Pecel Rawon Banyuwangi, Perpaduan Dua Rasa Nusantara yang Jadi Ikon Kuliner Daerah

Banyuwangi kembali mencuri perhatian lewat kekayaan kulinernya. Salah satu hidangan yang kini banyak diburu wisatawan adalah Pecel Rawon Banyuwangi, sajian unik yang memadukan dua kuliner legendaris Jawa Timur: pecel dan rawon. Makanan khas ini bukan sekadar inovasi, tetapi juga cerminan budaya Banyuwangi yang terbuka terhadap ragam cita rasa. Lalu, bagaimana asal-usulnya, dan mengapa kuliner ini begitu digemari?

 

siswa-outbound-dengan-alat-keselamatan-lengkap

Sejarah dan Cita Rasa yang Unik

Pecel Rawon Banyuwangi pertama kali populer di kawasan kota Banyuwangi dan berkembang ke berbagai daerah sekitar seperti Rogojampi, Genteng, hingga Glagah. Hidangan ini berisi nasi hangat, sayur pecel dengan bumbu kacang, daging rawon berkuah hitam pekat, tauge, serta rempeyek. Kombinasi rasa gurih, pedas, dan legit menghadirkan sensasi rasa yang kaya dan khas.

 

Menurut Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi, penjualan makanan tradisional ini meningkat sekitar 20% setiap musim liburan. Banyak wisatawan domestik bahkan mancanegara yang menjadikan Pecel Rawon sebagai kuliner wajib coba setelah menikmati wisata alam seperti Pantai Boom, Kawah Ijen, dan Taman Nasional Baluran.

 

“Rasa pecel yang pedas gurih berpadu dengan kuah rawon yang dalam dan rempahnya kuat. Ini makanan yang benar-benar menggambarkan karakter Banyuwangi  berani dan beragam,” ujar Siti Rahmawati, pemilik warung legendaris Pecel Rawon Mbok Siti di pusat kota Banyuwangi.

 

Baca Juga : Kuliner Khas Banyuwangi: Sego Tempong hingga Rujak Soto

 

Testimoni dan Pengalaman Penikmat Kuliner

Bagi banyak pengunjung, mencicipi Pecel Rawon Banyuwangi bukan hanya soal makan, tapi juga pengalaman budaya.

Anton Prasetyo, wisatawan asal Yogyakarta, menuturkan:

“Awalnya saya ragu karena dua rasa kuat digabung. Tapi ternyata enak sekali. Kuah rawonnya bikin bumbu pecel makin nikmat. Rasanya khas, tidak bisa ditemukan di kota lain.”

 

Faktor lain yang membuat pecel rawon semakin populer adalah harganya yang terjangkau. Di banyak warung, satu porsi dijual mulai Rp15.000 hingga Rp25.000, lengkap dengan rempeyek dan sambal terasi khas Banyuwangi.

 

Pecel Rawon Banyuwangi, Perpaduan Dua Rasa Nusantara yang Jadi Ikon Kuliner Daerah

Mengapa Pecel Rawon Layak Jadi Ikon Kuliner Banyuwangi

Menurut Dr. Hendro Prakoso, ahli gastronomi lokal dari Universitas 17 Agustus Banyuwangi, fenomena pecel rawon merupakan bukti kreativitas kuliner masyarakat Osing (suku asli Banyuwangi).

 

“Banyuwangi punya karakter kuliner yang unik: berani bereksperimen tanpa meninggalkan akar tradisi. Pecel rawon lahir dari perpaduan dua ikon Jawa Timur menjadikannya simbol harmoni rasa,” jelasnya.

 

Dari perspektif pariwisata, hidangan ini juga dinilai potensial sebagai brand kuliner daerah. Beberapa kafe dan restoran mulai mengemas Pecel Rawon dengan tampilan modern tanpa mengubah cita rasa aslinya langkah penting dalam mempromosikan Makanan Khas Banyuwangi ke level nasional.

 

Baca Juga : Rujak Soto Banyuwangi Perpaduan Unik Rujak dan Soto


Masa Depan Kuliner Tradisional Banyuwangi

Melihat antusiasme masyarakat dan wisatawan, Pecel Rawon Banyuwangi berpotensi menjadi ikon kuliner yang sejajar dengan rujak soto dan sego tempong. Pemerintah daerah bersama pelaku UMKM kini tengah mengembangkan konsep “Wisata Kuliner Banyuwangi” yang menonjolkan makanan lokal seperti pecel rawon sebagai daya tarik utama.

Vendor Outbound Batu Malang

Dengan promosi digital dan festival kuliner rutin, diharapkan sajian khas ini tak hanya bertahan di pasar lokal, tetapi juga dikenal secara nasional bahkan internasional. Banyuwangi pun semakin kokoh sebagai kota kuliner tradisional dengan cita rasa berkelas dunia.

 

Penulis : Karina Dewi Tatontos (rin)

 

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *