Menguak Sejarah Lumajang: Asal Usul Nama, Kerajaan, dan Budaya

Lumajang adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur yang dikenal dengan dua hal utama: sejarah panjangnya dan keindahan alamnya. Dari catatan prasasti abad ke-13 hingga panorama spektakuler Air Terjun Tumpak Sewu dan puncak Gunung Semeru, Lumajang menghadirkan perpaduan unik antara warisan kuno dan potensi wisata modern.

Menguak Sejarah Lumajang
Sumber Gambar: Jatim Hari Ini

Kabupaten ini menetapkan hari jadinya pada 15 Desember 1255 M, mengacu pada salah satu prasasti penting dari era klasik Jawa. Dengan luas wilayah sekitar 1.790,90 km² dan populasi lebih dari 1,1 juta jiwa (perkiraan 2024), Lumajang bukan hanya wilayah administratif, melainkan juga cermin perjalanan budaya dan peradaban Jawa Timur.

 

Asal Usul Nama Lumajang

Salah satu pertanyaan yang kerap muncul adalah: kenapa dinamakan Lumajang? Jawabannya dapat ditelusuri melalui istilah kuno “Lamajang”, yang tercatat dalam sejumlah prasasti dan naskah klasik.

Prasasti Mula Malurung (1255 M) menyebut nama “Negara Lamajang”. Dari sinilah pemerintah menetapkan tanggal prasasti tersebut sebagai hari jadi resmi kabupaten. Perubahan ejaan dari “Lamajang” menjadi “Lumajang” berlangsung seiring perjalanan bahasa, tetapi maknanya tetap mengacu pada entitas politik dan geografis yang pernah berdiri di kawasan ini.

Nama tersebut bukan sekadar penanda lokasi, melainkan simbol identitas masyarakat yang memiliki akar sejarah mendalam.


BACA JUGA: Sejarah Lumajang dan Wisata Religi: Menapak Jejak Lamajang Kuno di Lereng Semeru

 

Lumajang Dulu Kerajaan Apa?

Secara historis, wilayah ini dikenal dengan sebutan Lamajang Tigang Juru. Pada abad ke-12 hingga ke-13, Lamajang menjadi bagian penting dalam percaturan politik Jawa Timur. Ia memiliki keterkaitan erat dengan Kerajaan Kediri, kemudian memainkan peran dalam masa transisi ke Singhasari dan Majapahit.

Lamajang Tigang Juru dan Arya Wiraraja

Salah satu tokoh penting yang muncul adalah Arya Wiraraja, penguasa yang dipercaya memegang kendali Lamajang pada masa itu. Dalam berbagai sumber seperti Pararaton dan Kidung Harsa Wijaya, Lamajang disebut sebagai wilayah strategis dengan otonomi tertentu.

Keberadaan Lamajang Tigang Juru menunjukkan bahwa Lumajang tidak sekadar daerah pinggiran, melainkan memiliki posisi politis dan militer yang signifikan di era kerajaan klasik Jawa.

Menguak Sejarah Lumajang
Sumber Gambar: Malang Hits

Kronologi Perkembangan Lumajang

Untuk memahami perjalanan panjang Lumajang, berikut garis besar kronologi sejarahnya:

  • Abad ke-12–13: Prasasti Ranu Kumbolo dan Mula Malurung menyebut aktivitas kerajaan, kehidupan sosial, serta praktik keagamaan di lereng Semeru.
  • Era Singhasari dan Majapahit: Lamajang menjadi wilayah penting dalam politik regional, tercatat dalam naskah klasik sebagai pusat loyalitas sekaligus perlawanan.
  • Masa modern: Lumajang dibentuk sebagai kabupaten administratif. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan perkembangan sektor pertanian, perkebunan, dan pariwisata sebagai pilar ekonomi lokal.

 

Budaya dan Identitas Lamajang

Sejarah panjang Lamajang turut membentuk budaya masyarakatnya. Tradisi lokal yang berkembang hingga kini berakar dari nilai-nilai masa kerajaan. Ritual, kesenian, dan sistem sosial mencerminkan warisan Jawa Timur yang khas.

Budaya ini menjadi salah satu alasan mengapa Lumajang sering dilihat bukan hanya sebagai wilayah administratif, melainkan juga sebagai pusat identitas sejarah dan budaya Jawa Timur. Upaya pelestarian pun terus dilakukan, mulai dari pengarsipan naskah kuno hingga festival budaya.

Vendor Outbound Batu Malang

Lumajang Terkenal Karena Apa?

Jawabannya terbagi menjadi dua: warisan sejarahnya dan keindahan alamnya.

Wisata Alam Jawa Timur: Tumpak Sewu & Semeru

Dari sisi alam, Air Terjun Tumpak Sewu menjadi ikon wisata utama. Dengan formasi air terjun bertingkat yang menyerupai tirai raksasa, Tumpak Sewu dijuluki sebagai “Niagara-nya Indonesia”. Lokasinya di lereng Semeru menjadikannya magnet wisatawan domestik maupun internasional.

Selain itu, Gunung Semeru (Mahameru)—puncak tertinggi di Pulau Jawa menjadi daya tarik tersendiri. Selain panorama alamnya, Semeru memiliki nilai spiritual mendalam bagi masyarakat sekitar.

Kedua destinasi ini menjadikan Lumajang bagian penting dari wisata alam Jawa Timur.

Wisata Sejarah dan Situs Budaya

Selain keindahan alam, Lumajang juga menawarkan wisata sejarah. Situs prasasti, peninggalan kerajaan, serta naskah klasik menjadi bukti nyata perjalanan panjang daerah ini. Dengan mengunjungi situs sejarah di Lumajang, wisatawan dapat melihat langsung jejak masa lalu yang membentuk identitas daerah.

 

BACA JUGA: Panduan Wisata Budaya dan Tradisi Khas Lumajang untuk Traveler


Ekonomi dan Kehidupan Modern

Selain sejarah dan wisata, Lumajang dikenal sebagai sentra pertanian dan perkebunan. Komoditas utama meliputi tebu dan kopi robusta, yang telah lama menjadi andalan perekonomian lokal.

Produksi padi, sayuran, dan hortikultura turut memperkuat basis ekonomi masyarakat. Dengan berkembangnya pariwisata, Lumajang kini memiliki dua pilar ekonomi: sektor agraris tradisional dan industri pariwisata modern.

Vendor Outbound Batu Malang

Lumajang dalam Lintasan Sejarah dan Masa Depan

Sejarah Lamajang bukan sekadar catatan masa lalu. Ia adalah identitas yang hidup, membentuk cara masyarakat melihat dirinya sendiri, sekaligus menjadi modal untuk menghadapi masa depan.

Lumajang berdiri sebagai contoh bagaimana sebuah daerah mampu menjaga keseimbangan antara pelestarian sejarah dan budaya dengan pengembangan ekonomi berbasis alam. Tantangan ke depan adalah memastikan bahwa pariwisata tetap berkelanjutan dan budaya tetap lestari di tengah modernisasi.

Memahami Lumajang berarti menelusuri lapisan sejarah yang kaya, menikmati keindahan wisata alam Jawa Timur, sekaligus menghargai warisan wisata sejarah yang membentuknya. Dari prasasti kuno hingga guyuran Tumpak Sewu, Lumajang terus mengisahkan dirinya sebagai daerah dengan warisan mendunia.

 

Penulis: Avifa

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *