memperkaya kehidupan masyarakat.

 

Baca Juga: 3 Tempat Wisata Ziarah Populer di Jawa Timur

Spiritualitas yang Menyatukan

Mengunjungi tempat ibadah Jawa Timur tidak sekadar aktivitas wisata, melainkan pengalaman batin yang menyentuh. Setiap tempat memiliki kisahnya sendiri, tentang keyakinan, perjuangan, dan keindahan dalam keberagaman.

Masjid Al-Akbar mengajarkan kemegahan yang bersahaja, Pura Giri Arjuno menunjukkan keselarasan manusia dengan alam, sementara GKJW Mojowarno menjadi simbol keteguhan iman di tengah perubahan zaman. Masing-masing tempat itu mengingatkan kita bahwa spiritualitas sejati bukan hanya ritual, tetapi cara hidup yang menghargai sesama dan memuliakan ciptaan Tuhan dalam segala bentuknya.

Di Jawa Timur, Anda akan menemukan bahwa harmoni bukan utopia, melainkan kenyataan yang dihidupi setiap hari.

Keindahan yang Lahir dari Keberagaman

Jawa Timur adalah contoh nyata bagaimana keindahan arsitektur dan nilai-nilai spiritual dapat berpadu menjadi warisan yang abadi. Dari megahnya masjid di kota, tenangnya pura di gunung, hingga hangatnya gereja di pedesaan, semuanya menggambarkan satu hal: bahwa kedamaian dan saling menghormati adalah fondasi utama kehidupan di tanah ini.

Menjelajahi tempat ibadah Jawa Timur bukan hanya perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan jiwa. Di setiap langkah, Anda tidak hanya menyaksikan bangunan suci, tetapi juga merasakan denyut harmoni yang membuat Jawa Timur begitu istimewa.

Penulis: Beatrice Rezqikha Zerlinda (bea)