Destinasi Wisata Sejarah Tuban Paling Populer untuk Liburan Edukatif
Tuban dikenal sebagai kota pesisir yang kaya dengan kisah sejarah dan budaya. Terletak di pesisir utara Jawa Timur, kabupaten ini menyimpan banyak peninggalan kuno Tuban yang menjadi saksi perjalanan panjang peradaban maritim dan perdagangan masa lampau.
Tak hanya dikenal dengan wisata alamnya, Tuban juga
menawarkan berbagai tempat wisata bersejarah yang bisa menjadi pilihan menarik
untuk liburan edukatif. Menelusuri setiap sudutnya seakan membuka lembaran
kisah dari masa kerajaan hingga kolonial.
Dari pantai yang dulu menjadi pelabuhan penting,
hingga gua alami yang menyimpan relief masa lalu, semuanya masih bisa dinikmati
oleh wisatawan masa kini.
1. Pantai
Boom, Pelabuhan Kuno yang Menyimpan Sejarah Besar
Pantai Boom menjadi salah satu ikon utama wisata
sejarah Tuban. Lokasinya hanya sekitar lima menit dari Alun-Alun Tuban,
menjadikannya destinasi paling mudah dijangkau. Dahulu, pantai ini berperan
penting sebagai pelabuhan perdagangan antar-pulau.
Catatan sejarah bahkan menyebut Pantai Boom sebagai
salah satu titik pendaratan pasukan Mongol pada tahun 1293, peristiwa yang
turut membentuk dinamika politik Jawa kala itu.
Kini, kawasan ini sudah tertata dengan baik.
Pengunjung bisa menikmati panorama laut, melihat dermaga tua, atau sekadar
berjalan santai di tepi taman dengan latar tulisan besar “BOOM”.
Sore hari menjadi waktu terbaik untuk berfoto dengan
semburat jingga di langit pesisir utara. Tak heran bila pantai ini sering
disebut gerbang sejarah Tuban.
BACA JUGA: Wisata Religi Ziarah Wali Songo di Tuban, Ini Jalur dan Tata Caranya
2. Museum
Kambang Putih, Arsip Sejarah Tuban dalam Satu Gedung
Tak lengkap rasanya menjelajahi Tuban tanpa mampir ke
Museum Kambang Putih. Berlokasi di Jalan R.A. Kartini, museum ini merupakan
pusat dokumentasi sejarah dan budaya yang menampilkan koleksi arkeologis,
etnografis, serta benda peninggalan bawah laut.
Di sinilah kisah panjang Tuban, dari zaman prasejarah
hingga era kerajaan, terekam dalam berbagai artefak. Beberapa koleksi
unggulannya meliputi jangkar kuno, keramik dari kapal asing, hingga fosil hewan
laut.
Museum ini juga menyimpan catatan perdagangan yang
membuktikan pentingnya Tuban sebagai pelabuhan strategis di jalur laut utara
Jawa. Selain edukatif, tempat ini juga menjadi tujuan populer bagi siswa dan
keluarga.
Pengunjung disarankan mengalokasikan waktu sekitar
satu jam untuk menjelajahi seluruh ruang pameran. Tak heran bila Museum Kambang
Putih disebut sebagai cagar budaya Tuban yang masih hidup hingga kini.

3. Candi Bulujowo,
Jejak Hindu-Buddha di Tanah Pesisir
Beralih ke wilayah barat Tuban, tepatnya di Desa Bulu
Jawa, Kecamatan Bancar, berdiri sisa struktur kuno yang dikenal sebagai Candi
Bulujowo. Situs ini merupakan bukti keberadaan agama Hindu-Buddha di Tuban
sebelum masa Islam.
Meski kondisinya tak seutuh candi besar di wilayah
lain, Candi Bulujowo tetap menjadi tempat wisata bersejarah yang menarik bagi
peneliti dan pecinta sejarah.
Kehadiran candi ini menjadi bukti kuat bahwa wilayah
Tuban pernah menjadi bagian dari jalur budaya dan perdagangan antar-kerajaan di
masa lalu. Dari sini, kita bisa melihat bagaimana jejak kerajaan Majapahit
meninggalkan pengaruh hingga ke pesisir utara Jawa Timur.
Bagi wisatawan yang ingin berkunjung, sebaiknya
membawa air minum dan topi karena area sekitarnya masih berupa lahan terbuka.
Pengunjung juga diimbau menjaga kebersihan dan menghormati situs agar
pelestarian candi tetap terjaga.
4. Goa
Akbar, Keindahan Alam yang Menyimpan Cerita Zaman Dahulu
Terletak di Kecamatan Semanding, Goa Akbar merupakan
gua alami dengan lorong panjang dan formasi stalaktit-stalagmit yang menakjubkan.
Namun yang membuatnya unik bukan hanya keindahan alamnya, melainkan juga nilai
sejarahnya.
Menurut catatan lokal, gua ini dulu digunakan sebagai
tempat persembunyian dan pertemuan tokoh penting pada masa perjuangan.
Nama “Akbar” sendiri diambil dari kisah rakyat
setempat yang menautkannya dengan sosok pemberani masa lalu. Selain itu,
beberapa relief alami di dalam gua sering dianggap menyerupai bentuk manusia
dan binatang, seolah menyimpan rahasia masa silam.
Bagi pengunjung yang datang untuk tujuan edukatif, Goa
Akbar merupakan perpaduan sempurna antara wisata alam dan wisata sejarah Tuban
yang tak terlupakan. Gunakan alas kaki anti-slip dan ikuti jalur resmi
pengunjung demi keamanan.
BACA JUGA: Menjelajahi Keindahan Bawah Tanah: Goa Akbar Tuban, Destinasi Wisata yang Wajib Kamu Kunjungi!
Tips
Menyusun Rencana Kunjungan
- Tur Sehari Penuh: Mulai pagi di
Museum Kambang Putih, lanjut ke Alun-Alun, lalu nikmati senja di Pantai
Boom.
- Tur Sejarah dan Cagar Budaya:
Tambahkan Candi Bulojowo dan Candi Montong untuk pengalaman arkeologis.
- Tur Alam dan Sejarah: Eksplorasi
Goa Akbar di pagi hari dan lanjutkan ke area Montong untuk melihat
peninggalan kuno.
Dengan susunan rencana seperti ini, wisatawan dapat
menikmati kombinasi sejarah, budaya, dan alam dalam satu hari penuh.
Mengapa
Menjaga Warisan Sejarah Tuban Itu Penting?
Setiap batu, prasasti, dan peninggalan yang tersisa di
Tuban menyimpan kisah panjang perjalanan manusia di pesisir utara Jawa. Melalui
wisata sejarah Tuban, generasi muda bisa belajar tentang identitas, toleransi,
dan keberagaman budaya yang membentuk masyarakat hari ini.
Melindungi situs-situs ini bukan hanya soal menjaga
bangunan kuno, tapi juga tentang menghargai cerita di baliknya. Ketika
pengunjung datang dengan kesadaran dan rasa hormat, maka pelestarian sejarah
bisa berjalan seiring dengan perkembangan pariwisata.
Tuban bukan hanya kota tua, tapi juga ruang belajar
terbuka bagi siapa pun yang ingin memahami akar sejarah Jawa Timur. Jadi, saat
berkunjung, jangan sekadar berfoto tapi nikmatilah kisah yang terukir di setiap
sudutnya.
Liburan ke Tuban tak melulu tentang pantai dan kuliner.
Ada warisan sejarah yang menanti untuk dijelajahi. Mulai dari Candi Bulojowo
yang tenang, Museum Kambang Putih yang sarat pengetahuan, hingga Goa Akbar yang
misterius, semuanya menawarkan pengalaman belajar yang berharga.
Dengan menelusuri cagar budaya Tuban, Anda bukan hanya
menikmati perjalanan, tapi juga ikut menjaga masa depan sejarah Indonesia.
Sumber
Gambar: Canva
Penulis:
Avifa