Mengenal Makam Sunan Bonang Destinasi Wisata Religi di Tuban Jawa Timur
Menyebut nama Sunan Bonang berarti mengingat salah satu figur utama dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. Bernama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim, beliau adalah putra Sunan Ampel sekaligus bagian dari jaringan Wali Songo yang dikenal sebagai tokoh penyebar Islam dengan pendekatan budaya.
Diperkirakan lahir sekitar tahun 1465 dan wafat pada 1525, Sunan Bonang
bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seniman dan pendidik. Karyanya yang
terkenal, tembang Tombo Ati, hingga kini masih dilantunkan di berbagai majelis.
Selain itu, beliau memanfaatkan gamelan dan seni suara untuk
menyampaikan dakwah, sehingga masyarakat Jawa dapat menerima ajaran Islam
dengan cara yang akrab dan menyentuh hati.
Tak heran jika hingga kini, nama Sunan Bonang tetap hidup dalam ingatan
kolektif masyarakat Jawa, khususnya mereka yang menapaki jejak spiritual
melalui ziarah Wali Songo.
Kompleks Makam Sunan Bonang di Tuban
Lokasi dan Fasilitas
Makam Sunan Bonang terletak di belakang Masjid Agung Tuban, tepatnya di
Jalan KH Mustain, Kutorejo, Tuban. Area ini buka 24 jam dan tidak dipungut
biaya tiket masuk. Lokasinya yang strategis di jalur pantura membuatnya mudah
dijangkau, baik oleh kendaraan pribadi maupun rombongan bus ziarah.
Pengunjung disambut dengan area parkir luas, mushola, toilet umum, serta
deretan kios oleh-oleh yang menjual aneka kitab, tasbih, hingga kain batik
Tuban. Fasilitas sederhana ini memudahkan siapa saja untuk melakukan ziarah
dengan nyaman.
Keunikan Arsitektur dan Artefak
Begitu memasuki kompleks, Anda akan menemukan pendopo semi-terbuka
dengan lantai marmer dan gapura tradisional. Cungkup makam Sunan Bonang menjadi
titik pusat ziarah, dikelilingi makam tokoh-tokoh penting lain. Beberapa
artefak di area ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya.
Kombinasi arsitektur Islam dan Jawa memberi kesan historis sekaligus
spiritual. Tidak hanya sebagai tempat peristirahatan terakhir seorang wali,
kompleks ini juga merepresentasikan warisan budaya Islam Jawa yang masih
terjaga.
Aktivitas Wisata Religi di Sekitar Makam
Bagi peziarah, doa di pusara Sunan Bonang tentu menjadi tujuan utama.
Namun, pengalaman kunjungan tak berhenti di situ. Pertanyaan yang sering muncul
adalah: Apa saja wisata yang bisa dinikmati ketika berkunjung ke Makam Sunan
Bonang?
Selain ziarah, pengunjung dapat menyusuri Masjid Agung Tuban yang
berdiri megah dengan arsitektur khas pesisir. Tidak jauh dari sana, terdapat
Masjid Aschabul Kahfi atau Perut Bumi, sebuah masjid bawah tanah dengan
lorong-lorong batu yang unik.
Ada pula Sumur Qur’an, sebuah sumur tua yang dipercaya memiliki nilai
historis dan spiritual. Setelah puas berkeliling, wisatawan biasanya berburu
oleh-oleh Islami di pasar sekitar kompleks. Sesekali, Anda juga bisa
menyaksikan haul Sunan Bonang, istighosah, atau acara budaya yang diadakan
masyarakat setempat.
BACA JUGA: 10 Wisata Religi Tuban Destinasi Ziarah Terpopuler di Kota Wali
Dimana Makam Sunan Bonang yang Sebenarnya?
Pertanyaan menarik sekaligus sering diperdebatkan adalah: dimana
makam Sunan Bonang yang sebenarnya?
Secara umum, masyarakat luas mengenal Tuban sebagai lokasi makam Sunan
Bonang. Namun, tradisi lisan menyebut adanya petilasan di Lasem (Desa Bonang,
Rembang), Pulau Bawean, hingga Madura.
Perdebatan ini tidak pernah benar-benar tuntas karena minimnya catatan sejarah yang pasti. Meski demikian, Tuban tetap menjadi lokasi paling ramai diziarahi, dengan ribuan orang datang setiap harinya. Hal ini menjadikan kota pesisir utara Jawa ini semakin lekat dengan julukan kota wali.
Tradisi Bubur Suro yang Melekat di Tuban
Tak lengkap berbicara tentang Makam Sunan Bonang tanpa menyinggung
tradisi bubur suro. Setiap bulan Ramadan, terutama menjelang berbuka puasa,
masyarakat membagikan bubur suro dalam porsi besar.
Bubur gurih berbahan beras, daging, dan santan ini dimasak dalam kuali
besar, lalu dibagikan kepada peziarah dan warga sekitar. Tradisi ini bukan
sekadar kuliner, tetapi simbol kebersamaan, sedekah, dan warisan spiritual.
Tak jarang, antrean panjang terlihat di halaman kompleks menjelang waktu
berbuka. Inilah salah satu contoh bagaimana makam bukan hanya tempat
peristirahatan, tetapi juga pusat aktivitas sosial-religius.
Detail Kunjungan untuk Peziarah dan Wisatawan
- Jam buka: 24 jam setiap
hari.
- Tiket masuk: Gratis.
- Akses: Mudah
dijangkau dari jalur pantura.
- Fasilitas: Parkir,
toilet, mushola, gazebo, kios oleh-oleh.
Keberadaan fasilitas yang lengkap serta posisinya yang strategis membuat
makam ini menjadi salah satu ikon utama wisata religi Jawa Timur. Banyak
peziarah juga mengapresiasi kondisi kompleks yang semakin terjaga.
Seperti yang dituturkan oleh Yudi Minitrek dalam ulasannya, “Sekarang
lebih tertata rapi dan lebih bersih, dekat Masjid Agung Tuban, dekat alun-alun
kota Tuban, dekat Pantai Boom, dan dari parkiran bus ke makam Kanjeng Sunan
Bonang sebaiknya naik becak.”
Testimoni ini menunjukkan bahwa pengelolaan area makam kini semakin
baik, sehingga pengalaman ziarah terasa nyaman sekaligus berkesan.
BACA JUGA: Wisata Religi Ziarah Wali Songo di Tuban, Ini Jalur dan Tata Caranya
Tips Praktis Saat Berziarah
Agar kunjungan lebih nyaman dan khusyuk, berikut beberapa tips:
- Berpakaian
sopan dan rapi. Gunakan pakaian tertutup, sesuai adab di tempat suci.
- Pilih waktu kunjungan. Datang pagi
atau sore untuk menghindari keramaian, terutama saat bulan Ramadan.
- Hormati aturan
setempat. Jangan memaksakan diri masuk ke area cungkup, jaga ketenangan, dan
hindari foto yang berlebihan.
- Siapkan
kebutuhan pribadi. Membawa air minum, alas kaki yang mudah dilepas, dan uang kecil
untuk sedekah akan membantu perjalanan Anda.
Makna Ziarah di Era Modern
Ziarah ke Makam Sunan Bonang bukan hanya perjalanan spiritual, tetapi
juga kesempatan untuk memahami sejarah penyebaran Islam di Jawa. Di tengah arus
modernisasi, situs ini menjadi pengingat akan peran budaya dalam menyebarkan
nilai-nilai agama.
Bagi masyarakat Tuban, tradisi bubur suro dan haul Sunan Bonang adalah
warisan yang harus dijaga. Bagi peziarah dari luar kota, kunjungan ke sini
adalah bagian dari rangkaian ziarah Wali Songo yang memperkaya pengalaman
spiritual sekaligus budaya.
Dengan menjaga kebersihan, menghormati tradisi lokal, dan menyelami
nilai sejarahnya, setiap orang dapat menemukan makna ziarah yang relevan hingga
kini.
Makam Sunan Bonang di Tuban adalah destinasi religi yang sarat makna.
Dari sejarah hidup seorang wali, keunikan arsitektur kompleks, tradisi bubur
suro, hingga perdebatan lokasi makam, semuanya memperkaya narasi perjalanan
Islam di Jawa.
Kunjungan ke tempat ini bukan sekadar berziarah, melainkan menyelami
jejak peradaban, budaya, dan spiritualitas yang membentuk wajah Jawa hingga
sekarang.
Sumber
Gambar 1: Gema Sulawesi
Sumber Gambar 2: Radar Bonang
Penulis: Avifa