Sejarah Goa Ngerong Tuban dan Kisah Legenda yang Masih Hidup Hingga Kini

Goa Ngerong Tuban

Goa Ngerong adalah salah satu destinasi wisata sejarah sekaligus wisata alam yang terkenal di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Berlokasi di Desa Rengel, Kecamatan Rengel, gua ini dikenal karena airnya yang jernih, ikan-ikannya yang jinak, ribuan kelelawar, serta kisah legendaris yang terus hidup di tengah masyarakat.

Nama Ngerong berasal dari kata bahasa Jawa “rong”, yang berarti lubang atau rongga besar yang menjorok ke dalam. Sebutan ini merujuk pada bentuk fisik gua yang memang berupa lubang besar dengan sungai bawah tanah yang mengalir di dasarnya.

Letaknya mudah dijangkau dari pusat Tuban, dan pengunjung sering datang untuk mandi, berdoa, hingga sekadar menikmati kesejukan alamnya.

 

Asal-Usul Goa Ngerong Menurut Cerita Rakyat

Tidak ada catatan resmi tentang kapan gua ini ditemukan. Namun, sejarah Goa Ngerong hidup kuat melalui kisah tutur turun-temurun di masyarakat. Salah satu legenda paling terkenal menyebutkan bahwa gua ini terbentuk karena pertapaan Raden Arya Bangah, seorang tokoh dari Kerajaan Gumenggeng.

Dikisahkan bahwa Raden Arya melakukan tapa brata untuk memohon hujan di masa kekeringan panjang. Dalam prosesnya, ia menggali tanah untuk mencari sumber air, dan secara ajaib dari galian itu keluar air yang deras hingga membentuk aliran sungai bawah tanah. Dari sinilah muncul gua besar yang kini dikenal dengan nama Goa Ngerong.

Ada pula versi lain yang menyebut keterlibatan Putri Kembangjoyo, sosok sakti yang dipercaya menjaga keseimbangan alam gua. Cerita-cerita ini menunjukkan bahwa Goa Ngerong bukan sekadar fenomena alam, melainkan simbol spiritual bagi masyarakat Rengel.


BACA JUGA: Menjelajahi Keajaiban Bawah Tanah: Goa Akbar Tuban, Destinasi Wisata yang Wajib Kamu Kunjungi!

 

Arti Nama dan Keunikan Alam di Dalamnya

Apa Arti Ngerong?

Pertanyaan ini sering muncul dari wisatawan yang baru pertama kali datang. Ngerong berasal dari akar kata “rong”, yang berarti rongga atau lubang besar.

Nama ini menggambarkan bentuk gua yang menyerupai terowongan panjang dengan air jernih di dalamnya. Dalam bahasa Jawa, istilah tersebut juga sering digunakan untuk menggambarkan tempat yang tenang dan tersembunyi.

Pesona Alam dan Ekosistem Gua

Secara geologis, Goa Ngerong terbentuk dari batu kapur tua yang tererosi air selama ratusan tahun. Di dalamnya mengalir sungai yang dapat dilalui dengan perahu kecil sejauh hampir dua kilometer.

Airnya bening dan dingin, mencerminkan kondisi alam sekitar yang masih terjaga. Ekosistem di sekitar gua juga unik. Ribuan ikan tawes, bader, hingga penyu air tawar hidup damai di kolam aliran airnya.

Penduduk setempat percaya bahwa hewan-hewan ini tidak boleh ditangkap atau dibawa pulang karena dianggap penjaga gua. Saat senja tiba, ratusan kelelawar keluar dari mulut gua dan menjadi pemandangan yang sering menjadi momen favorit para pengunjung.

Goa Ngerong Tuban

Mitos dan Ritual yang Masih Dipercaya

Larangan dan Kepercayaan Lokal

Goa Ngerong dikenal dengan berbagai legenda dan pantangan. Salah satu mitos paling kuat adalah larangan menangkap ikan atau kura-kura di dalam gua.

Menurut kepercayaan warga, siapa pun yang melanggar larangan tersebut akan tertimpa musibah. Kepercayaan ini sudah diwariskan selama beberapa generasi dan berfungsi sebagai bentuk kearifan lokal dalam menjaga kelestarian ekosistem.

Selain itu, gua ini juga sering menjadi tempat ngalap berkah, terutama pada hari-hari tertentu yang dianggap keramat seperti Jumat Pahing. Warga datang membawa sesaji atau berdoa untuk memohon keselamatan dan rezeki.

Hubungan Antara Mitos dan Konservasi

Menariknya, mitos-mitos tersebut justru menjadi benteng alami dalam pelestarian Goa Ngerong. Larangan mengambil fauna air secara tidak langsung menjaga keseimbangan ekosistem. Ini menunjukkan bagaimana unsur spiritual dan budaya bisa berjalan seiring dengan upaya konservasi alam.


BACA JUGA: Dulu Pelabuhan Majapahit Kini Pantai Boom Tuban Jadi Wisata Favorit


Kehidupan Sosial dan Ekonomi Warga Rengel

Air dari Goa Ngerong telah menjadi sumber kehidupan bagi warga Desa Rengel sejak dahulu. Selain digunakan untuk mandi dan mencuci, airnya juga mengairi sawah di sekitar gua. Kini, kawasan ini berkembang menjadi objek wisata lokal yang ramai setiap akhir pekan.

Para pedagang makanan, penyewa pelampung, hingga pemandu lokal ikut merasakan manfaat ekonomi dari kunjungan wisatawan. Hal ini menunjukkan bahwa gua tidak hanya bernilai spiritual, tetapi juga memiliki dampak sosial-ekonomi yang signifikan.

Seorang pengunjung bernama Muhammad Efendhi menulis ulasan singkat tentang pengalamannya di sini:

“Tempatnya adem, sejuk, bisa bermain air dan kasih makan ikan.”

Ulasan tersebut menggambarkan suasana alami Goa Ngerong yang menyegarkan sekaligus menenangkan. Tak heran jika tempat ini sering dijadikan lokasi liburan keluarga dan wisata edukatif.

 

Pelestarian dan Tantangan di Era Modern

Di tengah meningkatnya minat wisata, Goa Ngerong menghadapi tantangan baru. Volume pengunjung yang tinggi berpotensi menimbulkan sampah dan kerusakan ekosistem.

Karena itu, pemerintah daerah bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Tuban telah melakukan sejumlah langkah konservasi: mulai dari pembenahan area wisata, edukasi lingkungan, hingga melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaan berkelanjutan.

Selain itu, beberapa komunitas pecinta alam di Tuban juga turut membantu menjaga kebersihan dan kelestarian gua. Masyarakat Rengel memandang gua ini bukan hanya sebagai destinasi, tetapi juga warisan sejarah dan budaya yang harus dijaga bersama.

Vendor Outbound Batu Malang

Menjaga Cerita, Melestarikan Alam

Goa Ngerong bukan sekadar lubang batu berisi air jernih. Ia adalah perpaduan antara sejarah, legenda, dan kehidupan masyarakat lokal yang telah menyatu selama berabad-abad.

Kearifan lokal yang masih dipegang teguh hingga kini menjadi bukti bahwa nilai tradisi mampu menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Mengunjungi Goa Ngerong berarti menyelami kisah masa lalu yang masih bernafas di tengah peradaban modern.

Dengan tetap menjaga kebersihan dan menghormati kepercayaan lokal, kita turut berperan melestarikan salah satu wisata sejarah paling bermakna di Tuban.

 

Sumber Gambar: Goggle Maps

Penulis: Avifa

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *