Lebih Dekat dengan Reog Kendang, Jiwa Tulungagung yang Berdenyut dalam Irama
Ketika kita berbicara tentang warisan budaya
Tulungagung, pikiran kita mungkin melayang pada candi-candi batu yang sunyi
atau fosil purba yang membisu. Namun, warisan sebuah daerah tidak hanya terukir
di batu, tetapi juga hidup, berdenyut, dan bergema dalam irama. Di Tulungagung,
denyut itu memiliki nama Reog Kendang.

Ini bukanlah sekadar tarian. Reog Kendang adalah
ekspresi komunal, sebuah narasi tanpa kata yang dibawakan melalui hentakan
kendang yang serempak dan gerakan dinamis para penarinya. 
Jauh dari citra topeng macan raksasa yang dikenal
luas, kesenian ini menawarkan pesona yang sama sekali berbeda, sebuah identitas
artistik yang menjadi kebanggaan sejati masyarakat Tulungagung.
Mari kita selami lebih dalam dunia Reog Kendang,
memahami setiap elemennya, menelusuri filosofinya, dan menemukan mengapa
kesenian ini adalah jiwa sejati dari Tulungagung yang terus hidup dari generasi
ke generasi.
Bukan
Sekadar Tarian: Membedah Elemen-Elemen Reog Kendang

Keunikan Reog Kendang terletak pada perpaduan harmonis
antara musik, gerak, dan formasi yang sarat akan makna.
Gerak Tari
yang Khas: Paduan Kelincahan dan Kekuatan
Gerakan dalam Reog Kendang sangat energik dan dinamis.
Penari, yang semuanya laki-laki, menunjukkan kelincahan luar biasa sambil terus
menabuh kendang yang diikatkan di pinggang mereka. Gerakannya seringkali
jenaka, dengan kepala yang gela-gelo (menggeleng-geleng) dan mata yang
seolah menggoda penonton. 
Namun di balik kelucuan itu, ada kekuatan fisik yang
luar biasa dibutuhkan untuk menari sambil memikul dan memainkan kendang secara
presisi.
Formasi Enam
Penari: Simbolisme dan Makna
Reog Kendang selalu dibawakan dalam formasi enam
orang. Angka ini bukanlah kebetulan. Enam penari ini melambangkan enam patih
(panglima) dari Kerajaan Jenggala yang sedang dalam perjalanan. 
Formasi mereka yang sering berubah-ubah, dari berbaris
lurus hingga melingkar, menggambarkan dinamika perjalanan dan strategi para
patih tersebut. Enam kendang yang mereka mainkan menghasilkan poliritme yang
kompleks dan memukau.
Alat Musik
Kendang: Jantung Irama yang Menghentak
Berbeda dari tarian lain di mana musik dimainkan oleh
sekelompok orang di luar arena, dalam Reog Kendang, penari adalah musisinya.
Kendang menjadi pusat dari segalanya. 
Suaranya yang menghentak tidak hanya mengatur tempo
tarian, tetapi juga menjadi dialog antar penari dan medium utama untuk
berekspresi. Irama yang dihasilkan bisa berubah-ubah, dari cepat dan
membangkitkan semangat, hingga lebih lambat dan penuh perasaan.
Filosofi di
Balik Hentakan: Makna dan Sejarah
Ada beberapa versi mengenai asal-usul Reog Kendang,
namun yang paling populer mengaitkannya dengan kisah dari Kediri dan Jenggala.
Konon, tarian ini menggambarkan perjalanan para abdi dalem (punggawa) Kerajaan
Jenggala yang membawa pesan untuk Dewi Sekartaji di Kerajaan Kediri. 
Ekspresi jenaka dan gerakan dinamis para penari adalah
cara mereka untuk menghibur diri dan menyamarkan misi penting yang mereka
emban.
Baca Juga : Sejarah Goa Ngerong Tuban dan Kisah Legenda yang Masih Hidup Hingga Kini
Secara filosofis, Reog Kendang adalah cerminan
karakter masyarakat Tulungagung: dinamis, humoris, penuh semangat, namun tetap
memegang teguh kebersamaan dan kekompakan. 
Hentakan kendang yang serempak adalah simbol dari
kerja sama dan gotong royong.
Reog Kendang
vs. Reog Ponorogo: Dua Nama, Dunia yang Berbeda
Ini adalah poin penting yang seringkali menimbulkan
kebingungan. Meski sama-sama menggunakan nama "Reog", keduanya adalah
dua kesenian yang sama sekali berbeda.
| Fitur | Reog Kendang (Tulungagung) | Reog Ponorogo | 
| Ikon Utama | Enam penari yang memainkan kendang. | Topeng raksasa Singo Barong dengan dadak merak. | 
| Pemain Utama | Penari kendang (gemblak). | Pembarong (pemain Singo Barong), Jathil, Warok. | 
| Alat Musik | Didominasi oleh kendang yang dimainkan
  penari. | Gamelan lengkap (terompet, gong, kenong, dll). | 
| Cerita | Perjalanan punggawa Kerajaan Jenggala. | Kisah Prabu Kelono Sewandono melamar Dewi
  Songgolangit. | 
| Suasana | Jenaka, dinamis, dan penuh semangat. | Megah, mistis, dan atraktif. | 
Memahami perbedaan ini penting untuk mengapresiasi keunikan Reog Kendang sebagai sebuah warisan budaya takbenda yang otentik dari Tulungagung.
Menemukan
Denyut Kehidupan Budaya Tulungagung
Menyaksikan Reog Kendang secara langsung adalah
pengalaman yang tak terlupakan. Energi para penari, dentuman irama yang seolah
merasuk ke dada, dan interaksi dengan penonton menciptakan suasana yang sangat
hidup.
- Di Mana Menemukannya: Pertunjukan
     Reog Kendang seringkali menjadi bagian dari acara hajatan, perayaan hari
     jadi, festival budaya, atau penyambutan tamu penting di Tulungagung.
     Beberapa sanggar seni lokal juga rutin mengadakan latihan yang terbuka
     untuk ditonton.
- Melengkapi Perjalanan Anda: Bayangkan
     sebuah pengalaman budaya yang utuh. Setelah seharian penuh menyerap
     keheningan dan aura magis peninggalan masa lalu dengan mengikuti itinerary     wisata sejarah di Boyolangu, malam harinya Anda menutup perjalanan
     dengan menyaksikan hentakan dinamis Reog Kendang. Ini adalah cara sempurna
     untuk merasakan dua sisi warisan Tulungagung.
Warisan budaya memang hadir dalam berbagai bentuk. Ada
yang mengajak kita berkontemplasi dalam kesunyian, seperti saat mencoba
memahami misteri Candi Dadi di puncak bukit. 
Ada pula yang mengajak kita untuk bergerak, tertawa,
dan merasakan semangat kebersamaan seperti Reog Kendang.
Bukan
Sekadar Tontonan, Tetapi Identitas
Reog Kendang lebih dari sekadar atraksi budaya. Ia
adalah benang merah yang menghubungkan masa lalu dengan masa kini, sebuah
pusaka hidup yang dijaga dan dilestarikan dengan penuh kebanggaan. 
Ia adalah bukti bahwa warisan terbesar sebuah daerah
tidak selalu berupa benda mati, tetapi bisa berupa irama, gerak, dan semangat
yang terus diturunkan.
Saat Anda berkunjung ke Tulungagung, jangan hanya
mencari keindahan alam atau jejak sejarahnya yang bisu. Carilah denyut
kehidupannya. Carilah pertunjukan Reog Kendang. 
Dengan melakukannya, Anda tidak hanya menjadi
penonton, tetapi juga menjadi saksi dari jiwa sejati Tulungagung yang terus
bergetar dalam setiap hentakan kendangnya. 
Untuk melihat bagaimana kesenian ini menjadi bagian
dari spektrum budaya yang lebih luas, jelajahi panduan utama kami tentang wisata
budaya dan sejarah Tulungagung.
.png)

 
 
 
 
 
